Wahai warga Baghdad, dengarkan kisah Sinbad sang pangeran saudagar, yang berlayar ke Kepulauan Tak Dikenal demi mencari kekayaan.
Pada masa kekuasaan khalifah Harun al-Rasyid, banyak pangeran kaya tinggal di kota Baghdad—tapi seorang pangeran yang menebar koin emas untuk kaum miskin adalah keajaiban sesaat.
“Siapa gerangan bangsawan kaya ini—seorang pangeran yang berkunjung atau seorang Raja Hindustan?”
“Mari kita tanya si tukang cerita di pojok itu. Dia tahu semua yang berlangsung di kota ini.”
“Baba Jamal, bisa ceritakan pada kami tentang pangeran dermawan yang baru saja lewat di atas kuda?”
“Dengan senang hati, anakku, tapi ada harganya. "Pangeran" itu, begitu kalian menyebutnya, adalah Sinbad Sang Pelaut—yang baru kembali dari sebuah kedutaan untuk Hindia... Suruh teman-temanmu berkumpul di sini...”
“Wahai warga Baghdad, dengarkan kisah Sinbad sang pangeran saudagar, yang berlayar ke Kepulauan Tak Dikenal demi mencari kekayaan.”
Beberapa tahun lalu, Sinbad, seorang saudagar muda yang sudah kaya, memulai pelayaran berani menyeberangi Samudera Hindia. Saudagar-saudagar lain sudah berada di atas
dhow, atau kapal dagang, Arab.
“Pelayaran ini terlalu berbahaya, Sinbad. Apa kami tidak bisa membuatmu berubah pikiran?”
“Tak seorangpun pernah kembali dari Kepulauan Tak Dikenal itu. Kami takkan pernah bertemu denganmu lagi!”
“Jangan khawatir, teman-teman, aku akan kembali dengan aman—dan dengan kekayaan yang akan membuat kalian megap-megap.”
