Skip to content
Kamar Tengah – Relift Media

Kamar Tengah Cerita fiksi misteri

author _Henry De Vere Stacpoole_; date _1918_ genre _Misteri_; category _Cerpen_; type _Fiksi_ Tak ada perabot di dalamnya, bahkan tidak bangku berkaki tiga, dan kerénya tertutup, tapi seberkas sinar matahari masuk lewat sisi keré dan di sana, di tengah-tengah lantai, duduk seorang pria tua kecil berpakaian ala seratus tahun lampau. Apakah semua makhluk hidup terwakili dalam ras manusia, sampai-sampai kita menemukan manusia hiu—atau paling tidak manusia bernaluri hiu—manusia kungkang, manusia kucing, manusia harimau, dan sebagainya? Aku yakin Le Brun yang memulai ide ini, dan aku anggap itu ada sangkut-pautnya dengan kasus Sir Michael Carey, dari Carey House, dekat Innis Town, di pesisir barat Irlandia. Aku mau tanya satu hal lagi sebelum melanjutkan ceritaku: Andaikata seorang manusia mengalah pada naluri alaminya dan menarik diri dari dunia, akankah dia berkembang, atau justru merosot, sepanjang naluri utamanya? Siapa yang tahu? Aku cuma tahu bahwa Sir Michael, pembangun rumah yang menyandang namanya itu, dikenal seratus tahun silam di kalangan kaum tani buta huruf sebagai “si laba-laba”; bahwa setelah dijuluki demikian lantaran mentalitasnya dan kepribadian umumnya, dia hidup sebatang kara di rumahnya bagaikan laba-laba di sudut suram; bahwa, menurut legenda, iblis datang dan membawanya pada suatu malam gelap, tak menyisakan secarik bajunya atau sepotong tulangnya; dan bahwa arwahnya diyakini menghantui Carey House dan desa sekeliling sejak saat itu. Kerabat terdekat, Tn. Massy Pope, mencoba tinggal di rumah itu. Tiba-tiba dia pergi lantaran situasinya yang “sepi” dan berhasil menyewakan tempat itu, beserta hak menembak dan hak memancing, kepada seorang pria Inggris berkepala dingin bernama Doubleday. Doubleday tidak percaya hantu dan tidak peduli dengan hantu, burung berkik adalah hewan buruannya dan jagonya; dia tukang minum dua botol—waktu itu tahun 1863—dan kalaupun bertemu hantu lewat jam sepuluh malam, dia hampir tidak akan melihatnya, atau jika melihatnya, tidak akan peduli. Tapi para pembantunya yang jadi masalah. Suatu hari mereka semua berhenti sekaligus; mereka berkepala panas dan rentan dan mereka punya alasan yang sangat kuat. Beberapa tahun berlalu dan cerita si kerabat, sebagaimana disampaikan padaku oleh Micky Feelan suatu hari saat pergi menembak, adalah sebagai berikut: “Ketika Tn. Doubleday sudah pergi, tuan, rumah jadi kosong, mencemarkan desa sejauh bermil-mil, tak satupun pria mau masuk ke tanahnya untuk memerangkap kelinci, tak satupun wanita memasuki pintu-pintunya untuk mengangkat jendela, dan Tn. Pope menghamburkan uang untuk mengiklankannya. Begitulah orangnya, dia takkan kempes karenanya, bergulung dalam kekayaan, tak peduli apakah itu disewa atau kosong, tak bernilai sepeser pun, tapi kebohongan takkan kempes karena­nya—seperti kuda yang tak mau melompati parit, maka dia meligasnya balik dan mencoba lagi dan membuat kepalanya berbuih keringat—menghamburkan uang untuk iklan sampai tahu-tahu dia dapat tanggapan dari sebuah keluarga bernama Leftwidge. “Orang Dublin mereka itu, punya toko sembako di jalan tua Fishamble Street. Jumlah mereka selusin, kebanyakan anak kecil dan seorang gadis belia berkepala merah yang mengerja­kan masak-memasak. Dua puluh pound setahun adalah uang sewanya, kudengar, dan mereka hidup terutama dengan meme­rangkap kelinci, para bocah memancing, bahan pangan datang dari toko di mana si bapak renta terpaku bekerja dengan pelindung tulang keringnya sementara sisanya mencari udara segar di pedesaan. “Demi Tuhan, mereka sekerumun hantu! Mereka tak begitu peduli soal hantu-hantu mengesot ke sana kemari tanpa sepatu atau kaos kaki dan bocah-bocah nakal itu membunuhi ayam-ayam betina dengan tongkat dan katapel dan menjahati anak-anak desa seperti bangsa Indian Merah, aib negara ini. “Norah Driscol adalah nama gadis belia berkepala merah itu dan berkali-kali ibuku melihatnya dengan celemek di atas kepalanya yang menggeleng-geleng dan menangis karena perlakuan para bocah itu dan kelakuan menyusahkan dari sisanya; mereka kurang-lebih selusin, berbaris seperti pipa-pipa orgel, mulai dari Micky si sulung dengan tinggi enam kaki dan setipis pipa gas, sampai Pat si bungsu yang tidak sampai setinggi lututmu.
Judul asli : The Middle Bedroom<i=1AqXltqMOpnD9vKj7eMUJfikyYBxu7Fpr 241KB>The Middle Bedroom
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Juni 2020
Genre :
Kategori : ,

Unduh