Skip to content
Ketika Wanita Menjadi Propagandis – Relift Media

Ketika Wanita Menjadi Propagandis Bacaan non-fiksi politik

author _Edward L. Bernays_; date _1928_ genre _Politik_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Pengaruh paling nyata kaum wanita dilancarkan ketika mereka diorganisir dan dipersenjatai dengan senjata propaganda. Saking diorganisir dan dipersenjatai, pengaruh mereka sudah dirasakan pada dewan kota, badan legislatif negara bagian, dan kongres nasional. Kaum wanita di Amerika kontemporer telah mencapai kesetaraan hukum dengan kaum pria. Ini tidak berarti kegiatan mereka identik dengan kegiatan pria. Wanita secara keseluruhan masih memiliki ketertarikan dan kegiatan khu­sus di samping pengejaran ekonomi dan minat kejuruan. Pengaruh paling nyata kaum wanita dilancarkan ketika mereka diorganisir dan dipersenjatai dengan senjata propa­ganda. Saking diorganisir dan dipersenjatai, pengaruh mereka sudah dirasakan pada dewan kota, badan legislatif negara bagian, dan kongres nasional, pada lembaga ekse­kutif, pada kampanye politik, dan pada opini publik secara umum, baik lokal maupun nasional. Dalam politik, wanita Amerika hari ini menempati posisi jauh lebih penting di dalam kelompok-kelompok terorganisir dari sudutpandang pengaruh ketimbang dari sudutpandang kepemimpinan yang sudah mereka peroleh dalam posisi-posisi politik sungguhan atau dalam pemegangan jabatan sungguhan. Politisi profesional wanita sampai saat ini belum punya banyak pengaruh, dan kaum wanita secara umum pun tidak memandang dirinya sebagai elemen paling penting yang dimaksud. Ma Ferguson, bagaimanapun, hanyalah se­orang wanita di rumah, kaki kucing untuk suami pecatan; Nellie Rose, mantan Gubernur Wyoming, menurut semua laporan, hampir bukan pemimpin seni kenegarawanan atau opini publik. Jika kampanye hak suara perempuan tidak berbuat lebih, itu menunjukkan kemungkinan-kemungkinan propaganda untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Propaganda ini hari ini sedang dimanfaatkan oleh kaum wanita untuk mencapai program-program mereka di Washington dan di negara-negara bagian lain. Di Washington, mereka diorganisir se­bagai Legislative Committee of Fourteen Women’s Organiza­tions, yang meliputi League of Women Voters, Young Women’s Christian Association, Woman’s Christian Tempe­rance Union, Federation of Women’s Clubs, dll. Organisasi-organisasi ini memetakan sebuah program legislasi dan kemudian menggunakan teknik propaganda modern untuk membuat program legislasi ini betul-betul lolos menjadi undang-undang di negeri ini. Pencapaian mereka di bidang ini beragam. Mereka berhak menerima pujian atas banyak legislasi kesejahteraan. Delapan jam kerja sehari untuk kaum wanita merupakan milik mereka. Tak diragukan lagi, pela­rangan dan penegakannya adalah milik mereka, jika itu bisa dianggap sebagai pencapaian. Begitu pula RUU Shepard-Towner yang menetapkan tunjangan kesejahteraan bersalin oleh pemerintah pusat di pemerintahan-pemerintahan negara bagian. RUU ini tidak bakal lolos kalau bukan karena penerawangan dan kebijaksanaan para wanita semisal Ny. Vanderlip dan Ny. Mitchell. UU-UU Federal yang disokong di konvensi pertama National League of Women Voters melambangkan kegiatan kesejahteraan sosial organisasi-organisasi perempuan. UU-UU ini mencakup kepentingan luas semisal kesejahteraan anak, pendidik, harga rumah dan harga tinggi, wanita dalam pekerjaan yang menguntungkan, kesehatan dan moral publik, kewarganegaraan independen untuk wanita-wanita berkeluarga, dan lain-lain. Untuk mempropagandakan prinsip-prinsip ini, National League of Women Voters telah mempublikasikan semua jenis literatur, misalnya buletin, kalender, informasi pemilu, telah menyelenggarakan kursus lewat surat-menyurat me­ngenai pemerintahan dan mengadakan kelas-kelas demon­strasi dan sekolah-sekolah kewarganegaraan. Mungkin efektivitas organisasi-organisasi perempuan dalam politik Amerika hari ini disebabkan oleh dua hal: pertama, pelatihan golongan profesional sekretaris eksekutif atau sekretaris legislatif pada saat kampanye-kampanye hak pilih perempuan, di mana setiap alat yang dikenal oleh pro­pagandis harus digunakan untuk merisementasi golongan mayoritas yang bandel; kedua, pengarahan banyak wanita terkemuka (yang terlibat kampanye hak pilih perempuan dan yang juga mencurahkan diri pada kampanye-kampanye pen­ting dan gerakan-gerakan pengaruh massa semasa perang) ke dalam kegiatan masa damai. Wanita-wanita semisal Ny. Frank Vanderlip, Alice Ames Winter, Ny. Henry Moskowitz, Ny. Florence Kelley, Ny. John Blair, Ny. O. H. P. Belmont, Doris Stevens, Alice Paul muncul ke dalam pikiran. Jika aku terkesan berkonsentrasi pada pencapaian kaum wanita dalam politik, itu karena mereka menghasilkan contoh paling mencolok dari penggunaan cerdas propa­ganda baru untuk mendapatkan perhatian dan penerimaan ide-ide minoritas. Anehnya, mungkin pantas saja rekrut-rekrut teranyar gelanggang politik sampai mengakui dan memanfaatkan senjata-senjata persuasi terbaru untuk me­nutupi ketiadaan pengalaman dalam apa yang secara eufe­mistik diistilahkan sebagai politik praktis. Sebagai contoh teknik baru ini: beberapa tahun lalu, Consumers’ Committee of Women, yang memerangi tarif “valuasi Amerika”, me­nyewa sebuah toko kosong di Jalan 57 di New York dan mengadakan pameran barang dagangan seraya melabeli setiap barang dengan harga terkini dan harga yang bakal dipungut jika tarif tersebut disetujui.
Judul asli : Women’s Activities and Propaganda<i=1VFROTmcuomrA7bA_JLEb2bKUYO0hVcKb 225KB>Women’s Activities and Propaganda
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Januari 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Ketika Wanita Menjadi Propagandis

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)