Skip to content
Keesaan: Tantangan Mesias Kristen Menghadapi Yudaisme Yahudi dan Islam Arab – Relift Media

Keesaan: Tantangan Mesias Kristen Menghadapi Yudaisme Yahudi dan Islam Arab Bacaan non-fiksi religi

author _M. R. Miller_; date _1848_ genre _Religi_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Fakta yang menurut kita terlihat sangat menentang Yudaisme adalah bahwa keturunan Ismail sudah jauh melampaui keturunan Ishak dalam menyebarkan ke seluruh dunia doktrin-doktrin dan kewajiban-kewajiban yang kini kaum Yahudi anggap paling penting. Selama berabad-abad kaum Yahudi sungguh konsisten dalam berpandangan bahwa doa mesti dialamatkan kepada Tuhan saja. Penyembahan santo di Gereja Katolik telah menyediakan untuk mereka salah satu argumen terkuat kontra Kristen, dan penyembahan Yesus Kristus adalah kebe­ratan terhadap kita. Jika mereka dibingungkan oleh fakta bahwa beberapa doa mereka dialamatkan kepada malaikat, mereka siap untuk menjelaskan bahwa Tuhan sendiri sebe­tulnya dan pada hakikatnya adalah objek penyembahan ini. Mereka menghadirkan banyak alasan mengapa mereka tidak bisa berdoa kepada Malaikat perjanjian, yang, harus mereka akui, sering diberi nama-nama dan sifat-sifat Tuhan yang paling istimewa. Ketika mereka melihat nama JEHOVAH diberikan dengan sangat jelas kepada Malaikat ini, mereka menjelaskan bahwa makhluk di sini, sebagai seorang pelayan atau petugas, menyandang nama tuannya. Adalah panda­ngan para penafsir mereka bahwa ketika Tuhan menolak untuk pergi bersama Israel ke tanah yang dijanjikan, dan menawarkan untuk mengutus malaikat ini, Musa menolak untuk pergi dengan kondisi tersebut, mendorong pergi si malaikat, dan berhasil mendapatkan kehadiran Tuhan sen­diri. Mereka bilang malaikat ini, yang didorong pergi semasa Musa hidup, datang kembali sebagai kapten pasukan Tuhan di masa Yosua. Oleh karena itu dalam ibadah mereka, mereka sangat konsisten tidak memberi tempat pada si malaikat perjanjian lama yang tidak disambut ataupun kepada Yesus Kristus, rasul dan imam perjanjian baru. Yudaisme bahkan tidak mengakui penyembahan Roh Kudus Tuhan, karena ia menganggap ini pasti suatu produksi Tuhan atau emanasi dari Tuhan. Pasal yang menyatakan bahwa hukum yang kita pegang sekarang disampaikan mula-mula oleh Musa tidak dipan­dang dalam pengertian yang sama persis oleh semua penaf­sir Yahudi. Sebagian memberi penekanan besar pada pernya­taan bahwa setiap ayat dari Lima Kitab, termasuk keterangan tentang kematian dan penguburan Musa dan suksesi Yosua, bahwa bahkan setiap kata ditulis oleh Musa. Pernyataan bahwa orang Kanaan ada di tanah itu dan beberapa perka­taan dan pernyataan lain yang tampaknya berasal dari peri­ode sesudah era Musa dijelaskan sebagai ditulis oleh Musa dalam semangat nubuat. Aben Ezra, sebaliknya, berpikir bahwa 12 ayat terakhir dari Pentateukh ditulis oleh Yosua. Semua berpikir, ayat yang menyatakan bahwa di Israel tak pernah muncul nabi yang lebih besar daripada Musa ditulis dalam semangat nubuat, dan bahwa itu mungkin dibuat pada periode berikutnya. Pasal-pasal yang menyatakan bahwa Musa adalah bapak dan atasan semua nabi dan bahwa hukum Musa senantiasa tetap berlaku seperti semua meru­pakan prinsip-prinsip fundamental di dalam doktrin justifi­kasi hukum yang disampaikan dalam surat terdahulu. Meng­harapkan justifikasi dan kehidupan abadi dari hukum ini, orang Yahudi konsisten menisbatkan pada nabi-nabi berikut­nya kedudukan bawahan berupa perawi hukum, dan meman­dang mereka sebagai bergerak mengitari pusat cahaya dan atraksi Musaik yang agung. Orang Yahudi sangat berhati-hati untuk tidak membiarkan Musa dipimpin oleh para nabi, atas alasan mustahilnya justifikasi hukum, menuju domain rahmat pengampunan, menuju imamat yang lebih ampuh dan harapan pasti akan kehidupan abadi. Adalah keberatan yang sering dilontarkan kepada Kristen bahwa tak seorang­pun nabi bisa lebih besar daripada Musa. Yudaisme tidak menyematkan nilai penting yang sama pada doktrin Mesias seperti yang Kristen sematkan. Ia tidak memandang Mesias sebagai benih dijanjikan, benih dari wanita, yang akan menaklukkan ular lama; sebagai satu-satunya Juru Selamat manusia dari kedosaan abadi dan ke­matian. Menurut keberatan-keberatan terhadap ke-Mesias-an Yesus yang disampaikan barusan, kita dapat menyatakan, sebagai argumen Yudaisme kontra Kristen yang paling kom­prehensif dan memuaskan, bahwa Yesus Kristus tak pernah menempatkan kaum itu dengan aman dan jaya di tanah mereka sendiri, melanggengkan ibadah dan keagungan kuil, mengangkat Israel di atas semua bangsa lain, dan mengkon­versi bangsa-bangsa ini ke dalam akidah Unitarian sempurna Israel. Yudaisme memandang Kristen sebagai musuh dan perusaknya, ketimbang sebagai pemulihnya. Argumen tak tersangkal terhadap Kristen yang ditampilkan dalam karak­ter-karakter hidup di hadapan kita adalah bahwa Kristen mengajarkan kepada kita bahwa ibadah Tuhan di New York dapat sama sempurnanya dengan di Yerusalem, dan bahwa itu tidak menuntut kewajiban membawa kurban kita setiap tahun ke bukit Zion. Saat membaca khotbah kepala Rabbi Jerman kota ini, di mana dia melukiskan zaman Mesias ketika hukum akan menyebar dari Zion dan ketika semua bangsa akan pergi ke kenduri-kenduri dan diajari oleh kaum Yahudi, aku memutuskan untuk mengirim surat kepadanya perihal itu. Aku meminta perhatiannya ada fakta-fakta seperti berikut ini: bahwa American Bible Society sudah menerbitkan lebih dari 5 juta Alkitab dan Perjanjian; bahwa British and Foreign Bible Society telah menyebarkan berjuta-juta Alkitab ke seluruh dunia; bahwa jauh di selatan, di kepulauan maritim, di mana beberapa tahun sejak kegelapan paganisme paling buruk menyelubungi, kini ribuan anak kecil setiap Sabbat membaca pelajaran kebenaran suci yang per­tama kali disampaikan di kenduri-kenduri Yahudi; bahwa orang yang telah menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa China barangkali telah berbuat lebih banyak untuk menyebar­kan agama Abraham ke seluruh dunia dibanding semua orang Yahudi Rabbinik sejak masa Kristus. Aku membuat pernyataan-pernyataan ini untuk meyakinkan dia, jika mung­kin, bahwa kita tak usah mencari-cari hukum di antara reruntuhan tua kuil; bahwa itu sudah menyebar dari Zion, dan kini sedang terbang dengan sayap-sayap angin ke ujung-ujung bumi. Dia tak pernah menjawab suratku. Aku hampir tidak bisa berharap atau memintanya untuk menjawab, dan aku merasa wajar untuk memohon padanya agar membaca teliti, semata-mata sebagai kebaikan khusus dan sikap me­rendah. Jawaban paling mungkin darinya adalah begini: fakta tak disukai bahwa orang Kristen di beberapa tempat sedang berusaha memasok kaum Yahudi dengan Alkitab Ibrani tidaklah cukup untuk meyakinkan dia bahwa tiga oknum kita adalah satu Tuhan. Perihal subjek penting ini, kita biarkan kaum Yahudi berbicara sendiri. Berikut ini adalah tukilan dari Catechism-nya Plessner. “Apa tanda-tanda zaman menjelang kedatangan Mesias? “Semakin terperosoknya agama dan penghormatan terha­dap hukum dan terhadap orang-orang yang alim tentang Tuhan, meningkatnya keangkaraan, pelanggaran hukum secara terbuka dan tak tahu malu; sesudah ini, kemunculan tak lazim penyakit yang menyapu manusia, kecemasan batin, penindasan pasca perubahan dan organisasi baru di dunia moral dan politik, hampir sama di dunia spiritual, dan kembalinya nabi Elia/Ilyas. “Apa yang diberikan sebagai tanda-tanda zaman kemun­culan dan amal Mesias? “Kebahagiaan jasmani dan rohani, dan kebahagiaan ini, dalam pengertian tertinggi, akan menyatakan kehadirannya. Sebagai contoh: kedamaian umum di dunia, kebangkitan agama secara tiba-tiba, kebungkaman nafsu-nafsu, umur panjang luar biasa, berkah besar pada industri, kedekatan Tuhan dan intuisi (anschauung) terhadap-Nya, penjelasan hakiki untuk fenomena-fenomena terpenting di alam dan kehidupan, yang sebelumnya tak bisa dijelaskan, terutama pengungkapan misteri-misteri Kitab suci, pengakuan dan pemuliaan umum terhadap Israel yang sampai sekarang dipandang rendah, sebagai kaum yang Tuhan telah angkat untuk tujuan paling mulia dan yang di dekatnya Dia kini menampakkan diri—khususnya perbaikan kaum ini, pemba­ngunan kuil, kebahagiaan sempurna jiwa. “Tapi Yudaisme mengajarkan dua Mesias? “Tak diragukan lagi, begitulah yang diajarkan oleh sebuah Aggadah dalam Talmud; dan alasan untuk ini sebagian adalah pembagian kaum ini ke dalam dua porsi, Efraim dan Yudah, dan sebagian adalah amal rangkap Mesias di dunia spiritual dan dunia fisik. Selain itu, orang-orang bijak kita sendiri memberikan isyarat-isyarat yang menunjukkan hanya satu Mesias, tapi dalam dua wujud. “Kitab suci membuat kedatangan zaman besar ini atau terlebih kesegeraannya bergantung pada apa? “Itu bergantung pada pertobatan dan reformasi kita menurut bukan saja para Talmudis dan para nabi, tapi bahkan Musa.” Durjana, durjana Israel! Kau sungguh kutukan untuk dunia. Lihatlah selama hampir 2.000 tahun setelah waktu yang ditunjuk dalam janji, kau dengan dosa-dosamu sendiri telah menghalangi kedatangan Mesias, dan menahan kami, orang-orang non-Yahudi malang dan buta, yang kepada per­hatian spiritual tertingginya Tuhan telah menitipkanmu, dalam semua kejahatan dan malapetaka pemberhalaan dan penumpahan darah. Dan kini kau berani bersungut terhadap kami, kalau-kalau, dalam kegilaan putus asa kami, kami mengambil anak-anak kecilmu dan melempar mereka kepada kematian di depanmu! Ribuan kami setiap hari berdoa dengan perasaan terdalam, untuk tersebarnya berkah-berkah sang Mesias; tapi ketidaklayakanmu selalu membuat surga di atas kami ini menjadi besi, dan seluruh agama kami menjadi delusi.
Judul asli : Mission to the Jews; Modern Judaism: No. III. Articles of Faith<i=1Kfn7p-1WONlpAfEKgvs1fY2SYxbpAjsg 283KB>Mission to the Jews; Modern Judaism: No. III. Articles of Faith
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, November 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Keesaan: Tantangan Mesias Kristen Menghadapi Yudaisme Yahudi dan Islam Arab

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)