Suara Cthulhu
Umat manusia tidak sepenuhnya sendirian di antara makhluk-makhluk sadar di bumi, sebab wujud-wujud berdatangan dari gelap untuk mengunjungi segelintir orang setia.
Umat manusia tidak sepenuhnya sendirian di antara makhluk-makhluk sadar di bumi, sebab wujud-wujud berdatangan dari gelap untuk mengunjungi segelintir orang setia.
Di salah satu tumpukan inilah aku menemukan benda itu. Aku tak pernah tahu judulnya, sebab halaman-halaman pertamanya hilang; tapi itu terbuka di bagian akhir dan memperlihatkan sepintas sesuatu yang membuat panca inderaku oleng.
“Aku tidak mengaku apa-apa,” ralat si tahanan. “Kau menyatakan uang kertas lima puluh dolar yang kau temukan saat menggeledahku adalah palsu. Aku percaya ucapanmu. Tapi jika mereka palsu, aku hanya memberitahumu ada seratus lagi seperti mereka di kamarku di hotel.”
Dengan dahi di kaca, aku asyik meneliti gerombolan itu, ketika tiba-tiba tampaklah sebuah wajah (wajah pak tua jompo, umurnya 65 atau 70-an), sebuah wajah yang menahan dan sekaligus menyerap seluruh perhatianku, lantaran ekspresinya yang betul-betul aneh.
“Akhirnya aku menemukan kewarasan dalam salah satu usulmu. Idemu itu, Tn. Idiot, khas seorang jenius. Aku punya keponakan yang baru lulus kuliah dan tak ada anggota keluarga yang bisa membayangkan apa yang harus dilakukan padanya. Tampaknya dia tidak ahli dalam apapun.”
Kendati pengaruh pers, melalui kemampuannya untuk terus mempertahankan subjek-subjek tertentu di depan pembacanya, telah tumbuh bersama pertumbuhan sumberdaya dan langganannya, cengkeramannya pada kepercayaan populer tak diragukan lagi sudah mengendor selama empat puluh atau lima puluh tahun terakhir.
“Celaka! Tuan,” kata George, sebutir air mata panas besar menyelinap turun ke pipi pucatnya dan jatuh dengan letusan nyaring pada permukaan kaki telanjangnya yang berkutil, “dia hilang di laut dalam badai kencang. Kapalnya karam dua tahun lalu pada masa Natal terakhir, dan ayah karam di saat yang sama.”
“Aku bisa bertransaksi dengan Pers secara adil dan terbuka. Kehancuran politikmu aku tak bisa menolong. Kehancuran finansialmu aku dapat membantumu mengubahnya. Aku menawarimu masa tenggang empat hari, dan selama itu kau sebaiknya menyingkirkan sahammu di Kindersley Shipping Company sebanyak yang kau bisa.”
Jika sedang datang masa ketika tidak akan ada toko penjual buku di negeri ini, ketika semua “kemanisan dan cahaya” terhapus dari kota-kota provinsi kita, kita memang bakal tiba pada keadaan yang buruk. Apakah penjual buku cerdas akan menghilang dari tengah-tengah kita?
Di salah satu tumpukan inilah aku menemukan benda itu. Aku tak pernah tahu judulnya, sebab halaman-halaman pertamanya hilang; tapi itu terbuka di bagian akhir dan memperlihatkan sepintas sesuatu yang membuat panca inderaku oleng.
Di ruangan ini, waktu itu, pada malam itu, kami mencapai kesepahaman. Kami akan mengawali usaha kami sebagai orang berakal sehat. Kami, tentu saja, akan harus meminum seluruh dosis politik—para bos, geng, para pengekor, perintrikan, perdalangan.
Dia membangkitkan sentimen, simpati, harapan, dan ketakutan “subjek”-nya. Dan subjeknya, yang daya kritisnya dininabobokan di bawah pengaruh suatu mimpi indah, menjadi penggemar skemanya. Tak sabar akan hasil, dia lupa memeriksa apakah skema yang diusulkan benar-benar membawa kepada hasil tersebut.
Bukan saja tidak ada penyebutan Perpustakaan Alexandria sedikitpun, atau bahkan perpustakaan apapun di Mesir, tapi juga tuduhan umum itu didahului dengan frasa pengantar ‘ konon ’, yang menghilangkan semua tanggungjawab dari si penulis.
Poin penting bagi propagandis adalah bahwa nilai relatif berbagai instrumen propaganda, dan hubungan instrumen-instrumen itu dengan massa, terus-menerus berubah. Jika dia hendak meraih jangkauan penuh untuk pesannya, dia harus memanfaatkan pergeseran nilai ini begitu itu terjadi.