Skip to content
Wahai Wanita, Tunduklah Pada Suamimu – Relift Media

Wahai Wanita, Tunduklah Pada Suamimu Cerita fiksi keluarga

author _Voltaire_; date _1768_ genre _Keluarga_; category _Cerpen_; type _Fiksi_ Tidakkah cukup bahwa setiap bulan aku mengalami banyak ketidaknyamanan tak sedap untuk seorang wanita berkualitas, dan bahwa, paling parahnya lagi, menahan salah satu dari dua belas rasa sakit ini per tahun bisa membuatku mati tanpa ada siapapun datang memberitahuku. Taat? Suatu hari Abbas Châteauneuf bilang padaku bahwa Madam Maréchale de Grancey sangat sok kuasa. Di samping itu sifat-sifatnya sangat agung. Kebanggaan ter­besarnya ada dalam menghormati dirinya sendiri, dalam me­lakukan sesuatu yang tidak membuatnya diam-diam merasa malu. Dia tak pernah merendahkan diri untuk berbohong; dia lebih suka mengakui kenyataan berbahaya daripada ber­pura-pura; dia bilang kepura-puraan selalu menandakan ke­takut-takutan. Seribu tindakan murah hati menandai hidup­nya, tapi ketika dia dipuji atas semua itu, dia merasa di­pandang rendah. Dia berkata, “Kau pikir tindakan-tindakan ini meminta banyak usaha dariku?” Para penggemarnya me­mujanya, para sahabatnya menyayanginya, dan suaminya menghormatinya. Dia menghabiskan empat puluh tahun dalam foya-foya ini dan dalam lingkaran kesenangan yang benar-benar menyita perhatian kaum wanita, tak pernah membaca apapun selain surat-surat yang ditulis kepadanya, tak pernah memasukkan apapun ke dalam kepalanya selain berita hari ini, olok-tawa tetangganya, dan minat-minat hatinya. Akhirnya, saat me­nginjak usia di mana konon wanita-wanita cantik berakal beralih dari satu singgasana ke singgasana lain, dia ingin membaca. Dia memulai dari tragedi-tragedinya Racine, dan terheran-heran merasakan lebih banyak kenikmatan dalam membacanya daripada yang dia rasakan di pertunjukan. Selera bagus yang terkembang di dalam dirinya membuatnya paham bahwa orang ini tak pernah mengatakan apapun selain hal-hal yang benar dan menarik, bahwa semua hal itu ada pada tempatnya, bahwa orang ini sederhana dan mulia, tanpa deklamasi, tanpa apapun yang dipaksakan, tanpa me­ngejar akal; bahwa intrik-intriknya, di samping renungan­renungannya, semua didasarkan pada alam. Dalam bacaan ini dia menemukan sejarah perasaan-perasaannya dan gam­baran hidupnya sendiri. Dia diminta membaca Montaigne; dia terpesona oleh se­orang pria yang bercakap-cakap dengannya, dan yang me­nyangsikan segala hal. Dia lantas disodori Pria-pria Besar karya Plutarkhos; dia bertanya kenapa si penulis tidak me­nulis sejarah wanita-wanita besar. Abbas Châteauneuf bertemu dia suatu hari, wajahnya me­merah karena marah. “Ada apa denganmu, madam?” katanya kepadanya. “Aku tak sengaja,” jawabnya, “membuka sebuah buku yang tergeletak di lemariku. Kurasa itu koleksi surat-surat. Aku lihat kata-kata ini di dalamnya: Wahai para wanita, tunduk­lah pada suami kalian. Kulempar buku itu.” “Kenapa, madam! Tahukah kau itu Surat-surat Santo Paulus?” “Aku tak peduli siapa yang menulisnya; penulisnya kasar sekali. Tak pernah Monsieur Maréchal menulis kepadaku dengan gaya ini. Aku yakin St. Paulus-mu itu pria yang sangat sulit untuk ditemani hidup. Apa dia menikah?” “Ya, madam.” “Isterinya pasti wanita yang sangat baik. Andai aku isteri dari pria semacam itu, aku akan sudah menunjukkan pada­nya negeri ini. Tunduklah pada suami kalian! Kalaupun dia cuma berkata: Lemah-lembutlah, penurutlah, perhatianlah, hematlah, aku bakal bilang: Pria ini tahu cara untuk hidup. Dan kenapa tunduk, tolong jawab? Saat aku menikah dengan M. de Grancey, kami berjanji untuk setia. Aku tidak menepati janjiku, dan tidak pula dia dengan janjinya; tapi aku dan dia tidak berjanji untuk taat. Lantas, apakah kami budak? Tidak­kah cukup bahwa seorang pria, setelah menikahiku, memiliki hak untuk membuatku sakit sembilan bulan, yang adakala­nya mematikan? Tidakkah cukup bahwa aku kesakitan me­lahirkan seorang anak yang akan mampu memelas padaku saat dia cukup umur? Tidakkah cukup bahwa setiap bulan aku mengalami banyak ketidaknyamanan tak sedap untuk seorang wanita berkualitas, dan bahwa, paling parahnya lagi, menahan salah satu dari dua belas rasa sakit ini per tahun bisa membuatku mati tanpa ada siapapun datang mem­beritahuku. Taat?
Judul asli : Femmes, Soyez Soumises à Vos Maris<i=1QXgv-8ZJoReg2qB8usQar8bvnsYvJ83g 184KB>Femmes, Soyez Soumises à Vos Maris
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Januari 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Wahai Wanita, Tunduklah Pada Suamimu

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)