Skip to content
Kulihat Masa Depan – Relift Media

Kulihat Masa Depan Cerita fiksi sci-fi

author _Edmond Hamilton_; date _1930_ genre _Sci-Fi_; category _Cerpen_; type _Fiksi_ “Kepalaku penuh dengan hal-hal yang baru kusaksikan dan aku ingin beritahukan semua itu kepada mereka. Aku ingin beritahu bagaimana mereka harus terus bekerja menuju masa depan menakjubkan.” Jean de Marselait, Penyelidik Luar Biasa Raja Prancis, mendongak dari perkamen-perkamen yang mengotori meja sederhana di mana dia duduk. Pandangannya bergeser dari ruang panjang bertembok batu bercahayakan obor menuju barisan prajurit berpakaian baja yang berdiri dekat pintu bagai patung baja. Satu kata keluar dari bibirnya, lalu dua di antara mereka bergerak maju. “Bawa masuk tahanan itu,” katanya. Keduanya menghilang lewat pintu. Segera saja terdengar gemerincing grendel dibuka dan ciutan engsel berat dari suatu tempat di bangunan ini, lalu gemerincing prajurit-prajurit yang kembali. Mereka masuk mengapit satu orang lain yang tangan­nya dibelenggu. Dia sosok tegak, bersetelan tunik belacu dan hose. Rambut gelapnya panjang dan lurus, wajahnya menyimpan kekuatan pemimpi, beda jauh dengan muka usang prajurit atau topeng Penyelidik yang tak pernah berubah. Penyelidik memperhati­kannya sebentar, lantas mengangkat salah satu perkamen dan membaca darinya dengan suara lancar jernih. “Henri Lothiere, asisten ahli obat asal Paris,” bacanya, “didakwa melanggar aturan Tuhan dan raja pada tahun 1444 ini dengan melakukan kejahatan sihir.” Si tahanan angkat bicara, suaranya pelan tapi mantap. “Aku bukan penyihir, tuan.” Jean de Marselait terus membaca perkamen dengan kalem. “Dinyatakan oleh banyak saksi bahwa sudah lama wilayah Paris itu, dipanggil Nanley oleh sebagian, diganggu ulah iblis. Sesekali petir besar terdengar keluar dari sebuah ladang terbuka di sana tanpa sebab nyata. Mereka jelas ditimbulkan oleh penyihir kuat, karena para pengusir setan sekalipun tidak mampu menghentikannya. “Dipersaksikan oleh banyak orang bahwa terdakwa, Henri Lothiere, terlepas dari fenomena jahat di atas, menghabiskan banyak waktu di ladang itu. Juga dipersaksikan bahwa tersebut Henri Lothiere berpendapat petir-petir itu bukan berasal dari iblis, dan jika dipelajari, penyebab mereka akan ditemukan. “Karena dicurigai, berdasarkan ini, bahwa Henri Lothiere sendiri adalah penyihir yang menimbulkan petir, dia diawasi dan pada tanggal 3 Juni terlihat pergi pagi-pagi sekali ke tempat najis itu sambil membawa peralatan tertentu. Di sana dia teramati melakukan pemanggilan aneh dan jahat, lalu tiba-tiba datang petir lain dan tersebut Henri Lothiere lenyap dari penglihatan saat itu juga. Fakta ini dipersaksikan tanpa ragu. “Kabar ini menyebar, ratusan orang menonton di sekeliling ladang pada hari itu. Malamnya, sebelum tengah malam, satu petir lain terdengar, dan tersebut Henri Lothiere terlihat oleh mereka muncul di tengah-tengah ladang secepat dan seaneh menghilangnya. Ratusan orang yang ketakutan di sekitar ladang mendengarnya bercerita bagaimana, dengan kekuatan iblis, dia telah pergi selama ratusan tahun ke masa depan, sesuatu yang hanya mungkin bagi iblis dan antek-anteknya, dan mendengarnya mengucapkan penistaan-penistaan lain sebelum mereka tangkap dan bawa ke Penyelidik Raja, meminta agar dia dibakar dan sihirnya dihentikan. “Maka dari itu, Henri Lothiere, karena kau terlihat meng­hilang dan muncul kembali sebagaimana yang dilakukan para hamba setan, dan terdengar oleh banyak orang mengucapkan penistaan-penistaan di atas, aku harus menghukummu penyihir dengan hukuman bakar sampai mati. Tapi jika ada sesuatu yang bisa kau kemukakan untuk meringankan pelang­garan hitammu, silakan lakukan sekarang sebelum putusan akhir dijatuhkan atasmu.” Jean de Marselait menaruh perkamen, lalu mengangkat matanya kepada si tahanan. Orang ini menengok kanan-kiri sesaat, kepanikan terlihat sekilas di matanya, kemudian tampak teguh. “Tuan, aku tak bisa mengubah putusan yang akan kau jatuhkan padaku,” katanya tenang, “tapi aku memang ingin menceritakan sekali saja apa yang terjadi padaku dan apa yang kulihat. Bolehkah kuceritakan dari awal sampai akhir?” Penyelidik mengangguk. Henri Lothiere pun berkisah, suara­nya semakin kuat dan berapi-api.
Judul asli : The Man Who Saw the Future<i=1t0y1D4XPtOigPgyGiacN8QGmKacm_TbZ 264KB>The Man Who Saw the Future
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Februari 2017
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Kulihat Masa Depan

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2017)