“Itu sama dengan menyerang mereka, bukan mendukung mereka! Fakta bahwa orang menyebut para bajingan di kalangan kita sebagai ‘Yahudi kulit putih’ adalah bukti bahwa menjadi seorang Yahudi menyiratkan sesuatu yang buruk. Kalau tidak, orang bakal menyebut orang-orang Yahudi tak lurus sebagai ‘Kristiani kulit kuning’.”
Masih ada kacung-kacung Yahudi hari ini yang berusaha mengganggu serangan badai kita terhadap para penguasa dunia Yahudi, mencoba menghentikan kita atau bahkan menggagalkan kita. Petunjuk-petunjuk berikut menunjukkan bagaimana seseorang bisa menjawab argumen musuh-musuh kita ini, atau bahkan membalik argumen mereka untuk menyerang mereka sendiri.
Argumen 1: “Kau bilang agama adalah urusan pribadi. Tapi kau memerangi agama Yahudi!”
Kontra-argumen: “Sebetulnya, agama Yahudi tidak lebih dari sebuah doktrin untuk melestarikan ras Yahudi.” (Adolf Hitler)
“Dalam melawan semua upaya pemerintah untuk menasionalisasi mereka, kaum Yahudi membangun negara dalam negara.” (Pangeran Helmuth von Moltke)
“Menyebut negara ini sebagai ‘agama’ adalah salah satu trik paling cerdik yang pernah diciptakan.” (Adolf Hitler)
“Dari dusta pertama ini, bahwa Yahudi adalah sebuah agama, bukan sebuah ras, dusta-dusta selanjutnya pasti menyusul.” (Adolf Hitler)
Argumen 2: “Ada orang-orang Yahudi yang sopan, toh!”
Kontra-argumen: “Frasa kecil ini, ‘toh’, membuktikan mereka adalah pengecualian langka yang remeh dalam pertempuran kita melawan Yahudi secara keseluruhan. Tapi Martin Luther melihat 400 tahun lalu bahwa ‘kesopanan’ ini, yang dibuktikan oleh perbuatan-perbuatan amal yang dilakukan seterbuka mungkin agar kelihatan oleh khalayak, tiada lain hanyalah ongkos bisnis yang tersembunyi, untuk dibayar seribu kali lipat oleh orang-orang Jerman tak berpendidikan. Ketahuilah, Kristiani terhormat, dan jangan ragu soal ini, bahwa di samping Iblis, kau tak punya musuh lebih sengit, beracun, dan bertekad daripada seorang Yahudi tulen... Jika mereka berbuat sesuatu yang baik untukmu, itu bukan karena mereka mengasihimu, tapi mereka butuh ruang untuk tinggal bersama kita, jadi mereka harus berbuat sesuatu. Tapi hati mereka tetap seperti sudah kukatakan!”
Argumen 3: “Orang Yahudi memasang harga lebih baik daripada pengusaha Jerman.”
Kontra-argumen: Bajingan manapun bisa menjual rongsokan. Bajingan-bajingan Yahudi telah mendorong ribuan pengusaha Jerman kepada kebangkrutan dengan sampah gemerlap di istana-istana departemen store mereka. Ketika seseorang memang mendapatkan produk bagus yang lebih murah dari orang-orang Yahudi ketimbang dari orang-orang Jerman, itu hanya karena firma-firma bersatu Yahudi memaksa turun harga-harga dari pabrik-pabrik, yang berarti mengurangi upah pekerja. Orang yang beli produk bagus murah dari orang Yahudi jangan pernah lupa bahwa kutukan pekerja Jerman dan air mata anak-anaknya yang lapar menyertai mereka!
Argumen 4: “Ada juga ‘orang-orang Yahudi kulit putih’” [yakni para Gentil yang sama buruknya dengan orang Yahudi].
Kontra-argumen: “Itu sama dengan menyerang mereka, bukan mendukung mereka! Fakta bahwa orang menyebut para bajingan di kalangan kita sebagai ‘Yahudi kulit putih’ adalah bukti bahwa menjadi seorang Yahudi menyiratkan sesuatu yang buruk. Kalau tidak, orang bakal menyebut orang-orang Yahudi tak lurus sebagai ‘Kristiani kulit kuning’. Fakta bahwa ada begitu banyak ‘Yahudi kulit putih’ di antara kita membuktikan semangat destruktif Yahudi sudah menjangkiti lingkaran-lingkaran luas populasi kita. Itu sebuah peringatan kepada kita bahwa kita harus memulai pertempuran terhadap wabah dunia Yahudi di setiap tempat.” (Joseph Goebbels)
Itulah mengapa Poin 24 dari program partai kita menyatakan: “Partai memerangi semangat materialistik Yahudi di dalam dan di luar kita.”
Penerjemahan atas seizin Randall L. Bytwerk melalui surel.
Judul asli | : |
Ten Responses to Jewish Lackeys Zehn Knüppel wider die Judenknechte<i=1SxOuh7SbtQ3igC2X_kEVqdMs_Zanypqw 384KB>Ten Responses to Jewish Lackeys<br/>Zehn Knüppel wider die Judenknechte (1936) |
Pengarang | : | Kurt Hilmar Eitzen |
Penerbit | : | Relift Media, Agustus 2024 |
Genre | : | Sosial |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |