“Jalan terbaik untukmu adalah menghindari melakukan atau mengatakan apapun yang bisa memberi alasan kepada musuh-musuhmu untuk memfitnahmu. Jika kau membaca telegram ini kau harus mengakui bahwa ayahmu ada di jalan yang salah dan sedang memberi senjata kepada musuh-musuh politiknya untuk menyerangnya.”
Pasukan Turki yang telah mundur ke garis Gaza-Tel el Sheria-Beersheba setelah 15 Maret 1917 terdiri dari unit-unit berikut:
Di Gaza:
Resimen Infantri 79 Divisi 27 dan Resimen 125 Divisi 16.
2 bateri howitzer gunung Austria-Hongaria.
2 bateri meriam lapangan Turki.
1 bateri meriam lapangan 10 cm Jerman.
1 bateri howitzer 15 cm Turki.
2 kompi senapan mesin Jerman dan 5 atau 6 kompi senapan mesin Turki.
Total 3500 senapan.
Di Djenmach:
Divisi Infantri 3 (9 batalion, 6 bateri meriam lapangan, 4 kompi senapan mesin, 1 bateri howitzer lapangan 15 cm).
Total 5000 senapan.
Di Tel el Sheria:
Markas Korps 22, dengan 2 resimen infanteri yaitu Divisi 16 dan divisi artileri.
Total 5000 senapan.
Di Beersheba:
Divisi Kavaleri 3 (tiga resimen).
Total 1500 mandau.
Selain formasi-formasi ini, dua resimen Divisi 53 telah mencapai Ramla.
Dalam laporan resmi yang dipublikasikan oleh Jenderal Murray pada November 1917, dia menyampaikan pasukan Turki yang dipergunakan dalam Pertempuran Gaza pertama sebagai berikut:
Di Gaza:
Divisi 3 dan Resimen Infanteri 2.
24 senapan mesin.
2 bateri berat 150 mm Jerman.
3 bateri howitzer lapangan 105 mm Austria-Hongaria.
5 bateri meriam lapangan.
Total 10.000 senapan.
Di Tel el Sheria:
Divisi Infanteri 16 (6000 senapan, 16 senapan mesin, 4 bateri lapangan)
Divisi Kavaleri 3 (4 meriam ringan, 4 howitzer, 4 senapan mesin)
Di Ramla:
Divisi Infanteri 53.
Di Yerusalem:
Divisi Infanteri 54 dan 67.
Di Haifa:
Divisi Infanteri 27.
Aku bisa sampaikan jaminan sangat pasti bahwa Inggris melihat pasukan itu hanya dalam imajinasi mereka. Jika semua angka untuk pasukan-pasukan Turki yang disampaikan oleh sang Jenderal Inggris adalah seperti itu, Intelijen-nya pasti sudah melayaninya dengan buruk. Seperti kukatakan sebelumnya, pasukan Turki yang mengusir serangan pertama Inggris terhadap Gaza dengan begitu penuh kemenangan terdiri dari 18.000 orang paling banyak.
Menurut laporan Jenderal Murray, AD Inggris tersusun dari pasukan-pasukan berikut:
Di garis pertama (di bawah komando Jenderal Sir Philip Chetwode):
Divisi Berkuda Anzac
Divisi Berkuda Kerajaan, terdiri utamanya dari yeomanri.
Divisi Infanteri 53, beberapa seksi senapan mesin.
Pasukan-pasukan garis kedua terdiri dari:
Divisi Korps Unta, Divisi Infanteri 52 dan 54, artileri berat, dan kompi-kompi senapan mesin, dengan seksi-seksi senapan otomatis.
Menurut angka-angka ini, dalam Pertempuran Gaza pertama Inggris memiliki:
3 divisi infanteri.
3 divisi kavaleri.
Sebuah divisi Korps Unta dan unit-unit AL yang berpartisipasi dalam aksi.
Dengan pasukan-pasukan ini, yang dikomando oleh Jenderal Sir Charles Dobell, Jenderal Murray, Panglima Tertinggi Pasukan Mediterania Inggris, memutuskan menyerang pertahanan Beersheba-Gaza.
Divisi 53, berkekuatan 12.000 senapan, hendak melakukan serangan langsung terhadap Gaza, sementara Divisi Berkuda Anzac, yeomanri, dan satu divisi kavaleri lain hendak mengepungnya dari timur, dan menusuk di antara Gaza dan Djemameh dan akhirnya mengisolasinya sama sekali dengan menutup jalan-jalan keluar utara.
Pasukan-pasukan yang hendak memulai serangan itu mengambil posisi mereka pada malam 25-26 Maret. Pada pukul 8 pagi 26 Maret, kavaleri mengepung Gaza sepenuhnya, dan komunikasi dengan kota itu terputus di setiap tempat.
Pada pukul 10 pagi, sebuah brigade dari Divisi 54 dan beberapa resimen dari Divisi 53 dikirim menyerang Gaza. Dengan begitu, satu setengah divisi, dengan lebih dari dua divisi kavaleri, melawan pasukan kecil Turki berkekuatan 3500 senapan yang menggarnisun Gaza. Berkat heroisme para pejuang pertahanan Turki dan Arab-nya, Gaza bertahan terhadap serangan-serangan musuh selama 24 jam. Para pahlawan ini memperebutkan setiap inchi tanah dengan musuh, dan setiap bukit lepas dan diperoleh kembali dua atau tiga kali.
Pada siang di hari yang sama, Divisi 3 dari Djemameh mendesak maju melawan garda depan Inggris dan, keesokan harinya, segera setelah Inggris mulai merasakan efek pergerakan ini, mereka mundur dalam keadaan kacau-balau. Divisi 16 yang datang dari Tel el Sheria dan Divisi Kavaleri 3 dari Beersheba menambah kekacauan itu.
Di sini aku tak berkinginan masuk ke dalam seluk-beluk berlebihan, tapi aku tak bisa abai untuk menyatakan bahwa, berlawanan dengan pernyataan-pernyataan sang Jenderal Inggris dalam kabar tertulis ofisialnya (kira-kira bahwa bala bantuan tiba pada malam 26-27 Maret), tak seorangpun sampai ke kota itu sebelum pagi 27 Maret, hari di mana Inggris mulai mundur.
Pertempuran Gaza pertama akan memiliki kedudukan tinggi dalam tarikh militer Turki. Berkat perlawanan yang diberikan hari itu oleh segelintir pahlawan, Inggris terpaksa tetap di garis itu dari 27 Maret sampai Oktober 1917—kurun 8 bulan—dan mengisim 9 divisi infanteri, sejumlah divisi kavaleri, dan 2 divisi Korps Unta ke front ini.
Tak diragukan lagi, pejuang pertahanan Gaza paling berani adalah Mayor Hairi Effendi, komandan Resimen Infanteri 125. Perwira hebat ini, yang tetap kalem dan tenang dan berkepala dingin dalam keadaan paling sulit, mengepalai setiap batalion resimennya secara bergiliran, dua kali mengambil kembali bukit terkenal “Ali Mumtar” dari Inggris, dan mempertahankannya pada kali ketiga. Dalam serangan ini Letnan Jerman Cordier, komandan seksi senapan mesin, memperagakan keberanian terhebat, dan, seperti Kapten Ritter von Trushkowsky (komandan bateri Austria-Hongaria), menjumpai kematian sebagai seorang pahlawan dengan senapannya.
Dalam laporan ofisialnya, sang Jenderal Inggris menaksir kehilangan kita adalah 8000 tewas dan terluka. Mencakup koki, pemikul tandu, dll, yang bukan pasukan tempur, seluruh pasukan kami di Gaza tak pernah melebihi angka itu, dan aku tak bisa mengerti bagaimana Jenderal Murray sampai pada angka itu. Faktanya, kehilangan kami adalah:
Perwira, 10 tewas, 12 terluka, 14 hilang.
Prajurit, 276 tewas, 744 terluka, 571 hilang.
Karena kehilangan Inggris diakui 4000, dapat disimpulkan bahwa setiap pejuang pertahanan Gaza telah menewaskan satu tentara Inggris.
Aku meninggalkan Damaskus pada malam 27 Maret, dan pada pagi 28 aku sampai di Tel el Sheria dan kemudian Gaza. Setelah memberi tanda jasa kepada para perwira dan prajurit, aku kembali ke Yerusalem. Dua jam kemudian beberapa porsi Divisi 16 tiba di front. Von Kress, yang mengaitkan penarikan mundur kacau-balau pasukan Inggris dengan demoralisasi, mengusulkan serangan ke sayap mereka dengan pasukan Divisi 3 dan 16. Jika serangan ini sukses, sudah pasti itu bakal sangat menguntungkan untuk kami, tapi jika gagal kami akan kehilangan segalanya untuk pertahanan Palestina dan Suriah di masa mendatang, dan seluruh urusan bakal selesai untuk selamanya. Berhubung eksperimen-eksperimen yang sama beraninya di front-front lain telah mengakibatkan pengalaman yang sangat tak menyenangkan, aku secara pribadi sangat menolak mendapatkan pengalaman demikian di frontku sendiri. Sampai sekarang ini, tujuanku adalah menjauhkan Pasukan Ekspedisi di gurun dari bahaya, tapi setelah aku mundur ke garis Gaza-Beersheba, yang merupakan perbatasan alami antara gurun dan wilayah-wilayah berpenghuni, aku putuskan untuk mempertahankan front itu dan mencegah Inggris menjebol masuk apapun resikonya dengan memusatkan semua pasukan Turki di sana.
Keuntungan terbesar dari posisi ini adalah bahwa itu tidak bisa dibalik, sebab sayap kanannya terletak di laut dan sayap kirinya di gurun.
Terlebih, selama kami mempertahankan pertahanan-pertahanan ini, Inggris terpaksa tetap di gurun, sementara kami berada di sebuah wilayah yang bisa dideskripsikan sebagai ditanami. Pendek kata, selama kami mempertahankan garis Gaza-Beersheba, front Inggris tidak bisa bergabung dengan front Arab.