Ada sebuah cerita yang beredar di kalangan pers berkenaan dengan rasa penasaran kaum wanita. Cerita itu menyebut, jika seorang suami membawa pulang selembar koran yang satu penggalannya telah digunting, isterinya takkan pernah tenang.
Ada sebuah cerita yang beredar di kalangan pers berkenaan dengan rasa penasaran kaum wanita. Cerita itu menyebut, jika seorang suami membawa pulang selembar koran yang satu penggalannya telah digunting, isterinya takkan pernah tenang sampai dia mendapatkan satu salinan lain untuk mencaritahu apa yang sudah dipotong itu.
Seorang pria Houston agak terkesan dengan ide ini, jadi dia putuskan untuk bereksperimen. Suatu malam pekan lalu dia menggunting dari koran edisi hari itu sebuah iklan kecil dua inchi untuk obat penyakit ingusan, dan meninggalkan koran terpotong itu di atas meja di mana isterinya pasti bakal membacanya.
Dia mengangkat sebuah buku dan berpura-pura khusyuk, seraya memperhatikan isterinya membaca-baca sekilas koran tersebut. Ketika sampai pada halaman di mana penggalan itu dipotong, isterinya mengerutkan dahi dan tampak berpikir serius sekali.
Namun, dia tidak mengatakan apa-apa soal itu dan si suami ragu-ragu apakah rasa penasarannya terbangkitkan atau tidak.
Keesokan hari ketika dia pulang untuk makan malam, isterinya menyambut di pintu dengan mata menyorot dan raut mengancam di rahangnya.
“Dasar bangsat pembohong!” pekiknya. “Hidup bertahun-tahun denganmu hanya untuk mendapati kau membohongiku dengan keji dan menjalani kehidupan ganda, dan membawa aib dan duka pada keluargamu yang tak bersalah! Aku selalu berpikir kau seorang penjahat dan bajingan, dan sekarang aku punya bukti tegas untuk fakta itu.”
“Ap—ap—apa maksudmu, Maria?” megapnya. “Aku tak berbuat apa-apa.”
“Tentu saja kau siap menambahkan kebohongan pada daftar keburukanmu. Karena kau pura-pura tak mengerti—lihat ini.”
Dia mengangkat ke depan matanya sebuah koran lengkap edisi kemarin.
“Loh, itu cuma lelucon kecil, Maria. Aku tidak mengira kau akan menganggapnya serius. Aku—”
“Apa kau sebut itu lelucon, dasar bangsat tak tahu malu?” pekiknya, membentangkan koran di depannya.
