Si Fulan menjelaskan tempat tersebut ada di provinsi kelahirannya; tapi Kung-sun cuma menertawakan keberatannya, dan mengingatkan dia bahwa uang bisa menghapus semua perbedaan semacam itu. Ini rupanya tidak cukup memuaskan.
Di Pao-ting Fu tinggal seorang anak muda yang, setelah membeli gelar paling rendah, hendak pergi ke Peking, dengan harapan akan diangkat sebagai Hakim Wilayah melalui sedikit suap. Semua kopornya sudah dikemas ketika dia tiba-tiba jatuh sakit dan tak bisa beranjak dari tempat tidurnya selama lebih dari satu bulan. Suatu hari pelayan masuk dan memberitahukan kedatangan seorang tamu. Maka si orang sakit loncat berdiri dan lari ke pintu seolah-olah dia baik-baik saja. Sang tamu berpakaian anggun seperti orang berkedudukan di masyarakat; dan, setelah membungkuk tiga kali, dia masuk ke dalam rumah, menjelaskan bahwa dirinya adalah Kung-sun Hsia, guru pribadi Pangeran Kesebelas, dan bahwa dia mendengar Tn. Fulan kita ini ingin mengatur pembelian sebuah jabatan hakim.
“Jika benar demikian,” tambahnya, “tidakkah kau lebih baik membeli sebuah prefektur?”
Si Fulan berterimakasih hangat padanya, tapi mengatakan bahwa dana miliknya tidak akan cukup.
Maka Tn. Kung-sun menyatakan akan senang membantunya dengan separuh uang pembelian, yang bisa dia bayar kembali setelah mengisi pos tersebut. Tn. Kung-sun lantas mengatakan bahwa berhubung dirinya akrab dengan berbagai Gubernur provinsi, itu dapat mudah diperoleh dengan harga sekitar lima ribu tael, dan juga bahwa karena saat ini Chên-ting Fu sedang lowong, akan lebih baik berupaya sejak dini untuk mendapat pengangkatan. Si Fulan menjelaskan tempat tersebut ada di provinsi kelahirannya; tapi Kung-sun cuma menertawakan keberatannya, dan mengingatkan dia bahwa uang bisa menghapus semua perbedaan semacam itu. Ini rupanya tidak cukup memuaskan; namun, Kung-sun memintanya untuk tidak cemas, sebab pos yang dia bicarakan ada di bawah di kawasan-kawasan neraka.
“Bahkan,” katanya, “masa hidupmu sudah habis, dan namamu sudah ada dalam daftar kematian; dengan cara ini kau akan mengambil tempatmu di dunia bawah sebagai orang berkedudukan resmi. Selamat tinggal! dalam tiga hari kita akan berjumpa lagi.”
Dia lalu ke pintu dan menaiki kudanya dan pergi.
Si Fulan kini membuka matanya dan mengucapkan beberapa kata perpisahan kepada isteri dan anak-anaknya, menyuruh mereka mengambil uang dari ruang besinya dan membeli banyak sekali batang kertas, yang mereka segera laksanakan, sampai menghabiskan semua toko. Ini ditumpuk di pekarangan bersama patung-patung kertas manusia, iblis, kuda, dll, dan pembakaran berlangsung siang-malam hingga abunya membentuk bukit.
Tiga hari kemudian Kung-sun kembali, membawa uang. Maka si Fulan bergegas pergi ke Dewan Jabatan Sipil, di mana dia bertanya-jawab dengan para pejabat tinggi yang, setelah menanyakan namanya, memperingatkannya untuk menjadi pegawai negeri yang murni dan lurus. Lalu mereka memanggilnya ke meja dan menyerahkan surat pengangkatan. Si Fulan membungkuk dan pamit.
Tapi dia teringat bahwa gelar beliannya tidak akan berbobot banyak di mata para bawahannya, jadi dia mengirim orang untuk membeli kursi-kursi mewah dan sejumlah kuda untuk rombongan kereta kudanya, sekaligus mengutus beberapa liktor jahat untuk menjemput isteri kesayangannya di atas tandu yang dihias cantik. Semua pengaturan selesai ketika beberapa staf Chên-ting datang untuk menemui sang Prefek baru5, yang lain-lain menunggunya sepanjang pinggir jalan, kira-kira setengah mil panjangnya. Dia sangat puas dengan sambutan ini, tapi tiba-tiba gong-gong di depannya berhenti berbunyi dan panji-panji diturunkan ke tanah.
Judul asli | : | Bribery and Corruption<i=1XGDd9n9FgMYLuRi2L3MxQ27VmW96qJgY 281KB>Bribery and Corruption (1740) |
Pengarang | : | Pu Songling |
Penerbit | : | Relift Media, Agustus 2022 |
Genre | : | Kriminal |
Kategori | : | Fiksi, Cerpen |