Skip to content
Sekte Amerikanisasi – Relift Media

Sekte Amerikanisasi Bacaan non-fiksi sejarah

author _George Creel_; date _1920_ genre _Sejarah_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Masyarakat secara umum, dan pers secara khusus, disetem menuju nada tinggi, menuju ketidakpercayaan heboh terhadap populasi asing kita, dan sekian persen redaktur dan politisi kita berhasrat akan kampanye “kebencian” di dalam negeri. Ada sekte tertentu di Amerika yang, karena tak ada julukan lebih kuat, dapat diistilahkan sebagai “juru Amerikanisasi”. Ia terutama aktif pada bulan-bulan sesudah April 1917. Dengan hasrat memikirkan urusan orang lain yang menjadi ciri pembeda sekte tersebut, beberapa penganutnya hinggap di rumah petak sederhana sebuah keluarga Bohe­mian di Chicago pada musim panas pertama perang. “Kami di sini,” umum juru bicara, dengan keren, “untuk kepentingan Amerikanisasi.” “Maaf,” kata wanita dari rumah itu dengan putus-putus, “tapi datanglah kembali minggu depan.” “Apa!” Pekikan itu adalah campuran pilihan antara protes dan omelan. “Maksudmu, kau tak punya waktu untuk pesan kami! Kau ingin menunda masuk ke dalam hidup Amerika?” “Bukan, bukan!” Wanita malang Bohemia itu langsung panik, sebab seorang polisi sekalipun tak punya kewenangan keras orang-orang yang memilih diri menjadi pembawa cahaya. “Kami benar-benar bersedia di-Amerikanisasi. Ah, kami tak pernah mengusir satupun mereka. Tapi tak ada orang di rumah selain aku. Semua anak menjadi sukarela­wan, suamiku mengerjakan munisi, dan selebihnya pergi menjual Bon Kebebasan. Aku tak ingin kau marah, tapi tak bisakah kau datang lagi minggu depan?” Insiden ini, nyata meski anekdot, memenuhi tujuan jilid-jilid buku dalam mengetengahkan secara akurat sikap perang orang-orang asing kelahiran asli maupun orang-orang asing imigran. Di pihak orang Amerika asli, sering terdapat keyakinan kokoh bahwa deklarasi perang kita serta-merta mengandung pengetahuan bahasa Inggris, dan bahwa semua yang bersikeras berbicara dalam bahasa lain sesudah 6 April 1917 adalah “disloyalis” aktual atau potensial, sasaran kecurigaan dan ketidakpercayaan yang pantas; di pihak mayoritas orang asing terdapat keinginan hampir meng­gebu-gebu untuk melayani Amerika yang terhambat di setiap kesempatan oleh kejinya chauvinisme dan brutalnya prasangka, selain rabunnya kejahilan. Tapi selama sejarah dibaca, akan menjadi monumen eksperimen demokrasi bahwa dalam momen kebingungan dan histeria, teori persatuan bertahan terhadap ujian praktek yang keras. Sebagian besar, orang-orang kelahiran atau keturunan asing tetap yakin terlepas dari setiap kegetiran—massa besar populasi asli tetap adil terlepas dari setiap hasu­tan kepada kebencian dan persekusi. Dan dari ujian ini mun­cul sebuah Amerika yang menang, kuat, dan tak bernoda! Bicara dari segi persentase, jumlah disloyalitas aktual tidak cukup besar bahkan untuk membintiki patriotisme mengkilap jutaan orang Amerika yang kita sebut sebagai “adopsian”. Di dunia ini tak ada hal yang pernah begitu han­cur oleh pembangunan seperti halnya semua keprihatinan pra-perang yang memenuhi kita dengan kesuraman. Siapa yang tidak ingat ketakutan akan “disloyalitas besar-besaran” yang menggoncang kita setiap hari? Bakal ada “revolusi” di Milwaukee, St. Louis, Cincinnati; pemberontakan bersenjata di sini, di sana, dan di mana-mana; balatentara kecil meng­giring ribuan musuh asing pemberontak ke dalam kamp-kamp interniran besar; pembakaran properti, sabotase, leda­kan, pembunuhan, kerusuhan dalam negeri. Tak ada imaji­nasi yang terlalu kecil untuk melukiskan anak-anak Amerika adopsian menujukan wajah kebencian kepada ibu pertiwi. Presiden menghadap Kongres, keadaan perang diterima secara formal, dan bahkan selagi satu balatentara berkumpul di kantonmen, satu balatentara lain pergi ke seluruh negeri untuk memperhatikan, menyelusuri, mendengarkan. Depar­temen Kehakiman sudah memiliki sebuah organisasi besar, cerdas, dan terlatih di lapangan; ada pula Secret Service Departemen Keuangan, dan dengan cepat terbentuk Inteli­jen Militer, Intelijen AL, Intelijen Dewan Perkapalan, dll; dan, sebagai klimaks, Liga Perlindungan Amerika, sebuah orga­nisasi yang terdiri dari 250.000 “warga sukarelawan” terben­tuk dengan persetujuan Jaksa Agung dan beroperasi di bawah arahan Biro Investigasi. Tak pernah sebuah negara begitu terkontra-spionase bukan main seperti itu! Tak satupun jarum jatuh di rumah seseorang bernama asing melainkan itu mendengking seperti guntur di telinga dalam seorang detektif yang men­dengar-dengarkan! Dan apa hasilnya? Sebuah sistem registrasi ilmiah, yang ditentukan oleh hukum, mengungkap bahwa terdapat sekitar 500.000 “musuh asing” asal Jerman tinggal di AS, dan antara 3 juta sampai 4 juta “musuh asing asal Austria-Hongaria”. Angka-angka ini, sebagaimana harusnya, tidak mencakup jutaan warga naturalisasi, atau anak lelaki dan anak perempuan dari jutaan orang tersebut. Dari bilangan besar ini, hanya 6 ribu diputuskan cukup tak puas untuk ditahan di bawah surat perintah presiden! Bahkan sekian persen dari mereka ini, sebagai soal kewajaran dan keadilan, akhirnya dibebas­kan dari kamp-kamp interniran tentara di bawah sistem pembebasan bersyarat ketat. Adapun tuntutan pidana, 1.532 orang ditangkap di bawah ketentuan UU Spionase yang melarang ucapan tak loyal, propaganda, dll; 65 orang ditangkap atas ancaman terhadap Presiden; 10 orang atas sabotase; dan di bawah KUH pidana, berkenaan dengan konspirasi, 908 dakwaan diberikan, ke­lompok terakhir mencakup kasus-kasus IWW. Ini sekalipun tidak berarti ada pelanggaran dalam setiap kasus, sebab terdapat pembebasan dari tuduhan selain pendakwaan, dan banyak sidang masih akan diselenggarakan. Dengan kelonggaran penuh untuk kasus-kasus intrik dan pengkhianatan yang mencolok, untuk para disloyalis yang mungkin lolos dari mata jala yang begitu rapat, untuk disloyalitas yang tidak bisa diukur dari segi penjara dan dak­waan—setelah semuanya dipertimbangkan, tak ada negara yang berperang, bahkan negara-negara yang diinvasi, yang menghasilkan riwayat persatuan dan loyalitas sebagus ini. Bagaimanapun, kebisingan seputar “pemberontakan”, “pemberontakan bersenjata”, “kamp interniran monster”, dll, pertunjukan itu, kalau boleh dikatakan secara sederhana, agak mengecewakan. Dalam diri kita semua terdapat bakat biadab tertentu yang tergetar oleh perburuan manusia. Masyarakat secara umum, dan pers secara khusus, disetem menuju nada tinggi, menuju ketidakpercayaan heboh terha­dap populasi asing kita, dan sekian persen redaktur dan politisi kita berhasrat akan kampanye “kebencian” di dalam negeri. Ada kesederhanaan seputar kebencian yang membuatnya sangat menarik bagi jenis akal tertentu. Itu tidak membuat tuntutan pada proses-proses mental, itu tidak menuntut membaca atau berpikir, menaksir atau menganalisa, dan berkat penghapusan setiap keraguan secara instan, itu memberi efek ketegasan, rasa kesejahteraan. Ketika fakta-fakta yang dikembangkan oleh cabang-cabang investigasi pemerintah tidak menyediakan fondasi logis untuk sebuah “kampanye kebencian”, para redaktur ini, politisi ini, dll, mulai membangun fondasi kecil mereka sendiri. Para pejabat dituduh tak efisien dan lemah, “regu-regu tembak” dituntut dengan sering dan menggebu-gebu, dan kepalsuan demi kepalsuan dikeluarkan, banyak darinya menggelikan kalau bukan karena daya tariknya baik prasangka dan histeria.
Judul asli : The “Americanizers”<i=1lNls_mkwS9tndzBShQYKUmKvTnpbYRwD 420KB>The “Americanizers”
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, September 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Sekte Amerikanisasi

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)