Skip to content
Empat Strategi Cerdik Kerajaan Bisnis Dalam Menguasai Pers, Politik, dan Publik – Relift Media

Empat Strategi Cerdik Kerajaan Bisnis Dalam Menguasai Pers, Politik, dan Publik Bacaan non-fiksi jurnalisme

author _Upton Sinclair_; date _1920_ genre _Jurnalisme_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Mereka lantas mengubah seluruh psikologimu—segala yang kau percayai tentang kehidupan. Kau mungkin akan keberatan dengan itu, jika kau sadar; tapi mereka bekerja begitu halus sampai-sampai kau tak pernah mengira apa yang sedang terjadi padamu! Aku belajar bahasa Latin di perguruan tinggi selama lima tahun, dan dari studi ini aku memetik selusin sajak Latin. Salah satunya dari Virgil: “Bahagialah dia yang belajar mengetahui penyebab hal-hal.” Kata-kata ini mene­tap dalam pikiranku, merangkum tujuan kehidupan intelek­tualku: Tidak berpuas diri mengamati fenomena-fenomena, tapi mengetahui apa makna mereka, bagaimana mereka sampai demikian, bagaimana mereka dapat dipandu dan di­kembangkan, atau, jika buruk, dapat ditiadakan. Aku tidak bakal repot-repot menulis sebuah buku untuk mengatakan kepada pembaca: Aku sudah dipersekusi selama 20 tahun oleh Jurnalisme pelacur. Yang aku hendak katakan adalah: Pelacuran Jurnalisme disebabkan oleh faktor anu dan anu, dan dapat diobati dengan perubahan anu dan anu. Amerika adalah salah satu dari lima benua dunia, boleh jadi yang terkaya dari lima benua dalam hal sumberdaya alam. Sepanjang jejak sejarah, antropologi dan bahkan zoo­logi ke belakang, sumberdaya alam ini telah menjadi objek pergulatan kompetisi. Selama empat ratus tahun terakhir pergulatan ini ditahbiskan oleh undang-undang dan diku­duskan oleh agama-agama manusia. “Setiap orang berusaha menyelamatkan diri sendiri,” kita bilang, dan, “tidak meng­acuhkan orang lain.” “Anjing makan anjing,” kita bilang. “Atasi orang lain atau mereka akan mengatasimu,” kita bilang. “Bisnis adalah bisnis,” kita bilang. “Dapatkan barangnya,” kita bilang. “Uang bicara,” kita bilang. “Dolar yang Maha Kuasa,” kita bilang. Jadi, dengan seribu kejenakaan pribumi, kita orang Amerika memperjelas sikap kita terhadap sumberdaya alam benua kita. Sebagai hasil dari empat abad bersikap begini, yang di­tahbiskan oleh hukum dan dikuduskan oleh agama, pada awal abad 20 ini kontrol kolektif kekayaan Amerika terletak di tangan kira-kira sekodi individu berpengaruh. Kita di Amerika menyebut raja-raja baja dan baron-baron batu bara, lord-lord gandum, kayu, minyak, dan kereta api, dan boleh jadi berpikir kita sedang menggunakan metafora; tapi fakta sederhananya adalah orang-orang yang kita sebutkan itu menduduki di dunia industri persis kedudukan yang sama dan mengisi persis peran-peran yang sama sebagaimana di dunia politik diisi oleh Raja Louis, yang berkata, “Aku adalah Negara.” Kekuasaan kekayaan terpusat yang memerintah Amerika ini dikenal dengan banyak nama. “Wall Street”, “Bisnis Besar”, “Perserikatan”. “Sistem”-nya Lincoln Steffens, “Pemerintahan Siluman”-nya Woodrow Wilson, “Kerajaan Bisnis”-nya And­rew Carnegie, “Plutokrasi”-nya para populis. Itu sudah dijadi­kan tema dalam begitu banyak oratori kampanye sampai-sampai di lingkaran-lingkaran berbudaya, membicarakannya dalam tanda kutip, dengan siratan kelakar dan skeptis, di­anggap pantas; tapi fakta sederhananya adalah kekuasaan ini telah mengendalikan kehidupan publik Amerika sejak perang sipil, dan saat ini lebih besar daripada sebelumnya dalam sejarah kita. Satu perbedaan antara Kerajaan Bisnis dan Kerajaan Louis adalah bahwa yang pertama eksis berdampingan de­ngan demokrasi politik. Untuk menjaga demokrasi politik ini tetap tunduk pada tujuan-tujuannya, otokrasi industri me­melihara dan mensubsidi dua mesin politik yang bersaingan, dan sesekali mementaskan pertempuran palsu wah, me­nyumbang jutaan dolar untuk dana kampanye kedua pihak, membakar ribuan ton api merah, mengalirkan jutaan rim propaganda koran dan miliaran kata pidato. Orang-orang tertarik pada pertempuran palsu ini—tapi semua orang ber­akal sehat mengerti bahwa ke arah manapun kontes diputus­kan, bisnis akan terus bisnis, dan uang akan terus bicara. Jadi kita dalam posisi untuk memahami fakta-fakta yang disajikan dalam buku ini. Jurnalisme adalah salah satu alat dengan mana otokrasi industri mempertahankan kontrolnya atas demokrasi politik; itu adalah propaganda hari demi hari dan antar-pemilu, dengan mana pikiran masyarakat dibuat tetap rela, sehingga ketika puncak pemilu datang, mereka pergi ke tempat pemungutan suara dan memberikan suara untuk salah satu dari dua kandidat pengeksploitasi mereka. Bukan secara hiperbolik dan meremehkan, tapi secara har­fiah dan dengan presisi ilmiah, kita mendefinisikan Jurnal­isme di Amerika sebagai bisnis dan praktek penyajian berita hari ini untuk kepentingan privilese ekonomi. Suratkabar modern adalah institusi yang sangat mahal. Sudah berlalu hari ketika seorang pemilik percetakan desa bisa menyetel mesin cetak tangan dan mencetak berita pernikahan anak perempuan pandai besi kampung dan pesta kebun Christian Endeavor Society, dan karenanya membuka jalannya sebagai seorang jurnalis. Dewasa ini orang-orang menginginkan berita jam terakhir dari medan tempur atau ruang dewan. Jika mereka tidak mendapat­kannya dalam koran lokal, mereka mendapatkannya dalam “ekstra” dari kota-kota besar, yang dilempar dari kereta ekspres cepat. Lisensi yang memberi hak kepada sebuah koran atas berita dari seluruh dunia ini sangatlah mahal; di kebanyakan kota besar dan kota kecil, itu merupakan mono­poli kuat. Kau tak mampu membayar layanan ini dan men­cetak berita ini, kecuali jika kau memiliki oplah besar, dan untuk itu kau butuh mesin cetak rumit dan mahal, bangunan besar, staf-staf sangat terlatih. Sesekali kau menjalankan agensi periklanan dan layanan ketenagakerjaan publik; kau memberikan piknik untuk para bocah pengantar koran, menginvestigasi kondisi di rumah sakit kabupaten, meng­galang dana sumbangan untuk monumen Para Pahlawan Kita di Prancis. Dengan kata lain, kau akan menjadi institusi besar dan kompleks, berjuang siang dan malam mempe­rebutkan perhatian publik, mengadu otak kompositmu de­ngan otak komposit lain dalam pergulatan menarik sen-sen rakyat. Sesekali, tentu saja, kau adalah institusi yang berjalan di bawah sistem kapitalis. Kau mempekerjakan ratusan, mung­kin ribuan, pria, wanita, dan anak-anak. Kau menggaji me­reka di bawah hukum upah besi, mengoperasikan mereka di bawah aturan “tidak mengacuhkan orang lain”. Kau memiliki mandor dan manajer dan direktur, persis seolah-olah kau pabrik baja atau pabrik batu bara; kau juga memiliki polisi dan detektif, hakim dan pengadilan dan sipir, tentara dengan senapan mesin dan kelasi dengan kapal tempur untuk me­lindungimu dan kepentinganmu—persis sebagaimana kom­ponen-komponen lain dalam sistem predator di mana kau adalah bagiannya. Dan tentu saja kau memiliki psikologi kapitalis; kau me­milikinya lengkap dan jelas—kau bagian paling hidup dari sistem itu. Kau tahu apa yang berlangsung jam demi jam; kau lebih sadar kelas, lebih siaga terhadap makna peristiwa-peristiwa ketimbang siapapun di komunitas kapitalis itu. Kau tahu apa yang kau mau dari para budak upahmu, dan kau pastikan mereka “memenuhi harapan”. Kau tahu apa yang kau sediakan kepada para pengiklanmu, dan syaratmu ada­lah “kas bersih”. Kau tahu di mana kau mendapatkan uang­mu, “kredit”-mu; jadi kau tahu “Daftar Orang Penting” di Amerika, kau tahu siapa yang harus dipuji dan siapa yang harus dibenci dan ditakuti.
Judul asli : The Brass Check – A Study of American Journalism, Part II. Explanation, Chap. XXXV-XXXVIII, XL-XLIV<i=1bbB-ggEHm_secpDbuqrET16g681IrrnK 719KB>The Brass Check – A Study of American Journalism, Part II. Explanation, Chap. XXXV-XXXVIII, XL-XLIV
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Mei 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Empat Strategi Cerdik Kerajaan Bisnis Dalam Menguasai Pers, Politik, dan Publik

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)