Skip to content
Beruang Arab – Relift Media

Beruang Arab Cerita fiksi humor

author _Eric St. Clair_; author _Frank Huffman_; date _1957_ genre _Humor_; category _Cerpen_; type _Fiksi_ Untuk menemui Khalifah, dia harus menjadi seorang Tokoh. Tapi ketika para pengawal Khalifah melihatnya dalam jubah merah padam kaya, mereka keliru mengumumkannya sebagai Pembuat Keajaiban Dari Luar Negeri Salju. Memetik kecapinya, ting tang tong, si beruang ber­nyanyi: “Hyena-hyena melolong dekat pohon banyan; (pling ting quang) “Oh, jangan kubur aku di Araby!” (tung ti tong) “Kenapa jangan?” ledek setengah lusin pemalas yang sedang mendengarkan. “Kedengarannya ide bagus.” Mendesah, si beruang menengok sekeliling. Lalu dia men­coba tersenyum cerah. “Apa ada yang punya sekeranjang ular?” tanyanya. Meski begitu, kerumunan langsung bubar. “Aku bisa meramal juga!” panggilnya kepada mereka, tapi tak satupun yang kembali. “Celakalah Baghdad!” dentumnya penuh harap—tapi itu sia-sia. Dia sudah kehilangan pen­dengarnya. Dia selalu kehilangan. Dia membuang pemasukannya minggu ini—satu kancing tembaga dari pakaian unta, dan sesuatu mirip koin, hanya saja itu hancur saat dia gigit. Dia melempar mereka semua. Dengan harapan tinggi dia datang ke Baghdad bersama majikan tercintanya, Mush-Rub Agung! Ah, berkarung-karung emas akan didapat, begitu mereka sampai di tempat Khalifah menggelar istananya! Itu tak berhasil. Mush-Rub langsung ditangkap lantaran mengumpulkan kerumunan jalanan. Para pengawal Khalifah pasti mengira Mush-Rub sedang coba memulai pemberon­takan; di masa itu pemberontakan-pemberontakan berlang­sung tanpa henti. Jadi, Mush-Rub Agung dipenjara, dan harapan si beruang untuk mengumpulkan sekarung emas untuk dilempar ke hadapan Khalifah sebagai tebusan—well, tidak ada harapan sama sekali. Orang-orang tak mau membayar untuk men­dengarnya bernyanyi. Mereka tahu dia tidak lebih peramal dari peramal cuaca. Dan satu-satunya yang dia tahu tentang sekeranjang ular adalah itu biasanya bergeliat-geliut. Dia tidak ingin ular, dan dia juga tidak tahu apa yang bisa dilakukan dengan mereka—tapi Mush-Rub selalu bilang padanya. “Tak ada yang pernah punya sekeranjang ular. Tak usah khawatir. Tapi memintanya akan menghasilkan kesan yang bagus. Kau seperti terdengar tahu sihir.” Si beruang tidak punya sekepingpun koin tembaga untuk tebusan Mush-Rub—dan dia sangat lapar! Tiba-tiba dia me­mikirkan Trik Tali yang dia lihat di Peshawar, dan mulutnya berliur. Si India Peshawar dulu melempar seutas tali ke udara; dia memanjatinya dan terlihat menghilang, lalu dia kembali turun dengan sebuah mangkok kuningan berisi banyak nanas. Nanas! Yum! Dan setelah itu, si beruang bisa menjual mangkok kuningannya. Tapi tidak. Mush-Rub sudah peringatkan dia untuk tidak melakukan bisnis semacam itu. Tapi tetap saja... nanas... Si beruang mengurai gulungan tali yang dia bawa di sekeliling pinggangnya. Dia akan mencoba trik tali; jika dia menderita gara-gara itu, kondisinya tetap tidak akan lebih buruk daripada saat ini, pun tidak Mush-Rub. Dia meng­komat-kamitkan kata-kata yang dia harap digunakan oleh si India waktu itu, dan lantas melempar tali. Itu melayang rapi ke atas sebuah tembok dekat situ, dan menghilang. “Hei!” pekik si beruang. “Tali bagusku!” “Phuuy!” kata sepasang pemalas, yang sedang menonton. Si beruang menunggu sampai hari gelap dan jalan kosong dan kemudian memanjat tembok. Ternyata dia masuk ke semacam halaman belakang di mana seseorang habis meng­gantung cucian seminggu. Dia mencari-cari talinya tapi tak ketemu. Lalu, tanpa sengaja dia melihat salah satu ujungnya bergantung dari dahan pohon dan menyadari bahwa sese­orang telah salah mengiranya sebagai tali jemuran. Dia membuka ujung-ujungnya dan mulai melepas pakai­an-pakaian dari tali. Persis saat dia selesai, dia perhatikan beberapa wanita tukang cuci melihat dirinya dan sedang berdatangan ke arahnya membawa pemukul pakaian. Dia tak menghabiskan banyak waktu untuk bertanya-tanya apa yang akan mereka pukul. Menggulung tali, dia berbalik dan lari. Tapi dia sudah mulai lari sebelum selesai berbalik; akibatnya dia menabrak sehelai jubah merah padam yang bergantung pada sebuah tali lain. Tentu saja dia melihat warna merah, tapi dia lebih takut ketimbang marah. Dia terus berlari sambil mencoba me­muntir jubah itu sampai lepas, tapi semakin dia memuntir, semakin kencang belitannya. Akhirnya dia sampai ke tem­bok, memanjat ke puncaknya, dan jatuh ke sisi lain—dibelit jubah sutera merah padam. Dengan tenang, dia menempuh jalan-jalan sampai tiba di istana Khalifah. Sekarang dia punya jubah kaya untuk dikenakan; dengan itu dia bisa menghadap Khalifah, dan kemudian...well...dia akan memohon kebebasan Mush-Rub. Pasti Khalifah akan mengabulkan... Tapi, untuk menemui Khalifah, dia harus menjadi seorang Tokoh. Tapi ketika para pengawal Khalifah melihatnya dalam jubah merah padam kaya, mereka keliru mengumumkannya sebagai Pembuat Keajaiban Dari Luar Negeri Salju.
Judul asli : The Bear of Araby<i=1oD1pHP2lRQIDRfzINV6SR3XzopssMmH- 448KB>The Bear of Araby
Pengarang : ,
Penerbit : Relift Media, Desember 2022
Genre :
Kategori : ,

Unduh