Para Muslim itu menyerang mereka, dengan penuh keberanian dan tekad besar, tapi tanpa disiplin. Mereka tidak memiliki pemimpin, bahkan tidak pemikul panji, karena gubernur sudah pergi melarikan diri ke kota Carmona, meninggalkan mereka tanpa dukungan.
Kabar kemunculan armada majusi Bangsa Nordik—semoga Allah melaknat mereka—dari Mediterania di lepas pantai barat Andalus pada masa amir Abdul Rahman bin al-Hakam, dan serangan mereka terhadap rakyatnya dan kerusakan besar yang mereka lakukan terhadap kota-kotanya dan kaum Muslim, dan bagaimana amir datang menolong mereka dan membawakan perbaikan, dan apa yang terjadi pada saat serangan itu, sejauh yang kita bisa ketahui, sebab pengetahuan penuh hanya milik Allah, Yang Maha Mulia.
Ahmad bin Muhammad al-Razi mengatakan:
“Pada akhir tahun 229 H/844 M, kapal-kapal Bangsa Nordik, yang dikenal di Andalus sebagai majusi, muncul di lepas pantai barat Andalus, mendarat di Lisbon, titik masuk pertama mereka ke tanah-tanah terlarang. Hari itu Rabu, hari pertama Dzulhijah (20 Agustus) tahun itu, dan mereka tetap di sana tiga belas hari, dan selama itu mereka melakukan tiga pertempuran dengan Muslim. Selanjutnya, mereka pergi ke Cádiz dan setelah itu ke Medina Sidonia. Di sana pertempuran dengan Muslim terjadi, di mana Lubb bin Musa hadir, setelah menerima surat jalan dari amir Abdul Rahman. Dia sudah menerima sebuah surat dari Wahabillah bin Hazm, gubernur Lisbon, yang memberitahunya bahwa di hamparan pesisirnya muncul 54 kapal majusi, dengan 54 kapal kecil dan awak mereka, dan bahwa amir langsung mengirim surat ke para gubernur wilayah-wilayah pesisir agar mereka siaga.
“Pada Rabu, setelah malam keempat belas bulan Muharram tahun 230/1 Oktober 844, kapal-kapal Bangsa Nordik berhenti di Sevilla, yang tak memiliki pertahanan. Hari itu mereka menjarah semua yang mereka bisa, memanfaatkan kelengahan penduduknya. Begitu kabar tersebut sampai ke telinganya, amir Abdul Rahman langsung mengirim kavaleri ke sungai, dipimpin oleh Abdullah bin Kulaib, Muhammad bin Sa’id bin Rustum, dan Abdul Wahid bin Yazid al-Iskandarani. Mereka mengambil tempat di Aljarafe dan berkemah di sana. Kemudian mereka diperkuat oleh Abdullah bin al-Mundhir dan Isa bin Shuhaid dengan serombongan orang yang telah bergabung dengan mereka. Mereka mengirim surat ke para gubernur, meminta agar mengumumkan seruan angkat senjata kepada kaum Muslim untuk menghalau para tiran tak terduga ini, karena sudah ada preseden serangan tak beralasan dari mereka terhadap suatu wilayah yang tak punya pertahanan. Orang-orang berkumpul dari segala sisi dan bersatu di Kordoba. Mengepalai mereka adalah kasim Abu al-Fath Nasir, kesayangan amir Abdul Rahman, yang bergegas pergi dengan banyak sekali orang dan unjuk kekuatan yang sangat besar.
“Sementara itu, Bangsa Nordik—semoga Allah melaknat mereka!—telah tiba, kapal demi kapal, dan menduduki kota Sevilla. Mereka menghabiskan tujuh hari di sana, membunuhi pria-pria dan memperbudak wanita-wanita dan anak-anak, sampai para panglima tiba dan bentrok dengan mereka lagi dan lagi, mengakibatkan semakin banyak korban, hingga angka kematian mulai berpengaruh pada mereka dan menjadi jelas bahwa mereka sudah dikalahkan.
“Pertempuran paling besar terhadap mereka terjadi pada Rabu, ketika tersisa lima malam bulan Safar di tahun 230/11 November 844 di desa Tejada, dekat Sevilla. Allah menghancurkan banyak dari mereka dan mereka mati di sana, dan 30 kapal mereka dibakar dan banyak korban tewas digantung dari tiang-tiang dan yang lain dari batang-batang pohon palem Sevilla. Sejak hari mereka memasuki Sevilla dan menguasai penduduknya hingga hari kekalahan mereka dan kepergian terakhir para penyintas adalah 40 hari. Allah mematikan pemimpin mereka dan mengurangi jumlah mereka dan kabar kemenangan dikirim ke provinsi-provinsi, tak hanya di Andalus, tapi juga kepada para amir Berber di pesisir Afrika Utara, kepada Aflah bin Abdul Wahhab, penguasa Taher dan klien Umayyah, dan kepada yang lain. Mereka dikirimi kepala-kepala si pemimpin dan dua ratus paladinnya. Allah menenangkan gejolak Andalus, yang merinding karena kekurangajaran terhadap penduduknya dan tantangan terhadap kekuasaannya, dan menghilangkan ketakutannya.”
Judul asli | : | The Viking Attack on Seville<i=1kbSB88LCWfsY2EU8HEOPVy5wLIVog0PK 364KB>The Viking Attack on Seville (Abad 11) |
Pengarang | : | Ibnu Ḥayyān al-Qurṭubī |
Penerbit | : | Relift Media, Desember 2022 |
Genre | : | Sejarah |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |