“Aku...mendapati ternyata pasukan komunis tak bisa ditaklukkan! Aku...ingin mendesak kawan-kawanku sesama Amerika untuk menyerah dengan perang tak berguna ini! Aku...berbicara setulus hati...”
Perang di Korea telah mencetak pahlawan dari banyak orang yang tadinya biasa saja! Salah satu dari mereka adalah Mayor Paul Dekkers, jago udara top AS—yang mengadu akal dan peluru dengan musuh paling licik yang pernah Amerika hadapi! Kisahnya adalah epik spionase yang mendebarkan dan menggetarkan—epik yang akan membuatmu bangga sebagai orang Amerika!
Di markas besar intelijen militer AS di Korea Selatan...
“Tapi jenderal, kenapa mengirimku untuk misi spionase? Aku pilot jet, bukan mata-mata!”
“Aku tahu, Mayor Dekkers. Tapi kau juga pilot jet top Amerika! Dan itulah kenapa kau satu-satunya orang untuk misi ini!”
“Pesawat tempur dan pesawat pengebom kita mengalami kekalahan berar di atas Lembah Singnam di Korea Utara—tak satupun pesawat mampu menembus konsentrasi masif tembakan anti-pesawat yang dikendalikan radar itu! Kaum Merah pasti sedang melindungi sesuatu yang vital di area itu—dan kami percaya itu adalah persediaan bom atom buatan Soviet!”
“Ada jaringan gua di dinding-dinding lembah baratlaut, dan di situlah bom-bom-A mungkin disimpan! Tapi kita harus tahu pasti sebelum meluncurkan rudal dari unit-unit AL kita di lepas pantai—kita hanya punya lima rudal, dan tak boleh meleset! Dan kau satu-satunya orang yang bisa mendapatkan informasi yang harus kita miliki!”
“Kalau begitu, pak, akan kulaksanakan apapun yang kau katakan!”
“Bagus! G-2 telah mengembangkan rencana berdasarkan pengetahuan psikologis bagaimana akal komunis bekerja—dan ini dia...”
Esok paginya, di ruang operasi sebuah lapang udara PBB di Korea Selatan...
“Itulah apel untuk penerbangan hari ini, kawan-kawan! Aku akan memimpin kalian seperti biasa—tapi ingat aku akan mengambil resiko yang tak pernah diambil pilot waras manapun! Aku ingin ditembak jatuh hari ini—tapi aku tak ingin satupun dari kalian mengikutiku jatuh!”
