Penulisnya, yang sadar akan pertalian antara bangsa Babilonia dan bangsa Ibrani, mungkin merujuk pada tokoh yang sama sebagaimana pengarang Kitab Kejadian dalam menyebutkan “manusia pertama”. Nyatanya, kutukan Babilonia tiada lain hanya gaung kutukan yang dijatuhkan terhadap Adam Ibrani.
Bahwa ras-ras Kulit Cokelat menyusun populasi-populasi yang tersebar luas di Asia dan Eropa pada waktu persebaran anak-cucu Nuh, hal itu tampaknya sebuah kesimpulan yang terbuktikan tanpa bisa diprotes secara layak. Aku menyangka penilaian para antropolog masih akan mengumumkan mereka sebagai pra-adamit. Keempat ras Kulit Hitam harus dianggap sebagai pra-nuhit, berdasarkan semua bukti yang menyangkut zaman ras-ras Kulit Cokelat, bersama dengan bukti tambahan yang akan kusodorkan bahwa mereka bahkan keturunan pra-adamit.
Ketika kita renungkan ras-ras Kulit Hitam dalam ekspresi umum mereka, mereka tampak sangat terpisah dari umat manusia selebihnya. Dalam karakteristik anatomis, fisiologis, dan psikis mereka, kita hampir tak bisa mengatakan bahwa terdapat basis simpati dan keserupaan insani yang mendalam di antara mereka dan kita; tapi ini begitu tertutupi oleh detil-detil menonjol eksistensi dan hidup mereka sampai-sampai kesan pertama tetap tidak terhapus, bahwa mereka ini adalah makhluk-makhluk yang praktisnya aneh bagi citarasa kita, mode pemikiran kita, dan fitrah kita. Aku mau mengklaim untuk ras-ras ini semua karakteristik, hak, dan tanggungjawab yang berkaitan dengan umat manusia; tapi aku tidak akan berpura-pura mengabaikan jurang etnis yang memisahkan mereka dari massa umat manusia Nuhit. Tersendiri dalam warna, wajah, dan inteligensia relatif mereka, mereka juga tersendiri dalam posisi geografis mereka. Terkurung selama tak terhitung berabad-abad di pedalaman benua-benua luas dan tak tertembus, rasanya seolah-olah Alam, yang sadar akan keasingan mereka yang tak terobati, berpuas diri menggembala mereka di kawasan-kawasan di mana mereka takkan pernah berbaur dalam keributan dan perselisihan pergumulan kemasyarakatan dan kebangsaan. Ketika kita pertimbangkan apa yang sudah umat manusia capai, ras-ras sederhana ini tak pernah memasuki pemikiran kita. Mereka belum menulis sejarah; mereka belum mencapai hasil apapun untuk direkam oleh sejarah. Ribuan tahun hidup mereka sunyi, gelap, dan hampa; tak sedikitpun gema generasi sebelumnya turun kepada pemahaman kita. Jika kita mendengar apapun tentang masa lalu mereka, itu melalui studi-studi ras Kulit Putih. Jika kita mengurai misteri migrasi mereka, afinitas mereka, atau asal-usul mereka, itu dengan mempelajari karakter zoologis mereka dan sisa fosil mereka, sebagaimana kita menyelidiki sejarah alami kuda atau babi. Terlepas dari semua yang mereka telah capai, planet ini akan tetap dalam keliaran dan kekasaran Alam. Semua yang telah mereka raih akan sudah meninggalkan benua-benua kita dalam kondisi di mana benua-benua itu adalah rumah Brontotherium, Sivatherium, atau Coryphodon zaman Tersier pertengahan dan awal. Pemutusan yang memisahkan kebuasan, kelambanan, kelembaman, dan kebodohan dari energi gigih, intelek mengkilat, dan aspirasi-aspirasi yang menjangkau langit yang telah menjadikan planet kita tempat kediaman peradaban, seni, dan sains, adalah pemutusan yang menjangkau ke belakang lebih dari beberapa abad, lebih dari beberapa generasi, dan pasti berawal-mula di abad-abad sangat lampau, dan di percabangan awal aliran-aliran peristiwa yang timbul di zaman kita sendiri. Pendek kata, ras-ras ini pra-adamik.
Adam Seorang Kulit Putih
Aku berasumsi bahwa orang yang dinamai Adam adalah perwakilan sejati ras Kulit Putih. Benar bahwa hampir setiap bangsa mengkonsepsikan manusia pertama sebagai perwakilan rasnya sendiri. Narasumber-narasumber terkemuka berpendapat Adam bukanlah orang kulit putih. Eusebius de Salles merepresentasikannya sebagai kulit merah; Prichard meyakininya kulit hitam. Bahkan terdapat sebuah legenda beredar luas bahwa manusia pertama bercorak kulit gelap atau hitam. Jika, sebagaimana sebentar lagi kuargumenkan, suatu ras Kulit Hitam pertama kali mewakili umat manusia di muka bumi, maka ada alasan untuk mengatakan manusia pertama adalah kulit hitam. Dengan begitu, Adam dalam pengertian “manusia pertama” adalah Adam kulit hitam. Bahkan konon ada sebuah lauh di British Museum, dibawa oleh mendiang George Smith, yang padanya terdapat prasasti yang memberi wajah aneh pada legenda Adam kulit hitam. Itu adalah prasasti, ditandai “K 3364”, yang berisi keterangan penciptaan manusia oleh dewa Mir-Ku (mahkota mulia). “Untuk menakuti mereka [para dewa], dia menciptakan manusia; nafas kehidupan ada di dalamnya. Semoga dia [dewa Mir-Ku] tegak, dan semoga kehendaknya tidak gagal di mulut ras-ras kulit gelap yang diciptakan oleh tangannya.” Ketika manusia kulit gelap ini berdosa, hati dewa Hea marah, dan bapak Elu menjatuhkan kutukan manusia: “Kebijaksanaan dan pengetahuan, semoga mereka melukainya... semoga dia ditaklukkan... tanahnya, semoga itu berbuah dan dia tidak menyentuhnya... keinginannya akan terputus, dan kehendaknya akan terjawab... pembukaan mulutnya tidak akan diperhatikan oleh dewa... punggungnya akan patah dan tidak sembuh... atas kesusahannya yang mendesak, dewa tidak akan menerimanya.” Aku tidak akan menyodorkan terkaan-terkaan terkait makna ini. Itu tampaknya menyiratkan ras pertama adalah “kulit gelap”; tapi ini bisa saja tanpa darah Negro. Dan jika itu bersinggungan dengan ras Negro, kutukannya bisa saja ditulis setelah ras tersebut mengembangkan bakat perbudakannya yang menyedihkan. Namun, sangat mungkin itu bersinggungan dengan manusia pertama ras Babilonia. Penulisnya, yang sadar akan pertalian antara bangsa Babilonia dan bangsa Ibrani, mungkin merujuk pada tokoh yang sama sebagaimana pengarang Kitab Kejadian dalam menyebutkan “manusia pertama”. Nyatanya, kutukan Babilonia tiada lain hanya gaung kutukan yang dijatuhkan terhadap Adam Ibrani. Adam yang kita bahas adalah Adam biblikal. Apa status etnis/sukunya? Mari pertama-tama kita simak apa yang terungkap dengan pemeriksaan teks.Judul asli | : | Race Distinctions: Adam a White Man<i=1P_Lg876w3CNTMRP-ehiGHhNygQSImLPz 251KB>Race Distinctions: Adam a White Man (1880) |
Pengarang | : | Alexander Winchell |
Penerbit | : | Relift Media, Juni 2024 |
Genre | : | Sosial |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |