Senjata Pemusnah Amerika Cerita fiksi aksi

“Semua akan berduyun-duyun menuju panji kita, mempersilakan kita memimpin mereka menuju kemenangan pamungkas atas negara-negara demokrasi! Para diktator itu menyediakan orang-orang, kita menyediakan pulverisator!” Gambar kehancuran dan malapetaka di Washington ini bukan hanya mimpi buruk seorang seniman, wahai pembaca—melainkan mimpi licik iblisi sebuah kelompok mata-mata berpengaruh—mimpi yang bisa saja menjadi nyata! Ibukota bangsa kita, setiap kota di tanah ini bisa saja lebur—pasukan yang mempertahankan kota-kota itu bisa saja luluh menjadi debu—kalau bukan karena dinas KONTRA-SPIONASE gagah-berani Amerika yang terjun beraksi untuk menghentikan bahaya pelumatan!

---

TEMPAT: Sebuah lapangan ujicoba rahasia terpencil di gurung New Mexico yang lengang... “Cakramnya disetel pada 123.000 putaran... Aku tinggal menekan tombol ini... Kini perhatikan menara baja itu!” “Himmel! Itu—itu lebur!” “Astaga! Menara itu jadi lumat—jadi setumpuk debu belaka! A--aku tak paham bagaimana...” “Pulverisatorku didasarkan pada prinsip sederhana! Gelombang frekuensi tinggi, bahkan dari nada tinggi seorang penyanyi, bisa membuat objek-objek dekat bervibrasi—sampai mereka retak atau remuk! Apapun bisa dibuat lebur, jika kau membuatnya beresonansi pada frekuensi yang tepat!” “Amplifikator supersonik ini—pulverisator ini—memancarkan gelombang suara frekuensi tinggi yang bisa diselaraskan dengan frekuensi reonansi zat apapun! Itu membuat zat tersebut bervibrasi sedemikian rupa sehingga—puuf! Itu lebur! Kau tinggal setel cakram pada frekuensi tepat, fokuskan amplifikator, tekan tombol—lantas baja menguap, beton jadi debu, bahkan manusia meleleh dan lenyap!” “Sekarang aku mulai paham kenapa Kontra-Intelijen dipanggil ke dalam pekerjaan ini! Tapi katakan, profesor, jika frekuensi tinggi tidak bisa didengar, bunyi apa yang mirip sirene tadi?” “Itu memang berbunyi seperti sirene saat frekuensi ditambah! Setiap kali mendengar mobil pemadam, aku khawatir suatu bangsa yang tak bersahabat telah mengetahui rahasia ini dan hendak melumatkan kita!” “Jelas sekali, akan jadi bencana untuk Amerika jika alat ini jatuh ke tangan tak bersahabat! Profesor Wald, aku tugaskan Martin Simpson, salah satu agen intelijen terbaik kami, untuk mengawalmu dan penguat supersonikmu siang dan malam! Marty, ini satu-satunya pulverisator yang kita punya—dan kau akan mempertahankannya dengan nyawamu sampai profesor bisa membangun satu lagi!” Berhari kemudian, di ruang bawah tanah sebuah gudang terbengkalai di pinggiran Washington DC... “Kau membawa berita besar, Hans! Kerja panjang dan jemu memata-matai aktivitas Profesor Wald selama berbulan-bulan sudah berakhir! Kini setelah senjata supersoniknya disempurnakan, kita rampas itu dan bunuh dia—lalu sebarkan kabar ke musuh-musuh Amerika bahwa Nazi bawah tanah masih eksis—dan memiliki satu-satunya senjata yang bisa memusnahkan Amerika!” “Semua gerakan fasis bawah tanah lain, semua diktator besar dan kecil dunia dari Amerika Latin hingga Eropa dan Asia—semua akan berduyun-duyun menuju panji kita, mempersilakan kita memimpin mereka menuju kemenangan pamungkas atas negara-negara demokrasi! Para diktator itu menyediakan orang-orang, kita menyediakan pulverisator—dan seluruh dunia akan menjadi budak untuk menyediakan kekayaan dan kekuasaan untuk kita! Sieg Heil!”