Gerombolan-gerombolan submanusia akan berbuat apa saja dalam upaya mereka untuk meruntuhkan dunia cahaya dan pengetahuan, untuk membawa apokalips kepada semua kemajuan dan pencapaian manusia. Tujuan mereka satu-satunya adalah menciptakan gurun tandus dari bangsa atau ras apapun yang bersinar.
Selama ada manusia di muka bumi, pergulatan antara manusia dan submanusia akan menjadi kebiasaan historis; pergulatan yang dipimpin Yahudi terhadap umat manusia, sejauh kita bisa menengok ke belakang, adalah bagian dari perjalanan alami kehidupan di planet kita. Kita bisa yakin dengan kepastian penuh bahwa pergulatan hidup dan mati ini merupakan hukum alam di samping sebagai pergulatan sebuah infeksi untuk merusak tubuh yang sehat. (Heinrich Himmler, 1935)Sebagaimana malam naik melawan siang, terang dan gelap selamanya bertentangan. Begitu pula, submanusia adalah musuh terbesar bagi spesies dominan di muka bumi, umat manusia. Submanusia adalah makhluk biologis, dibikin oleh alam, yang memiliki tangan, kaki, mata, dan mulut, bahkan sesuatu mirip otak. Meski demikian, makhluk buruk ini hanya setengah manusia. Walaupun ia memiliki wajah menyerupai manusia, submanusia adalah lebih rendah dalam skala spiritual dan psikologis daripada binatang apapun. Di bagian dalam makhluk ini terdapat nafsu-nafsu liar dan tak terkekang: kebutuhan tiada henti untuk menghancurkan, dipenuhi dengan keinginan-keinginan paling primitif, kekacauan, dan kekejian berhati dingin. Seorang submanusia dan tidak lebih! Tidak semua orang yang tampak manusia adalah manusia. Celakalah dia yang melupakan itu! Setiap kreasi, ide, dan ekspresi artistik besar di planet ini dihasilkan oleh manusia riil. Manusia sejati inilah yang berpikir untuk menemukan dan menciptakan. Baginya hanya ada satu tujuan: Melapangkan jalan menuju bentuk eksistensi lebih tinggi, memberi bentuk pada kenihilan tak berujung, membuat kemajuan dalam pencarian licin akan perbaikan berketerusan. Demikianlah kebudayaan berkembang. Sebagaimana bajak, perkakas modern, dan konsep tungku dan rumah membantu membentuk masyarakat manusia dan menciptakan keluarga, kaum, dan negara; begitu pula umat manusia harus menjadi baik dan besar, naik lebih tinggi di atas semua makhluk hidup lain. Tinggal di alam Tuhan! Namun, di samping manusia tinggal submanusia. Submanusia ini membenci semua yang diciptakan manusia. Submanusia ini selalu membenci manusia, dan selalu diam-diam berusaha mengakibatkan kejatuhannya, awalnya seperti pencuri, kemudian seperti pembunuh kurang ajar. Submanusia bersatu dengan sebayanya. Seperti binatang di antara binatang, tak pernah mengenal damai atau tenang. Submanusia tumbuh dalam kekacauan dan kegelapan, dia takut pada cahaya. Makhluk-makhluk submanusia ini tinggal di tangki-tangki septik, dan rawa-rawa, lebih menyukai neraka bumi daripada cahaya matahari. Tapi di rawa-rawa dan tangki-tangki septik ini submanusia menemukan pemimpinnya—Sang Yahudi Abadi! Si Yahudi memahami keinginan dan kebutuhan makhluk sesamanya. Kaum Yahudi berusaha menyelewengkan dan memanipulasi horor ketidakmanusiawian ini sampai mereka terkerahkan menuju satu tujuan bersama dalam penghancuran manusia sejati. Seawalnya sejak penghancuran bangsa Persia, Yahudi telah mengagungkan sifat destruktif ini. Bahkan menghormatinya dan mendeklarasikan hari raya Purim yang merayakan pembunuhan massal terorganisir terhadap 75.000 orang Arya Persia, yang mati sebagai korban kebencian dan kejahatan Yahudi. Bahkan saat ini Yahudi dunia masih mengagungkan tindakan mengerikan ini sebagai hari raya keagamaan terbesarnya. Terdapat kebencian abadi submanusia terhadap manusia; mereka dengki kepada karakter manusia yang bersih dan mulia. Jadi mereka mencoba menghancurkan apa yang mereka benci; dan dari gurun-gurun luas dan stepa-stepa tak berujung mereka telah mengumpulkan kaum Hun mereka, yang para pemimpinnya, Attila dan Jenghis Khan, menyergap peradaban barat seraya membawa kekerasan, api, dan kematian ke setiap bagian Eropa yang mereka datangi. Gerombolan-gerombolan submanusia akan berbuat apa saja dalam upaya mereka untuk meruntuhkan dunia cahaya dan pengetahuan, untuk membawa apokalips kepada semua kemajuan dan pencapaian manusia. Tujuan mereka satu-satunya adalah menciptakan gurun tandus dari bangsa atau ras apapun yang bersinar dengan kreativitas, kebaikan, dan keindahan. Satu-satunya tujuan submanusia adalah kekacauan. Jadi selama bermilenium-milenium, hukum alam ini, konflik antara manusia dan anti-manusianya (submanusia), telah berlangsung. Lagi dan lagi seorang Attila baru dan seorang Jenghis Khan baru muncul di gerbang-gerbang Eropa mencoba mendatangkan malapetaka dan kehancuran pada manusia dan kreasi-kreasinya. Tapi hari ini Bolshevisme adalah si Attila baru, personifikasi gerombolan submanusia dan kekuatan penghancurannya! Tapi Bolshevisme bukanlah fenomena masa kita saja, bukanlah produk era modern. Pun Bolshevisme tidak berevolusi dalam kerangka sejarah manusia. Bolshevisme setua Yahudi itu sendiri! Lenin dan Stalin hanyalah dua orang yang mempersiapkan jalan untuk gerombolan baru ini! Peringatan: mengandung konten bersifat rasial, vulgar, kejam, dan kasar; baik teks maupun gambar.
Judul asli | : |
The Subhuman Der Untermensch<i=18ZfPi3-t6ZNt8hjp-3VA9ilQg0UMy_7R 1.9MB>The Subhuman<br/> Der Untermensch (1942) |
Pengarang | : | Heinrich Himmler |
Penerbit | : | Relift Media, Juli 2023 |
Genre | : | Politik |
Kategori | : | Nonfiksi, Pamflet |