Perang bukan aktivitas kemauan yang mengerahkan dirinya pada materi tak bernyawa seperti Seni-seni mekanis, atau pada subjek hidup tapi pasif dan pasrah, seperti pikiran manusia dan perasaan manusia dalam Seni-seni ideal, tapi mengerahkan dirinya melawan kekuatan hidup dan reaktif.
1. Penggunaan yang masih belum pasti. (Kekuatan dan pengetahuan. Sains ketika hanya mengetahui; Seni ketika mengerjakan adalah tujuannya.)
Pilihan antara istilah-istilah ini tampaknya masih belum pasti, dan sudah sepatutnya tak ada yang tahu di atas landasan apa itu mesti diputuskan, padahal ini sederhana. Kami sudah mengatakan di tempat lain bahwa “mengetahui” adalah sesuatu yang berbeda dari “mengerjakan”. Keduanya begitu berbeda sehingga tidak akan mudah tertukar. “Mengerjakan” tidak bisa berada dalam buku apapun, dan oleh karenanya juga Seni tidak akan pernah menjadi judul sebuah buku. Tapi karena kita sudah terbiasa mengkombinasikan secara konsepsi—di bawah nama teori Seni, atau Seni saja—cabang-cabang pengetahuan (yang boleh jadi sains-sains terpisah murni) yang diperlukan untuk praktek sebuah Seni, maka konsisten jika kita meneruskan landasan pembedaan ini dan menamai segalanya Seni ketika tujuannya adalah untuk melaksanakan “mengerjakan” (berkemampuan), contohnya Seni membangun; menamai segalanya Sains ketika tujuannya hanyalah pengetahuan, contohnya Sains matematika, Sains astronomi. Bahwa dalam setiap Seni tercakup sains-sains lengkap tertentu, itu dapat dimengerti dengan sendirinya, dan tidak boleh membingungkan kita. Tapi tetap patut ditinjau bahwa juga tidak ada sains tanpa campuran Seni. Dalam matematika, contohnya, penggunaan angka dan aljabar adalah sebuah Seni, tapi itu hanya satu di antara banyak contoh. Alasannya adalah, bahwa seberapapun jelas dan gamblang perbedaan antara pengetahuan dan kekuatan dalam hasil-hasil komposit pengetahuan manusia, tetaplah sulit untuk menelusuri garis pemisah mereka dalam manusia sendiri.
2. Kesulitan memisahkan persepsi dari penilaian. (Seni perang.)
Semua pemikiran adalah memang Seni. Di mana ahli logika menarik garis, di situ premis-premis berhenti yakni hasil kognisi—di mana penilaian dimulai, di situ Seni dimulai. Tapi lebih dari ini, bahkan persepsi pikiran adalah penilaian lagi, dan alhasil adalah Seni; dan pada akhirnya, persepsi oleh pancaindera pun adalah Seni juga. Pendek kata, jika mustahil untuk membayangkan seorang manusia memiliki kemampuan kognisi saja, hampa dari penilaian atau sebaliknya, begitu pula Seni dan Sains tak pernah bisa dipisahkan sepenuhnya dari satu sama lain. Semakin elemen-elemen halus cahaya ini menjelma dalam wujud-wujud zahir dunia, semakin terpisah domain mereka kelihatannya; dan kini sekali lagi, di mana tujuannya adalah kreasi dan produksi, di situ adalah wilayah Seni; di mana tujuannya adalah investigasi dan pengetahuan, di situ Sains berkuasa. Setelah semua ini, maka lebih pas mengatakan Seni Perang dibanding Sains Perang.
Sampai situ saja soal ini, karena kita tidak bisa maju tanpa konsepsi-konsepsi ini. Tapi sekarang kita tampil ke depan dengan pernyataan bahwa Perang bukanlah Seni ataupun Sains dalam pengertian nyata, dan bahwa keberangkatan dari titik tolak ide-ide itulah yang telah mengakibatkan arah keliru diambil, yang telah menyebabkan Perang disetarafkan dengan seni dan sains lain, dan telah mengakibatkan sejumlah analogi keliru.
Ini memang telah dirasakan sebelum sekarang, dan dikatakan bahwa Perang adalah sebuah kerajinan tangan; tapi ada lebih banyak yang diluputkan daripada yang didapatkan dengan itu, sebab kerajinan tangan hanyalah seni inferior, dan karenanya juga tunduk pada hukum pasti dan kaku. Pada kenyataannya, untuk beberapa lama Seni Perang memang berjalan dalam semangat kerajinan tangan—yang kami maksud adalah zaman para Condottiero—tapi itu menerima arah tersebut bukan dari sebab-sebab intrinsik melainkan eksternal, dan sejarah militer menunjukkan betapa itu kurang sesuai dengan keadaan pada saat itu.
Judul asli | : |
Art or Science of War Kriegskunst oder Kriegswissenschaft<i=1bSkKxCxJ4oyTcYoPkxRlHvVHb1YULNSX 250KB>Art or Science of War<br/> Kriegskunst oder Kriegswissenschaft (1832) |
Pengarang | : | Carl von Clausewitz |
Penerbit | : | Relift Media, Agustus 2023 |
Genre | : | Perang |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |