“Kau, orang kepercayaanku, pergilah ke kota dan amati penduduk. Kalau kau temukan seseorang yang menunjukkan tanda-tanda baru kaya, tandai rumahnya dengan X.”
Pada zaman dahulu, di tanah Persia nan jauh, hiduplah seorang laki-laki miskin bernama Ali Baba. Dia mendapat nafkah pas-pasan untuk dirinya dan isterinya sebagai penebang kayu.
Suatu hari, sewaktu Ali Baba di hutan sedang menebang kayu...
“Apa gerangan itu?”
...mata tajamnya melihat awan debu besar di kejauhan.
“Mungkin lebih baik aku cari tenggeran aman, kalau-kalau awan debu itu ternyata pencuri.”
Ali tidak harus menunggu lama.
“Mereka ada 40 orang! Dan sepertinya merencanakan sesuatu yang tidak baik!”
Ali duduk diam, nyaris tak berani bernafas, dan menyaksikan para pekuda turun.
“Baiklah, sekarang, cepat!”
“Buka, Sesame...”
Begitu pemimpin para pekuda mengucapkan mantera, lereng bukit terbuka.
“Apa mataku menipu? Apa ini nyata?”
Ali Baba begitu tercengang oleh apa yang dilihatnya sampai nyaris jatuh dari tenggeran pohon.
“Tutup, Sesame!”
