Keberatan kaum Yahudi terhadap doktrin Trinitas persona Ketuhanan bukanlah karena itu mengajarkan bahwa jumlah personanya tiga, tapi karena itu mengajarkan bahwa dalam Ketuhanan terdapat kemajemukan persona, yang mereka bilang sama dengan kemajemukan Tuhan.
Lima Keberatan Utama kaum Yahudi Modern terhadap Kemesiasan Yesus dan agama Kristen: Keberatan ke-5.
Keberatan
Doktrin Trinitas persona Ketuhanan dalam Kristen sama dengan pengakuan akan kemajemukan Tuhan, yang bertolak belakang dengan seluruh tujuan agama yang diajarkan oleh Musa.
Jawaban
Keberatan kaum Yahudi terhadap doktrin Trinitas persona Ketuhanan bukanlah karena itu mengajarkan bahwa jumlah personanya tiga, tapi karena itu mengajarkan bahwa dalam Ketuhanan terdapat kemajemukan persona, yang mereka bilang sama dengan kemajemukan Tuhan. Nah, jika bisa dibuktikan dengan jelas (aku yakin itu bisa dan aku pikir itu akan terbuktikan) bahwa kemajemukan persona dalam Ketuhanan diajarkan oleh Musa, di samping oleh Yesus, maka kaum Yahudi harus mengakui doktrin ini cocok sempurna dengan doktrin keesaan/ketunggalan Tuhan; atau, jika karena alasan itu mereka akan menolak agama Yesus, mereka karena alasan yang sama harus menolak agama Musa juga. Musa, dalam riwayatnya tentang penciptaan manusia, memberitahu kita, Kejadian i. 26, bahwa Tuhan berfirman, “Marilah kita membuat manusia dalam citra kita, menurut keserupaan kita”; nah, mode bicara ini hanya bisa diterangkan dengan salah satu dari tiga cara berikut: dengan menduga (1) itu diucapkan oleh Tuhan dalam gaya bermartabat ala raja, atau (2) itu ditujukan oleh Tuhan kepada para malaikat kudus, atau (3) itu ditujukan oleh salah satu persona Ketuhanan kepada persona-persona lainnya. Tapi kata-kata ini tidak diucapkan oleh Tuhan dalam gaya bermartabat ala raja.
1. Sebab absurd untuk menyangka Tuhan berbicara dalam gaya raja, sementara Dia tidak bertindak dalam karakter raja, tapi karakter pencipta semesta, dan sebelum ada raja atau bahkan manusia di dunia untuk melahirkan gaya bicara demikian.
2. Sebab bukan kebiasaan para raja untuk berbicara dalam gaya bermartabat ini, baik sebelum zaman Musa, sebagaimana tampak dari tanya-jawab Abraham dengan Abimelekh, raja Gerar (Kejadian xx), ataupun di zaman Musa sendiri, sebagaimana tampak dari tanya-jawabnya dengan Firaun, raja Mesir (Keluaran v-ix); ataupun selama beberapa ratus tahun setelah kematian Musa, sebagaimana terbukti dari dekrit-dekrit dan pernyataan-pernyataan para raja Babilonia dan Persia (Daniel iii, iv, dan vi, dan Ezra i, iv, vi, dan viii), yang di kalangan mereka kita menyangka akan menemukan gaya bermartabat ini, tapi yang semuanya berbicara dalam bilangan tunggal; “aku Nebukadnezar, aku Darius, aku Artaxerxes”.
3. Sebab bakat bahasa Ibrani tidak akan memperkenankan mode bicara ini; dan karenanya, di dalam semua Kitab Ibrani, tidak akan ditemukan satupun contoh satu orang berbicara tentang dirinya sendiri dengan kata kerja orang kesatu jamak, sebagaimana נעשה (“mari kita menciptakan”).
Judul asli | : | Five Principal Objections of the Modern Jews: Objection V<i=1jOnKEDcg4roRJIsHtHYAAcbpQhfrLec5 332KB>Five Principal Objections of the Modern Jews: Objection V (1813) |
Pengarang | : | H. B. |
Penerbit | : | Relift Media, Desember 2023 |
Genre | : | Religi |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |