Skip to content
Salam Terakhir Holmes – Relift Media

Salam Terakhir Holmes Cerita fiksi spionase

author _Arthur Conan Doyle_; date _1917_ genre _Spionase_; category _Cerpen_; type _Fiksi_ “Kau lihat, dia berlagak sebagai ahli mesin dan aku mengelola garasi lengkap. Dalam sandi kami, segala sesuatu yang kemungkinan besar akan muncul dinamai dengan suku cadang.” Waktu itu jam 9 malam tanggal 2 Agustus—Agustus paling mengerikan dalam sejarah dunia. Orang mungkin sudah berpikir kutukan Tuhan sedang bergelayut di atas dunia yang bejat, sebab ada keheningan luar biasa dan rasa pengharapan samar pada udara pengap dan sendat. Matahari sudah lama terbenam, tapi satu luka tetak merah darah, mirip luka terbuka, menggantung rendah di kejauhan di barat. Di atas, bintang-gemintang bersinar terang, sementara di bawah, lampu-lampu perkapalan berkelip redup di teluk. Kedua orang Jerman tersohor berdiri di samping tembok batu trotoar taman, dengan rumah panjang, rendah, beratap pelana berat di belakang mereka, dan mereka memandang hamparan pantai luas di kaki bukit kapur besar di mana Von Bork, layaknya elang pengembara, bertengger empat tahun sebelumnya. Mereka berdiri dengan kepala berdekatan, berbicara dalam nada lirih penuh kerahasiaan. Dari bawah, dua ujung cerutu mereka yang berpijar mungkin terlihat seperti dua mata setan jahat membara yang memandang dalam gelap. Seorang pria luar biasa Von Bork ini—seseorang yang hampir tak bisa ditandingi di antara semua agen Kaiser yang penuh pengabdian. Bakat-bakatnyalah yang pertama kali merekomendasikannya untuk misi Inggris, misi paling penting, tapi sejak dia mengambilalih misi ini, bakat-bakat itu jadi semakin jelas bagi setengah lusin orang di dunia yang betul-betul bersinggungan dengan situasi sebenarnya. Salah satu dari mereka adalah rekannya saat ini, Baron Von Herling, kepala sekretaris kedutaan, yang mobil Benz 100 tenaga kudanya sedang menghalangi jalan pedesaan, menanti untuk membawa pemiliknya kembali ke London. “Sejauh yang bisa kunilai dari tren peristiwa, kau mungkin akan kembali ke Berlin dalam pekan ini,” kata sektretaris. “Begitu kau tiba di sana, Von Bork sahabatku, kurasa kau akan kaget dengan sambutan yang kau terima. Aku kebetulan tahu apa yang dipikirkan di markas tertinggi pekerjaanmu di negara ini.” Dia pria bongsor, sekretaris ini, tebal, lebar, dan tinggi, dengan gaya bicara lambat berat yang telah menjadi aset utama dalam karir politiknya. Von Bork tertawa. “Mereka tidak terlalu sulit untuk dikecoh,” komentarnya. “Tak terbayangkan ada orang-orang yang lebih jinak dan polos.” “Aku tak tahu soal itu,” kata yang satu lagi sambil berpikir. “Mereka punya batas-batas aneh dan orang harus belajar mengamati mereka. Keluguan luar merekalah yang menjadi perangkap untuk orang asing. Kesan pertama seseorang adalah mereka sama sekali enteng. Lalu tahu-tahu dia menjumpai sesuatu yang sangat sulit, dan kau tahu bahwa kau sudah mencapai batas dan harus menyesuaikan dirimu dengan fakta itu. Mereka, contohnya, punya adat-kebiasaan picik yang harus dipatuhi.” “Maksudnya, ‘kepatutan’ dan semacam itu?” desah Von Bork seperti orang yang sudah banyak menderita. “Maksudnya prasangka Britania dalam semua perwujudan anehnya. Sebagai contoh, aku akan kutip salah satu blunderku sendiri yang paling buruk—aku sanggup membicarakan blunderku, sebab kau cukup hafal pekerjaanku untuk tahu tentang keberhasilan-keberhasilanku. Waktu itu kedatangan pertamaku. Aku diundang ke sebuah acara kumpul akhir pekan di rumah pedesaan seorang menteri kabinet. Obrolannya luar biasa ceroboh.” Von Bork mengangguk. “Aku ada di sana,” katanya garing. “Tepat. Well, aku sudah tentu mengirim ikhtisar informasi ke Berlin. Sialnya kanselir kita sedikit bertangan besi dalam hal-hal ini, dan dia mengirim teguran yang menunjukkan dia tahu apa yang diucapkan. Ini, tentu saja, membawa jejak langsung kepadaku. Kau tak tahu betapa merugikannya itu buatku. Tak ada yang enteng dari para tuan rumah Britania kita dalam kesempatan itu, aku bisa jamin padamu. Aku dua tahun hidup mengatasinya. Sekarang kau, dengan lagak olahraga-mu ini—”
Judul asli : His Last Bow<i=1_vR6fxG5lGKsBFMEu8n7wpFMYmYZ3i2E 330KB>His Last Bow
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, April 2020
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Salam Terakhir Holmes

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2020)