“Aku ingin meredam ini setenang mungkin sampai aku tahu dengan pasti apakah ini pembunuhan atau bukan. Tentu saja, aku yakin, tapi aku ingin pasti.”

“Aku ingin meredam ini setenang mungkin sampai aku tahu dengan pasti apakah ini pembunuhan atau bukan. Tentu saja, aku yakin, tapi aku ingin pasti.”
Kau bisa perhatikan bahwa dalam ketergesaannya, saat dia menempatkan revolver di tangan mayat agar terlihat sebagai kasus bunuh diri, dia menaruhnya persis sebagaimana dia sendiri mengambilnya dari saku.
Tembakan dilepas dari jarak dekat, tapi tentu saja identitas orang yang dibunuh itu mulanya tak diketahui. Dompetnya hilang dan demikian pula uangnya; hanya beberapa keping koin yang tersisa dalam sakunya.
Saat kau seberangi sungai, jangan langsung pergi ke Seoul, tapi tunggu di pendaratan. Tujuh ekor kuda akan muncul segera, bermuatan keranjang-keranjang jaring, semua berderap dalam perjalanan mereka ke ibukota.
Aku tahu persis di mana aku berada, di kamar yang kutakuti dalam mimpi-mimpiku, tapi ketakutan yang kini menyerbu dan membekukan otakku tidak dapat ditandingi oleh horor yang selalu kurasakan saat tidur.
Dalam kasus ini, fakta-faktanya, jika ditimbang satu-satu, mungkin cocok dengan kematian wajar, bunuh diri, atapun pembunuhan—tapi jika ditimbang bersama, membuktikan pembunuhan.
Bagiku keadaan ini sulit dimengerti, bahwa tanpa terdengar teriakan oleh satupun tamu, pembunuhan dapat dilakukan di sebuah hotel padat di mana kamar-kamar di setiap sisi telah berpenghuni dan orang berlalu-lalang di koridor sepanjang waktu.
Aku tak sanggup berteriak minta tolong, padahal kamar Archie dekat sekali, dan aku tahu teriakan di tengah kesunyian pekat akan membawanya kepadaku. Yang bisa kulakukan hanya menatap, menatap, menatap ke dalam gelap.