Saat aku muda, memang benar cuma sapi yang memiliki anak sapi. Tapi zaman sudah berubah. Dunia terus bergerak. Kini, sebagaimana kalian bisa lihat, adalah mungkin kambing memiliki anak sapi.
Alkisah, suatu hari di Etiopia, Macan Tutul dan Jakal pergi sama-sama untuk berburu. Di pinggir desa tempat Manusia tinggal, mereka menangkap binatang buruan. Macan Tutul menangkap seekor kambing, sementara Jakal menangkap seekor sapi. Mereka menggiring pulang hadiah mereka dan menempatkan keduanya di ladang gembala.
Macan Tutul tidak bahagia karena tangkapan si Jakal jauh lebih besar daripada miliknya. Malamnya dia pergi lagi untuk memeriksa mereka di padang gembala, dan dia mendapati sapi milik Jakal melahirkan seekor anak sapi. Dia dikuasai rasa iri. Direbutnya si anak sapi dari induknya dan ditambatkan pada kambing miliknya.
Keesokan pagi dia mendatangi Jakal dan berkata: “Mujur betul aku! Pagi ini aku pergi ke ladang, dan coba tebak! Kambingku melahirkan anak sapi!”
“Itu mustahil,” kata Jakal. “Kambing hanya bisa melahirkan anak kambing.”
“Ayo lihat buktinya,” kata Macan Tutul. Dia membawa Jakal ke ladang di mana anak sapi itu tertambat pada kambingnya.
“Sekarang kau bisa lihat sendiri aku tidak bohong,” kata Macan Tutul.
“Karena hanya sapi yang bisa melahirkan anak sapi, maka anak sapi ini milikku,” kata Jakal.
“Kau sudah lihat buktinya dan terus membantah?” kata Macan Tutul. “Tidakkah kau lihat anak sapi ini bersama kambingku?”
“Ya, aku lihat dia,” kata Jakal. “Tapi kalaupun kulihat dia bersama seekor gajah, tetap dia milikku.”
Mereka berbantah-bantahan seperti ini sampai akhirnya Macan Tutul berkata, “Ayo kita cari hakim! Yang lain akan mengakui bahwa keadilan ada di pihakku!”
Maka mereka pergi mencari hakim-hakim, dan yang pertama mereka jumpai adalah Gazel. Macan Tutul menceritakan kisahnya, dan Jakal menceritakan kisahnya, tapi Gazel takut pada Macan Tutul, seperti kebanyakan hewan di semak itu.
“Kau lihat,” kata Jakal. “Jelas anak sapi itu milikku.”
Gazel memandang Macan Tutul dan ketakutan. Dia memasang raut sangat terpelajarnya, dan mendehem dan berkata: “
Well, saat aku muda, memang benar cuma sapi yang memiliki anak sapi. Tapi zaman sudah berubah. Dunia terus bergerak. Kini, sebagaimana kalian bisa lihat, adalah mungkin kambing memiliki anak sapi. Inilah keputusanku, Langit sebagai saksiku!”
