Skip to content
Media Sebagai Penghasut Perang – Relift Media

Media Sebagai Penghasut Perang Bacaan non-fiksi jurnalisme

author _Upton Sinclair_; date _1919_ genre _Jurnalisme_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Ketika kau membaca pernyataanku bahwa “Raksasa Bisnis mementaskan pertempuran pura-pura sesekali, untuk membuat masyarakat berpikir mereka mengendalikan pemerintah”, sudah pasti kau tersenyum—menganggapnya sebagai kelincahan seorang radikal. Apa suara moral di kantor institusi-institusi [pers] “piaraan” ini? Deskripsi terbaik yang kutahu tentang bagian dalam suratkabar semacam itu ditemukan dalam se­buah artikel “The Blue Pencil”, karangan Maxwell Anderson, yang dipublikasikan dalam “New Republic” 14 Desember 1918. Jelas bahwa Tn. Anderson pernah bekerja di kantor suatu suratkabar; dia tidak menyebut nama, tapi teksnya meng­indikasikan kotanya adalah San Fransisco. Nama si pemilik imajiner adalah H. N. De Smith, dan jika kau familiar dengan urusan San Fransisco, kau tak harus seorang penyihir untuk menebaknya. Tn. Anderson melukiskan satu persatu staf koran ter­sebut: redaktur pelaksana, asisten redaktur pelaksana, re­daktur kota, pemeriksa naskah, reporter, kritikus drama, seniman, desainer, pesuruh naskah. Setiap orang ini adalah budak dengan rantai di lehernya; setiap mereka ini paham dengan jelas bahwa fungsinya dalam kehidupan adalah untuk mengabdi pada kejayaan tuan pemiliknya. Mereka berpikir tak baik tentang Hank De Smith; mereka berbicara olok-olok tentang tamannya, kebi­jakan-kebijakannya, dan banyaknya minuman yang dia habiskan dalam sehari. Tapi mereka menaatinya. Ter­tempel di depan setiap orang adalah jadwal prasangka terketik, yang dikenal secara teknis sebagai daftar jadah, dan terdiri dari nama orang-orang yang tidak boleh diberi publisitas gratis. Di sini semua tokoh radikal dan pengusaha yang menolak beriklan di koran ini dikumpulkan dalam cercaan bisu abadi.
“Mengacu pada Pedagang “Naskah apapun yang memuat nama: ..., ..., ..., ... “Nama-nama yang Tidak Boleh Tampil Dalam Tajuk Utama: ..., ..., ..., ... “Gunakan Gelar ‘Tn.’ “Hanya sehubungan dengan H. N. De Smith.” Mereka tidak tahu kedengkian membara atau ambisi tersendat apa yang mungkin ada di balik katalog rancu ini. Tapi ketika De Smith ini membeli seberkas saham amal, sudah pasti mereka memuat tajuk-tajuk utama di seluruh halaman judul kedua untuk memberitahu kota tentang itu. “Terpuji Hank, yang darinya semua berkat meng­alir,” ejek si Texas jangkung dan berat dengan serius.
Dan berikut ini adalah asisten redaktur pelaksananya; aku sudah mewawancarai redaktur pelaksana seperti ini bukan satu kali, tapi lima puluh kali; dan tak hanya di San Fransisco, tapi di puluhan kota Amerika lain:
Dia tajam dan bijaksana, sebagaimana kau temukan ketika pertama kali mendengarnya menelepon Henry N. De Smith untuk menanyakan keputusan. Perbuatan demikian jarang sekali diperlukan. Asisten redaktur pelaksana tahu prasangka dan kelemahan si pemilik karena sudah lama bergaul dengannya. Dia menguasai pengetahuan paling esensial tentang apa yang boleh dicetak dalam koran, dan apa yang bakal berbahaya jika diketahui publik. Di bawah kehati-hatiannya ter­dapat persoalan besar kebijakan umum, arah opini di kota di jalur-jalur paling menguntungkan untuk ke­tenaran dan kekayaan tuannya. Yang tidak mengenak­kan untuk teman atau pengiklan tidak boleh tampil. Baginya tak penting bahwa, mengingat kondisi-kon­disi demikian, iklan menjadi semacam pemerasan sah, sebab akalnya tidak selaras dengan getaran moral halus.
Seperti itulah San Fransisco; dan agar kau tak mengira itu prasangka, atau anomali, datanglah ke Chicago dan tengok sepintas bagian dalam “Chronicle”, yang diungkapkan dalam sebuah buku pengakuan, “The Career of a Journalist”, karangan William Salisbury:
Bukan urusan mudah juga untuk menjadi Pemeriksa Naskah di “Chronicle”. Di samping simpanan penge­tahuan rerata Pemeriksa Naskah yang banyak, orang harus hampir hafal nama-nama 16 korporasi yang padanya sang pemilik, Walsh, berkepentingan, misal­nya bank-bank dan perusahaan-perusahaan trem dan gas dan kontraktor. Dia juga harus tahu nama-nama orang terkemuka yang Tn. Walsh sukai atau tidak sukai, untuk memperlakukan mereka sesuai itu. Kekeliruan dalam hal-hal demikian bakal jauh lebih cepat mendatangkan pesan telepon dari kantor bank Tn. Walsh untuk pergantian staf dibanding kesalahan lain.
Pernyataan di atas mungkin terasa ekstrim; tapi aku ragu apakah ada kantor suratkabar di Amerika di mana hal-hal seperti ini tidak terjadi. Mungkin ada suratkabar-suratkabar yang pemiliknya menahan diri kuat-kuat untuk tidak meng­gunakannya sebagai sarana glorifikasi pribadi; mungkin ada suratkabar-suratkabar yang tidak memberi perhatian khu­sus pada pidato-pidato pasca makan malam sang pemilik, dan pada acara-acara ramah-tamah yang berlangsung di rumah sang pemilik. Tapi adakah koran yang tidak menun­jukkan pertimbangan untuk rekan-rekan dan teman-teman akrab sang pemilik. Suatu kali aku kebetulan duduk di se­buah kamar hotel bersama seorang miliarder yang ditangkap dan besar kemungkinan akan menjalani sepuluh tahun penjara. Para kerabat orang ini tergolong penguasa kota, dan aku dengar dia menghampiri telepon dan menghubungi para kerabatnya, dan menasehati mereka bagaimana mendekati suratkabar-suratkabar, dan persis instruksi apa saja yang harus diberikan; keesokan pagi aku lihat instruksi-instruksi itu diikuti oleh suratkabar-suratkabar. Pernahkah seseorang memegang posisi eksekutif di sebuah suratkabar di Amerika tanpa menyaksikan insiden semacam ini? Kesaksian yang tersedia tidak hanya berasal dari para radikal dan “penggali kotoran”. Berikut ini seorang redaktur paling konservatif, Hamilton Hold, dalam bukunya, “Commercialism and Jour­nalism”, menyebutkan “sebuah harian tertentu yang redak­turnya baru-baru ini bercerita padaku bahwa di atas mejanya terdapat daftar sepanjang tiga kaki berisi orang-orang ter­kemuka yang namanya tidak boleh disebutkan dalam koran­nya”.
Judul asli : The War-Makers<i=1GsVwsmScbquD0-MMnyg7r0KdIZrlQNaP 294KB>The War-Makers
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Agustus 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Media Sebagai Penghasut Perang

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)