“Dengar. Dalam samaran ini aku harus kerja cepat. Jika aku pergi tiba-tiba, radiolah kementerian dalam negeri dengan set gelombang pendekmu—dalam kode—bahwa aku dalam perjalanan di atas pesawat pinjaman.”
Dalam kasus monokel misterius ini agen rahasia 7B-3X jadi tahu bagaimana rahasia AL dikirim ke musuh lewat surat.
“Kita sudah uji surat-surat keluar kalau-kalau ada tinta siluman tapi tak temukan apapun. Dan saat ini kita punya gadis mata-mata, N2-4A, di markas musuh, tapi mereka terus-terusan tahu rencana kita. Jika kau tak bisa pecahkan ini, kita tenggelam!”
“Baiklah, Laksamana, aku akan ke sana malam ini.”
“Aku akan pakai riasan dalam perjalanan.”
“Semua siap, pak.”
“
Well, aku sudah berubah banyak, pilot?”
“Kau seperti orang lain, tentu saja. Dan sudah hampir waktunya kau loncat.”
Dia mendarat hati-hati di belakang perbatasan.
“Kuharap tak ada yang lihat parasutnya turun. Tapi aku takkan peduli soal itu dan pergi ke markas AD mereka sore ini.”
“Hei, kau! Kau pikir mau ke mana?”
“Hei, aku cuma datang kalau-kalau ada sedikit pekerjaan menjahit untukku dari para perwira.”
“Akhirnya, ada perwira seukuranku. Akan kuikuti dia ke markasnya.”
“Bisa kita bertemu empat mata, kolonel? Aku bawa pesan—dari seorang nyonya.”
“Hah? Oh, dari seorang nyonya! Ah, ya, masuklah, kawan.”
“Duduk dan diam, kolonel. Senapan ini dipasangi peredam, kau bisa lihat sendiri.”
“Tenang. Suntikan kecil di leher ini hanya akan membuatmu tidur beberapa jam.”
“Aww!”
“Dengan seragamnya, kurasa aku akan cukup mirip dengan orang ini untuk bertahan.”
Cepat-cepat dia "merias diri" untuk menyerupai kolonel.
“Kuharap kau tidur nyenyak di lemari dinding ini, kolonel—oh, oh! Ada yang datang!”
“Apa bapak mau makan malam di sini atau di mess perwira?”
“Kau boleh sajikan di sini.”
Samaran 7B-3X mengecoh ordonan kolonel.
“Kuharap bapak tidak lupa untuk pergi ke tempatnya Jenderal Wergus malam ini.”
“Aku akan ke sana, dan aku tak butuh kau lagi malam ini, ordonan.”
“Selamat malam, jenderal. Pestamu meriah juga.”
“Selamat malam, kolonel. Anggap seperti di rumah. Aku akan bicara padamu nanti.”
“Aku akan mengintip ke kantor pribadi jenderal—ah, ini pasti nyonya mata-mata kita, N2-4A, sedang mengintip kecil-kecilan.”
“Ooh!”
“Tenang! Apa kau sudah temukan sesuatu? Aku 7B-3X, dan kau—”
“Aku N2-4A. Aku pikir jenderal dapat satu pesan lagi hari ini, tapi aku tak bisa temukan apapun tentang itu.”
“Dengar. Dalam samaran ini aku harus kerja cepat. Jika aku pergi tiba-tiba, radiolah kementerian dalam negeri dengan set gelombang pendekmu—dalam kode—bahwa aku dalam perjalanan di atas pesawat pinjaman.”
“Baik—shh! Aku dengar langkah kaki!”
“Harrumph! Apa-apaan ini?”
“Ah—em—kami ingin berduaan, jenderal.”
“Oh, tentu saja, ha! ha! Tapi aku harus mengganggu, kalau nyonya mengizinkan.”
“Ini surat dari ibukota musuh, melalui sebuah negara netral. Ini tentang meriam baru yang mereka miliki. Dengarkan, aku akan membacanya.”
“Tapi, pak, ini cuma gosip tentang rheumatik bibimu Minnie, dll. Tak ada tentang meriam di sini.”
“Ha! Ha! Nak, itulah rahasia departemenku! Aku akan jelaskan nanti.”
