Skip to content
Merah Mati Menjerit – Relift Media

Merah Mati Menjerit Cerita fiksi perang

author _Anonim_; date _1954_ genre _Perang_; category _Cerpen_; type _Fiksi_ “Lembah itu dipenuhi karang, sampai-sampai kau bisa berjalan melewati sebuah Divisi Merah dan tak pernah melihat mereka. Kami sudah coba menjaga satu ujung saluran telepon payahmu dan mereka menyelinap lewat dan memutusnya di suatu tempat.” Untuk ketiga kali dalam tiga malam berturut-turut, Kopral Belton melempar telepon lapangan ke papan hubung portabel dan mengutuk dengan kecewa. “Terputus lagi! Persis saat Peneropong Depan mulai memberi kita koordinat posisi mortir Merah. Pemutusan kabel, benar-benar payah, tak guna, kurang ajar...” Suaranya habis ke dalam kebisuan terengah-engah. Tamtama Kelas Satu Jones mengetes baterai-baterai di balik papan hubung, tampak simpatik. “Dolar ke donat, patroli Merah memutus kabel telepon di lembah itu juga. Dan pada saat patroli kami menemukan putusnya dan memper­baiki itu, mereka akan sudah memindahkan mortir-mortir ke posisi baru. Sherman memang benar soal perang.” Tanpa repot-repot menjawab, Kopral Belton berjalan gon­tai ke malam yang dingin. Kegelapan pekat menyelimutinya, dipecahkan hanya oleh beberapa cahaya kap di latar bela­kang di mana para tukang listrik bekerja mengisi baterai untuk truk dan tank satuan. Denyutan berat generator-generator memenuhi malam dengan getaran kokoh. Di arah utara, sebuah cerawat melayang di atas puncak gunung yang diperangi dan api meriam dari sebuah pos artileri meng­garisbentuk perbukitan. Kopral Belton menunggu dan tiba-tiba setengah lusin sosok mewujud dari kegelapan. Suara muak Sersan Sikes menggeram, “Masih cerita lama, Bert. Lembah itu dipenuhi karang, sampai-sampai kau bisa berjalan melewati sebuah Divisi Merah dan tak pernah melihat mereka. Kami sudah coba menjaga satu ujung saluran telepon payahmu dan mereka menyelinap lewat dan memutusnya di suatu tempat.” Belton berserapah muak. Sebagai Prajurit Komunikasi, adalah tugasnya untuk memelihara kontak dengan pos pe­neropongan depan. Tapi tentara Merah sudah menginter­ferensi radio mereka sampai tak bisa digunakan, dan ketika mereka mengandalkan telepon lapangan, patroli Merah terus-menerus memutus kabelnya. Itu situasi yang bikin frustrasi dan geram. Yang lebih buruk, setiap hari bateri mortir Merah mengacaukan punggung bukit terdekat dari suatu bunker tersembunyi. Di malam hari F.O. atau Penero­pong Depan mereka bisa menemukan lokasi mortir-mortir melalui kilasan-kilasannya. Tapi tanpa kontak telepon, dia tak pernah bisa membidikkan artileri untuk menyapu bersihnya. Kopral mendengarkan denyutan generator-generator dan tiba-tiba pancaran liar dan jahat masuk ke matanya. “Besok malam, Sersan, kau akan temukan orang-orang Merah itu dan membantai mereka. Aku janji.”
Judul asli : The Reds Died Screaming<i=14ggd7ChxN-9RR5mCyrDsx8o25v1wVDun 469KB>The Reds Died Screaming
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Mei 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Merah Mati Menjerit

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)