Perlakuan Sekutu Terhadap Rusia
Kaum Bolshevik mengambil alih kekuasaan 6,5 tahun lalu pada 7 November 1917. Ketika Jenderal Dukhonin dari angkatan darat Rusia diperintahkan untuk menandatangani sebuah gencatan senjata terpisah, para Dubes Sekutu memintanya secara langsung agar tidak menuruti perintah pemerintahannya sendiri. Trotsky protes hebat, menyatakan agen-agen diplomatik dan militer Sekutu tidak boleh “mencampuri kehidupan internal negara kita dan mencoba mengipasi perang sipil”. Untuk beberapa lama wakil-wakil Amerika di Rusia memiliki hubungan bersahabat dengan para pejabat Bolshevik, dan Lenin menawarkan untuk meneruskan perang melawan Jerman asalkan dia mendapatkan pertolongan Sekutu. Alih-alih menanggapi, pemerintahan Amerika menjawab secara resmi kepada Jepang, “Nyatanya, tidak ada pemerintahan Rusia yang perlu diajak berurusan.” Belakangan kita mendapati kaum Bolshevik menemukan bahwa Konsul Amerika di Vladivostok rupanya telah dan sedang membantu pasukan-pasukan kontra-revolusi. Intervensi segera menjadi fakta tak terpungkiri. Kaum Bolshevik kemudian mencoba memenangkan tatanan ekonomi baru melalui seruan kepada pikiran dunia. Bangsa-bangsa kapitalistik menghadapi ini dengan hujan tembakan dan meriam dan kekerasan. Pada saat aku meninggalkan Rusia, tahun 1918, wakil-wakil Sekutu sedang berplot terhadap pemerintahan Bolshevik dan menyediakan uang dalam jumlah besar kepada orang-orang Rusia untuk tujuan itu. Setibanya di Archangel, aku berbincang hingga larut malam dengan seorang mata-mata Britania yang akan pergi ke Rusia, siap memajukan kontra-revolusi. Setelah perdamaian dengan Jerman ditandatangani, kita masih mendapati Sekutu mendukung laskar-laskar kontra-revolusi yang semuanya dikalahkan oleh pemerintahan Bolshevik. Ingat kembali sejarah situasi itu sebentar: ada serangan dari utara dengan tentara Amerika dan Sekutu; dari timur dengan tentara Amerika, Jepang, dan Cekoslovakia; dari selatan oleh [Pyotr] Wrangel dengan pertolongan Sekutu, dari barat oleh [Nikolai] Yudenich dengan pertolongan Sekutu; dan dari Polandia dengan bayonet Prancis. Dan sesudah Gencatan Senjata, terdapat blokade Rusia. Sudah pasti, Wakil Menteri Urusan Luar Negeri Britania menyatakan di Dewan Rakyat, “Tak ada blokade yang telah dideklarasikan atau sedang dijalankan terhadap wilayah Rusia manapun.” Sekutu hanya mengundang pemerintahan Swedia, Norwegia, Denmark, Belanda, Finlandia, Spanyol, Swiss, Meksiko, Chile, Argentina, Kolombia, Venezuela, dan Jerman untuk menggunakan“tekanan ekonomi; untuk tidak memberikan surat izin kepada setiap kapal yang pergi ke pelabuhan-pelabuhan Rusia yang dikuasai kaum Bolshevik atau yang datang dari pelabuhan-pelabuhan tersebut; untuk mengambil langkah-langkah serupa untuk semua barang dagangan yang hendak dikirim ke Rusia Bolshevik melalui rute lain manapun; untuk tidak memberikan paspor kepada semua orang yang pergi ke Rusia Bolshevik atau datang darinya, kecuali melalui kesepahaman dengan pemerintahan Sekutu dan Terkait; untuk meminta setiap pemerintah tidak memberikan fasilitas kepada warganya sendiri untuk berkorespondensi dengan Rusia Bolshevik melalui pos, telegraf, atau nirkabel.”Sementara itu,
“kapal-kapal perang Britania dan Prancis di Teluk Finlandia akan terus mengubah rute kapal-kapal yang menuju pelabuhan-pelabuhan Rusia Bolshevik.”Setelah Traktat Versailles ditandatangani dan blokade terhadap Jerman dicabut, blokade Rusia dibuat lebih ketat daripada sebelumnya. Pada Agustus 1919, sebuah Kongres Pekerja Logam Swedia menuntut perdagangan dengan Rusia. Menteri Luar Negeri menjawab bahwa jika Swedia sampai mengupayakan ini, itu akan berarti perang dengan Entente. Meski AS tidak bergabung resmi dalam blokade ini, kapal Amerika tidak diizinkan pergi ke Rusia karena khawatir “komplikasi internasional”. Pada musim dingin 1919, Pemerintah Soviet membeli benih di Denmark senilai 40 juta rubel. Sekutu memblokir pengirimannya. Di tahun yang sama, sebuah kapal bermuatan pasokan medis yang dibeli oleh pemerintah Rusia di Skandinavia disita oleh angkatan laut Britania. Dan akibatnya orang-orang Rusia mati. Di Dewan Rakyat Britania, ditanyakan apakah penderitaan dahsyat yang ditimbulkan di Rusia oleh blokade ini diketahui; jawabannya adalah bahwa “kecuali jika itu menyebabkan kemelaratan, tidak akan ada gunanya melakukan itu”.
| Judul asli | : | Should America Recognize Russia?<i=19zuMmmyct2FC34fwOZkfjGos1FfdVAf_ 522KB>Should America Recognize Russia? |
| Tahun | : | 1924 |
| Pengarang | : | Jerome Davis |
| Penerbit | : | Relift Media, Maret 2025 |
| Genre | : | Politik |
| Kategori | : | Nonfiksi, Esai |
Unduh
Haruskah Amerika Mengakui Rusia?.pdf
Koleksi Sastra Klasik (2025)