Kerumunan Malreg lari tunggang-langgang ke segala arah dari bom yang mencepat. Itu jatuh di ruang terbuka dan meletus...tapi alih-alih ledakan, hanya ada semburan benda-benda berwarna terang yang terbang ke segala arah.
Skuadron Blackhawk menggemuruh dari barat dan turun rendah di atas padang pasir yang menyilaukan. Di bawah, seekor jakal berjalan cepat dari sebuah jurang dan lari gila-gilaan dari bayangan-bayangan pesawat. Blackhawk sendirilah, dalam pesawat paling depan, yang pertama kali melihat buruan mereka.
“Para pengembara di arah jam dua,” hardiknya ke dalam pemancar radionya. “Terlihat seperti kelompok kita.”
“Yah,” datang suara si bongsor Olaf. “Aku sudah amati dan aku yakin mereka suku Malreg.”
“Skak,” suara Andre menyusul. “Mereka orang-orang yang kita cari, mais oui, itu benar. Sekarang bagaimana?”
“Sekarang,” kata Blackhawk, “kita coba diplomasi. Kalian tetap di atas dan lindungi aku. Aku akan mendarat dan coba membujuk ketua suku mereka untuk musyawarah sebelum dia berperang.”
Sejenak kemudian mereka menggemuruh melintasi perkemahan aneka warna. Sosok-sosok dalam jubah berombak bergegas-gegas ke sana kemari dan unta-unta menarik tali pancangnya untuk melarikan diri dari monster-monster yang menggemuruh di atas. Itu, tak diragukan lagi, adalah perkemahan Malreg pengembara, sebuah suku Arab yang galak dan belum dijinakkan. Saat ini gerombolan terpencil dan kurang dikenal ini sedang dalam perjalanan menjadi ancaman dunia.
Masalah dimulai ketika para geolog menemukan lapisan bijih uranium kaya di sebuah pegunungan batu yang menjorok dari bagian Sahara tersebut. Persiapan untuk memulai penambangan fondasi energi atom tak ternilai itu serta-merta dituntaskan untuk kepentingan Dewan Energi Atom Dunia. Pada saat itulah suku Malreg yang terpencil dan tak dikenal muncul ke dalam tajuk-tajuk utama.
Seseorang, penjahat perang pembelot yang identitas aslinya tak pernah dipastikan, menggali jalannya hingga mendapat kepercayaan suku galak tersebut dan meyakinkan mereka untuk memerangi siapapun yang coba menambang uranium. Hasilnya adalah pertempuran-pertempuran terencana, korban-korban jiwa, dan terhentinya operasi-operasi tambang secara total. Para Blackhawk dipanggil.
“Kita tak ingin memerangi orang-orang Arab ini,” jelas Presiden Dewan. “Jika saja kita bisa mengadakan musyawarah, kita akan bisa membuat mereka paham bahwa kita akan membayar untuk apa yang kita ambil, meskipun secara teknis itu bukan milik mereka. Tapi mereka bahkan tak mau berembuk dengan kita.”
Judul asli | : | Bombs Away<i=1Xvxmg3k80wX9BYpkEoaez7iJTn0707gZ 208KB>Bombs Away (1953) |
Pengarang | : | Anonim |
Penerbit | : | Relift Media, Juli 2023 |
Genre | : | Humor |
Kategori | : | Fiksi, Cerpen |