Skip to content
Trinitas: Antara Keesaan Tuhan dan Ketuhanan yang Esa – Relift Media

Trinitas: Antara Keesaan Tuhan dan Ketuhanan yang Esa Bacaan non-fiksi religi

author _James Freeman Clarke_; date _1866_ genre _Religi_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ “Aku tak keberatan doktrin tersebut misterius; aku mempercayai banyak hal yang misterius; tapi aku tak ingin bahasa jadi misterius. Mungkin lebih baik kau gunakan kata Yunani, atau kata Ibrani, atau kata China, dan memintaku untuk percaya ada tiga hipostasis atau tiga prosopa dalam Ketuhanan.” Seksi terakhir Lampiran ini dikhususkan untuk meme­riksa dan mengupas khotbah Dr. Huntington, sejak saat itu telah dicetak, yang membela Trinitas. Jalannya argu­men kita akan sebagai berikut. Kita akan menyampaikan ala­san-alasan yang telah menyebabkan para Unitarian menolak doktrin Trinitas Gereja; juga memeriksa posisi dan argumen Dr. Huntington dalam mendukungnya. Maka, alasan-alasan utama untuk menolak doktrin Trini­tas Gereja, sebagaimana disebutkan oleh para Unitarian, adalah ini:
  1. Bahwa itu tidak diajarkan di manapun di dalam Perjan­jian Baru.
  2. Bahwa setiap pernyataan Trinitas, yang pernah dibuat, adalah (1) Swa-kontradiktif; (2) Tak dapat dimengerti; (3) Tri­teistik; atau (4) Unitarian, dalam bentuk Sabelianisme atau Arianisme.
  3. Bahwa argumen-argumen yang mendukungnya tidak­lah memadai.
  4. Bahwa argumen-argumen yang menentangnya sangat­lah banyak.
  5. Bahwa kebaikan yang dinisbatkan padanya bukanlah miliknya, tapi milik kebenaran-kebenaran yang terletak di bawahnya.
  6. Bahwa keburukan-keburukan besar pada Gereja berasal darinya.
  7. Bahwa itu adalah doktrin filsafat, dan bukan doktrin keimanan.
  8. Bahwa kita bisa menelusuri pembentukan historis ber­tahapnya dalam Gereja Kristen.
  9. Bahwa itu bertentangan dengan kepercayaan pada ketu­hanan nyata Kristus, dan dengan kepercayaan pada kemanu­siaan nyata Kristus; sehingga terus-menerus meruntuhkan keyakinan Gereja terhadap kemanusiaan ilahi Tuhan Yesus Kristus.

Maka, lanjut memeriksa alasan-alasan ini, kita katakan: I. Doktrin Trinitas Gereja tidak dinyatakan di manapun di dalam Perjanjian Baru. Untuk membuktikan ini, berhubung itu dalil penegasian, kita akan perlu menyelusuri seisi Perjanjian Baru. Tapi kita diselamatkan dari keharusan ini oleh fakta bahwa kita memiliki pernyataan tentang poin ini dari salah seorang saksi Dr. Huntington sendiri, dan orang yang paling dia andalkan. Dia mengajukan Neander, sejarawan besar Gereja, sebagai penganut Trinitas (hal. 361), dan sekali lagi (hal. 378), ber­dasarkan kekeliruan yang sejak saat itu telah dia akui dengan terus-terang; dia mengutip Neander berkata, “Ini adalah pasal fundamental dari keyakinan Kristen,” yang mana dia sangkal dalam petikan berikutnya. Namun, sekarang kita panggil Neander untuk memberi kesaksian tak tersangsikan sebagai seorang Trinitarian (dan seorang Trinitarian yang diklaim oleh Dr. Huntington dengan bangga) akan fakta bahwa doktrin Trinitas tidak dinyatakan di manapun di dalam Perjanjian Baru. Inilah yang Neander katakan tentang Trinitas, dalam volume pertama karya besarnya mengenai Sejarah Gereja (halaman 572, terjemahan Torrey): “Sekarang kita lanjut ke doktrin di mana Teisme, dalam kaitannya dengan esensi Kristen yang tepat dan fundamen­tal, atau dengan doktrin penebusan, disempurnakan sesem­purnanya—doktrin Trinitas. Doktrin ini tidak benar-benar ter­masuk ke dalam pasal-pasal fundamental keyakinan Kristen, sebagaimana cukup terbukti dari fakta bahwa itu tidak disebutkan secara tegas dalam satupun petikan Perjanjian Baru; sebab satu-satunya petikan di mana itu disebutkan, petikan berkenaan dengan ketiga [persona] yang memuat catatan, adalah jelas-jelas palsu, dan dalam bentuknya yang tak asli membuktikan fakta betapa asing sandingkata sema­cam itu dari gaya Injil-injil Perjanjian Baru. Di dalam Perjan­jian Baru kita tidak menemukan pasal fundamental lain se­lain pasal yang rasul Paulus bicarakan, sehingga tak seorang­pun bisa meletakkan fondasi lain selain yang diletakkan—anunsiasi Yesus sebagai Mesias.” Dengan sumber ini kita mungkin puas. Tapi Dr. Hunting­ton berbeda dari Neander dalam berpikir bahwa Yesus sendiri menyatakan doktrin Trinitas, dan menyatakannya dengan jelas dan utuh, dalam formula pembaptisan (Matius 28: 19). Dia bilang ini adalah “deklarasi jelas dan utuh akan pasal fundamental kepercayaan Kristen”. Dia bilang, “Sekarang, jika sekiranya, Kristus akan dengan jelas mengumumkan doktrin Kristendom”; dan kemudian dia menyatakan bahwa Kristus, dalam petikan ini, menyuruh Gereja-nya untuk mem­baptis “dalam nama Tritunggal”. Bukan dalam nama Tritunggal tentu saja. Ini adalah asumsi teman kita. Dia mungkin berpikir ini tersirat; bahwa ini pasti tersimpulkan; bahwa inilah yang Kristus maksud; padahal tentu saja itu bukan yang Kristus katakan. Di sini Kristus memberi kita tiga objek pembaptisan, sudah pasti; tapi dia tidak mengatakan bahwa mereka satu. Sejauh mana formula pembaptisan ini merupakan “deklarasi jelas dan utuh” doktrin Trinitas, kelihatannya begini. Doktrin Trinitas menyatakan:
  1. 1. Bahwa Bapak adalah Tuhan.
  2. 2. Bahwa Putera adalah Tuhan.
  3. 3. Bahwa Roh Kudus adalah Tuhan.
  4. 4. Bahwa Roh Kudus adalah persona/oknum, seperti hal­nya Bapak dan Putera.
  5. 5. Bahwa ketiga persona ini membentuk satu Tuhan.
Dari kelima dalil ini, yang kesemuanya esensial bagi dok­trin Trinitas, tak satupun dinyatakan dalam formula pembap­tisan. Kristus di sini tidak mengatakan apa-apa tentang tuhan Bapak, Putera, atau Roh Kudus; tidak mengatakan apa-apa tentang personalitas tiap-tiap mereka; dan tidak mengatakan apa-apa tentang kesatuan mereka. Oleh karena itu, sulit untuk membayangkan bagaimana Dr. Huntington sampai hati menyebut ini perintah untuk membaptis dalam nama Tritunggal. Dr. Huntington menambahkan, “Keyakinan kita terkum­pul pada tiga persona dari satu Tuhan.” Tapi tak ada yang dikatakan tentang tiga persona; tak ada yang dikatakan tentang mereka adalah satu Tuhan. Dia bilang, “Tak ada petunjuk yang disampaikan bahwa terdapat perbedaan fitrah/kodrat, martabat, durasi, kekua­saan, atau kemuliaan, di antara mereka.” Kita mengakui itu, tapi juga mengatakan bahwa tak ada petunjuk akan kesetaraan fitrah, martabat, durasi, kekua­saan, atau kemuliaan, di antara mereka. Terus, ke arah mana argumennya? Di satu sisi, Kristus tidak menyatakan bahwa ketiganya tidak setara atau berbeda; di sisi lain, Dia tidak menyatakan bahwa mereka setara dan sama. Penyimpulan bukti dari fakta ini tampaknya begini: Jika para rasul, ketika Kristus berbicara kepada mereka, sudah beriman penuh pada doktrin Trinitas gereja, fakta bahwa Kristus tidak menging­karinya bakal menjadi argumen untuk mendukungnya; tapi jika para rasul, pada waktu itu, sama sekali tak tahu-menahu tentang Trinitas, maka fakta bahwa Dia tidak menyatakan­nya dengan jelas setidaknya menunjukkan bahwa Dia tidak bermaksud mengajarkannya pada waktu itu. Penyimpulan ini menurut kita sangat sederhana. Tapi Dr. Huntington akan mengakui bahwa mereka (para rasul) tidak tahu doktrin tersebut; sebab dia bilang bahwa Kristus bermaksud meng­ajarkannya kepada mereka pada waktu itu. Kita hanya bisa menjawab: Jika Dia bermaksud mengajarkan doktrin itu, mengapa Dia tidak mengajarkannya? Bahwa kata Trinitas tidak akan ditemukan dalam Per­janjian Baru, dan bahwa itu diciptakan oleh Tertulianus, hal ini perkara yang kurang penting; tapi bahwa doktrin [Trini­tas] sendiri sampai tidak dinyatakan di manapun dalam Perjanjian Baru, kami menganggapnya perkara yang sangat penting. Kita sudah lihat upaya Dr. Huntington untuk me­nunjukkan bahwa itu betul-betul dinyatakan dalam formula pembaptisan telah gagal. Jika tidak dinyatakan di sana, kita berpraduga dia tidak akan berpendapat itu dinyatakan di suatu tempat. Oleh karenanya kita sependapat dengan Neander dalam mengatakan bahwa, entah doktrin itu benar atau tidak, itu tidak diajarkan dengan jelas dalam Perjanjian Baru. Jika diajarkan sama sekali, itu hanya diajarkan secara penyimpulan; dengan kata lain, itu soal penalaran, bukan soal keyakinan. Itu metafisika, bukan agama.
Judul asli : Appendix §5. Defence of the Trinity, by Frederick D. Huntington, D. D.<i=1xZu_B47gomxfcfnJhjLWmp7xUakygBoz 706KB>Appendix §5. Defence of the Trinity, by Frederick D. Huntington, D. D.
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Desember 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Trinitas: Antara Keesaan Tuhan dan Ketuhanan yang Esa

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)