Empat Hakim

Ketika kami menyaksikan orang lalim menindas sesamanya, ketika kami menyaksikan makhluk jahat melawan Tuhan dan manusia baik, dan sadar bahwa menurut undang-undang manusia, penjahat ini bisa lepas dari hukuman, kami memberinya hukuman.
Ketika kami menyaksikan orang lalim menindas sesamanya, ketika kami menyaksikan makhluk jahat melawan Tuhan dan manusia baik, dan sadar bahwa menurut undang-undang manusia, penjahat ini bisa lepas dari hukuman, kami memberinya hukuman.
Hanya ada satu Realitas, dan dunia di sekeliling kita yang terlihat begitu riil tidaklah riil..., dan apa yang kita sebut doktrin Māyā tidaklah lebih dari sebuah upaya untuk menunjukkan betapa mustahilnya dunia lebih dari sekadar “penampakan” yang berbeda dari “Realitas”, yang mana pada hakikatnya hanyalah Brahman.
Untuk menemui Khalifah, dia harus menjadi seorang Tokoh. Tapi ketika para pengawal Khalifah melihatnya dalam jubah merah padam kaya, mereka keliru mengumumkannya sebagai Pembuat Keajaiban Dari Luar Negeri Salju.
Pernyataan ini bakal terdengar dilebih-lebihkan, kalau saja tidak diketahui luas bahwa Jurnalisme Baru senantiasa mengendus skandal-skandal, dan bahwa para perempuan adalah pelayan terbaiknya.
Tidakkah cukup bahwa setiap bulan aku mengalami banyak ketidaknyamanan tak sedap untuk seorang wanita berkualitas, dan bahwa, paling parahnya lagi, menahan salah satu dari dua belas rasa sakit ini per tahun bisa membuatku mati tanpa ada siapapun datang memberitahuku. Taat?
“Dia mendapat liputan suratkabar lebih banyak daripada penjahat jaya manapun. Jadi, jika dia sedang menikmati gelombang publisitas saat ini di sebuah persembunyian, apa yang terjadi kalau kita tiba-tiba menarik semua penyebutan dirinya?”
Peniruan, rasa kasihan, simpati, semua ini adalah penamaan tak sempurna untuk ikatan kesatuan bersama di antara umat manusia—untuk naluri yang menautkan individu-individu dengan badan umum.
Mereka sedang melompat-lompat riang di sekeliling sebuah objek tengah—sebuah salib terbaring. Kepada salib ini sepasang makhluk merah muda—total jadi empat belas—berlutut dan mengayunkan palu atau godam yang terlihat seperti balok, memaku sesosok manusia.
Kaum wanita menuntut kepriaan pada kaum pria. Mereka meminta peragaan kekuatan atau kecerdikan luar biasa. Mereka sudah menanamkan kesadaran pada kaum pria bahwa hidup adalah progresi mental, dan bahwa mentalitas adalah, atau semestinya, salah satu senjata terpenting dalam perlengkapan pria.
“Aku bisa melihat kerajaan Islam sedang berkembang dan kekayaan kaum Muslim diperoleh secara halal. Itulah kenapa aku meminta itu. Jika aku ingin membangun benteng dengan perak dan emasku sendiri, aku bisa saja melakukannya. Aku ingin uang Amirul Mukminin membawa berkah padaku.”
Pikiran manusia masih sangat dikacaukan oleh ketidaksempurnaan kata-kata dan simbol-simbol lain yang dipergunakannya, dan konsekuensi-konsekuensi dari pemikiran kacau ini jauh lebih serius dan luas daripada yang disadari secara umum. Kita masih melihat dunia melalui kabut kata-kata.
Hanya ada satu Realitas, dan dunia di sekeliling kita yang terlihat begitu riil tidaklah riil..., dan apa yang kita sebut doktrin Māyā tidaklah lebih dari sebuah upaya untuk menunjukkan betapa mustahilnya dunia lebih dari sekadar “penampakan” yang berbeda dari “Realitas”, yang mana pada hakikatnya hanyalah Brahman.
Laura membiarkan mata indahnya menyimpang ke arah kumpulan padat itu. Kini setelah dia tahu mereka politisi, dia berkata dalam hati bahwa dia mengenali spesies mereka begitu melihat mereka. “Aku tidak terlalu pandai dengan hal semacam ini,” katanya. “Aku benci politisi.”
Bahwa asap tidaklah wujud, dan bahwa tembok batu adalah wujud, bahwa bulan tidak bisa digapai dengan tangan kita, dan bahwa meja bisa digapai, semuanya merupakan penyingkapan perabaan, dan bukan penyingkapan penglihatan.
Karena terlalu bijak, Cosi-Sancta membuat pecintanya binasa dan suaminya dijatuhi hukuman mati, dan, karena selalu menurut, menyelamatkan hidup saudaranya, puteranya, dan suaminya. Setelah wafat dia dikanonisasi karena telah berbuat begitu banyak kebaikan.
Penyakit ini, yang akan kita namakan Koreomania, seperti kubilang mulanya disebut korea, atau joget Santo Vitus; tapi istilah-istilah ini kini diterapkan, secara tak terpisahkan tapi tak tepat, pada satu penyakit syaraf lain dan benar-benar berbeda.
Bahkan berhala-berhala yang banyak itu tidak memuaskan sifat penyembahan orang Arab pagan. Dia butuh menyembah setiap batu putih dan indah, dan bila mustahil untuk menemukan batu seperti itu, dia, saking primitifnya, menyembah bukit pasir.
Aku dapat katakan bahwa perang dideklarasikan lebih terhadap komunikasi mata-mata ketimbang terhadap mata-mata itu sendiri, sebab tak ada gunanya informasi apa yang berhasil dikumpulkan oleh seorang agen jika dia tak mampu meneruskannya.