Skip to content
Eksis di Dunia Maya, Eksis di Mana-mana: Mungkinkah Manusia Makhluk Imajinasi yang Hidup Dalam Penampakan? – Relift Media

Eksis di Dunia Maya, Eksis di Mana-mana: Mungkinkah Manusia Makhluk Imajinasi yang Hidup Dalam Penampakan? Bacaan non-fiksi religi

author _Joseph Mullens_; date _1852_ genre _Religi_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Si pembohong bukanlah pembohong. Si pembunuh bukanlah pembunuh. Si pezina tidak keji sebetulnya. Cinta, benci, gembira, sakit yang kita rasakan, harapan, ketakutan, dan emosi-emosi lain yang kita sadari, semuanya ilusif dan tidak betul-betul eksis. Doktrin bahwa seluruh semesta tidak riil dan hasil ilusi di­ajarkan secara terbuka hanya oleh mazhab Vedantis belaka­ngan, dan kita lihat itu sepenuhnya dikembangkan dalam Ve­danta Sar. Namun, berhubung doktrin ini disyaratkan oleh pernyataan-pernyataan panteistik Veda-veda dan Sutra-sutra, dan pasti benar jika semua pernyataan itu benar, mungkin ada gunanya mengatakan satu atau dua patah kata mengenai subjek ini. Menurut doktrin ini, dunia tempat kita tinggal, yang kita kenali melalui panca indera kita, dan yang kepada objek-objeknya kita mengerahkan akal kita, dan yang elemen-elemennya kita pindahkan sesuka hati, adalah tidak riil; ia kelihatan ada padahal tidak. Ia adalah murni makhluk imajinasi yang dihasilkan oleh ilusi atau Maya yang beraksi di segenap ciptaan dan karenanya menipu dan mengecoh Yang Maha Tinggi sendiri. “Daya ilusi kejahilan menghasilkan se­mesta dari telur Brahma.” Matahari gemilang yang menera­ngi dunia adalah matahari bohongan; laut indah dan menak­jubkan, semarak dunia, tidak eksis; gunung-gunung, sungai-sungai, lanskap-lanskap cantik, rimba-rimba dan hutan-hu­tan beserta penyanyi paduan suara mereka adalah ilusi; he­wan-hewan kuat yang mengembara di belantara tak berba­tas atau tunduk dengan tabah pada aturan manusia, adalah bayang-bayang spektral. Kota-kota megah dengan istana-istana mereka untuk kaum kaya dan gubuk-gubuk untuk kaum miskin; pasar-pasar perdagangan mereka; gedung-gedung untuk karya seni; gedung-gedung pengadilan mere­ka; lembaga-lembaga kebajikan mereka, semuanya adalah kebohongan. Hubungan masyarakat, ayah dan putera, suami dan isteri, penguasa dan warga, tuan dan pembantu; hubu­ngan sesama warga, sahabat dan teman; beserta semua tu­gas penting dan serius yang disebabkan oleh hubungan-hu­bungan itu; kesenangan dan kemakmuran yang menyertai mereka; batasan hukum, petunjuk sains, nikmat-nikmat kesalehan; semua yang bijak, semua yang kudus, semua yang bajik adalah KEBOHONGAN RAKSASA. Seluruh semesta ada­lah kebohongan raksasa, dan Pencipta-nya adalah Brahma Yang Maha Tinggi! Sungguh sistem filsafat yang aneh untuk dipercayai oleh manusia rasional! Tapi ada banyak orang di India yang menyatakan mempercayainya detik ini juga. 1. Hanya dua observasi yang perlu dibuat mengenai dok­trin ini, sepenting apapun ia. Pertama, itu merepresentasikan Yang Maha Tinggi dalam perspektif paling menghinakan. Ber­bagai objek di semesta ini, yang menarik begitu banyak per­hatian kita, hanyalah penampakan yang Dia ciptakan untuk senda-gurau-Nya sendiri. Adegan-adegan ilusif ini adalah hasil dari kekuasaan-Nya; aksi-aksi senda-gurau ini dilaku­kan oleh-Nya. Apapun karakter mereka, entah khidmat, remeh, asusila, atau najis, Dia melakukannya untuk senda-gurau-Nya sendiri. Entah mereka aksi ibadah, keluhuran budi, kemurahan hati, atau kekotoran paling kotor, kenajisan paling menjijikkan, dan kekejaman paling kasar, itu tidaklah penting; Dia melakukan semuanya. Kerja-kerja kebaikan, pidato jenaka, dan penistaan bermulut busuk semuanya harus dinisbatkan pada-Nya dan dinyatakan berasal dari senda-gurau ilusif-Nya. Apakah alam mengajari kita demi­kian untuk menistakan Tuhan yang maha tinggi dan Maha Kuasa? 2. Kedua. Doktrin ini sangat bertentangan dengan kondisi-kondisi pemikiran manusia sehingga mustahil baginya untuk mempercayai itu. Seseorang mungkin akan berkata: “Jika ke­sadaranku dikelabui oleh Maya, bagaimana aku akan menge­tahuinya? Pengetahuanku sendiri adalah ilusi; semua hal da­lam diriku, selain juga di sekitarku, adalah produk ilusi, pe­ngelabuan dan kekeliruan. Lantas bagaimana aku bisa tahu mereka adalah mereka? Pengetahuan tentang ilusi itu sen­diri adalah ilusi; kemampuan yang mengenali kesimpang­siuran itu sendiri simpangsiur.” Orang yang seratus persen tak waras tidak pernah bisa dipercayai dalam hal apapun; minimal kita akan mengakui penilaiannya jika dia menyata­kan “aku seratus persen tak waras”. Untuk membuat pernya­taan tersebut di atas landasan yang bagus, diperlukan sejum­lah besar kecerdasan dan nalar; dan orang tadi, yang bisa menilai dengan teliti semua aksinya, karakternya, dan kon­disinya, dan dengan sadar menyimpulkan “aku sepenuhnya tak waras”, bertentangan dengan—melalui aksi sadar ter­sebut—kesimpulan yang dia capai. Demikian pula, fakta bah­wa para Vedantis aliran lama dengan sadar mengatakan “segala sesuatu adalah Maya”, fakta itu sendiri merupakan bukti yang membuktikan sebaliknya. Adalah sebuah bukti bahwa di dalam diri mereka sebagai manusia terdapat se­suatu yang bisa—tanpa mengelabui dirinya sendiri—menge­nali dan memeriksa kondisi semesta dan keadaan yang di dalamnya kita hidup. Adalah sebuah bukti bahwa di dalam diri mereka terdapat sesuatu yang pasti di tengah ketidak­pastian umum; sebuah kekuatan yang bisa menjatuhkan putusan afirmatif di tengah delusi dan kekeliruan. Oleh karenanya, akal berpengetahuan menyangkal ilusi sama se­kali; dan usaha untuk menyangkalnya membuktikan itu tidak benar. Jika aku bisa melihat ketidakpastian benda/makhluk lain, diriku sendiri harus sangat pasti.
Judul asli : The Doctrine of Maya, Pantheism, The Morality of Pantheism<i=1HH_FJXBxqEL37PAojqd7l4aOycmWyi4r 357KB>The Doctrine of Maya, Pantheism, The Morality of Pantheism
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, April 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Eksis di Dunia Maya, Eksis di Mana-mana: Mungkinkah Manusia Makhluk Imajinasi yang Hidup Dalam Penampakan?

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)