Karena mereka membangun untuk alasan-alasan yang begitu dekat dengan fitrah umat manusia, mereka membangun secara sempurna; dan karena mereka sendiri tidak sempurna, simulakrum melampaui pembuatnya dan Manusia merosot, akhirnya tak dibutuhkan dalam gelembung ruang dan waktu.
Manusia Terakhir adalah seorang wanita, kata mereka kepada Galen—dan tugasmulah untuk menghiburnya.
Surat panggilan itu sebuah berkah, pikir Galen.
Dia sadar dirinya berpikir dalam simbol-kata kuno, tapi itu tidak merepotkannya. Tidak ada perasaan minder. Hidupnya memiliki makna. Dia adalah bagian dari Rencana, bagian dari Mesin Besar. Panggilan Ivor telah memberi maksud pada eksistensi. Maksud dan tujuan.
Galen melihat-lihat para penumpang lain di sekelilingnya. Mereka semua duduk tegak dan tenang di bangku-bangku duralumin keras, sesaat menyatu dengan stratoflyer yang berketuk-ketuk. Galen iri pada mereka. Mereka tampak begitu sempurna secara mekanis. Creche, pikirnya, berbuat lebih banyak untuk mereka dibanding untukku. Terpikir olehnya, dia tidak punya hak untuk mengeluh. Dia beruntung sudah dinyawai sama sekali. Tapi jok keras membuat pantatnya sakit dan dia merasakan dinginnya kabin.
Pesawat penumpang itu terbang agak rendah. Galen mendapat informasi dari salah satu rekan penumpangnya, rupanya seorang pelancong berpengalaman. Itu ada kaitan dengan kargo tak tahan lama untuk Kota. Galen tidak yakin, sebab wanita itu sudah mentelepkan ide dan dia segan menanyakan kata klarifikasi lisan.
Apapun kenyataannya, Galen bersyukur flyer melaju pada ketinggian kurang dari 10.000 meter. Hawanya cukup dingin, dan dia menikmati panorama hutan-hutan dan pegunungan bersalju yang mengalir di bawah sayap-sayap pendek gemuk.
Pikirannya mengayun kembali ke Ivor dan surat panggilan. Persetujuan, arah, tujuan... Konsep-konsep itu menceklik di dalam otaknya dengan presisi sibernetik. Dia berpikir singkat tentang Creche dan letusan cahaya nyawanya di antara rimba-rimba pipa elektron dan kantong-kantong plastik persalinan. Dia berpikir tentang kristal-kristal guru yang berputar di ogif gelap kubah-kubah groin, menanamkan pengetahuan. Bagian dari ekstensinya itu sudah lewat. Dia bersyukur untuk itu. Kehidupan tadinya suram dan tanpa tujuan baginya di Creche. Sekarang waktunya meninggalkan kenangannya. Hidupnya kini diluncurkan ke arah yang benar. Arah, tujuan, pencapaian, kesatuan... Kesatuan. Itu adalah sasaran. Perasaan dimiliki, perasaan mempunyai sebuah tempat dalam Rencana, perasaan menjadi bagian dari Mesin Besar.
Mengingat alasan pembuatan dirinya, kata Galen pada dirinya sendiri, dia bisa saja dibuat tidak berbeda. Dia tak lagi merasa lemah, atau lebih rendah dari sesamanya.
Dia mencoba membayangkan Kota, dan ternyata tidak bisa. Kristal-kristal tidak menyodorinya pengetahuan itu. Rupanya itu tidak akan diperlukan di Rumah Omega. Dia cuma tahu bahwa Kota dibangun oleh para Manusia, bahwa itu satu-satunya pengelompokan urban di Tiga Planet, dan bahwa itu besar dan tak terpahami, dan bahwa di sanalah para Manusia membuat Anak Manusia yang pertama.
Mereka membuat Anak-anak Manusia itu, Galen tahu, sebagai pelayan dan sebagai kambing hitam untuk kemarahan dan kebencian tak terjelaskan yang sepertinya vital untuk kesehatan Manusia. Entah bagaimana, ini membuat Galen samar-samar tak nyaman. Sekarang itu tidak penting, dia tahu, sebab di Kota Anak-anak Manusia, dalam perawatan Ivor, di Rumah Omega, Manusia Terakhir menanti kematian.
Manusia. Manusia penyebab bencana, boros, aneh, unik di Kosmos, sebuah ras raksasa penyelidik yang diperbudak oleh kebencian dan ketamakan, muluk dan licik, sengit dan megah. Manusia bapaknya ras sempurna, Anak-anak Manusia, robot-robot, android-android, manekin-manekin, kaum artifisial. Mereka membangun itu semua untuk dibenci, untuk diperbudak, dan untuk dipandang rendah. Dan karena mereka membangun untuk alasan-alasan yang begitu dekat dengan fitrah umat manusia, mereka membangun secara sempurna; dan karena mereka sendiri tidak sempurna, simulakrum melampaui pembuatnya dan Manusia merosot, akhirnya tak dibutuhkan dalam gelembung ruang dan waktu. Populasi manusia menyusut. Semakin sedikit anak-anak yang dilahirkan. Sejenak keabadian berlalu, dan Manusia tak lagi ada. Dan Yang Terakhir dilahirkan ke dunia para robot—Manusia tak pernah bisa menjadi yang satu ini, robot. Intuitif, tahan, cerdas, dan baik. Terutama—baik. Manusia Terakhir adalah seorang wanita. Ivor bilang: “Dia lemah, dan seperti kau tahu, kurang menarik. Dia tidak akan hidup lama. Dan dia sebatang kara. Lebih sebatang kara dari yang bisa kau bayangkan—” Galen berpikir: Aku tahu bagaimana rasanya. Ivor bilang: “Ya, kau tahu. Maafkan aku, sungguh tak sopan aku mentelepmu seperti itu tapi ini penting untuk kesehatan Omega. Kau paham apa yang kita lakukan untuknya karena kita harus. Selama 10.000 tahun ras kita telah melayani Manusia. Sebetulnya, dia hina dengan kelemahan dan kedangkalannya. Dia adalah ampas dari apa yang dulunya ras unggulan. Tapi kau tahu kita tidak bisa memandang rendahnya. Kita terikat oleh fitrah kita.”
Manusia. Manusia penyebab bencana, boros, aneh, unik di Kosmos, sebuah ras raksasa penyelidik yang diperbudak oleh kebencian dan ketamakan, muluk dan licik, sengit dan megah. Manusia bapaknya ras sempurna, Anak-anak Manusia, robot-robot, android-android, manekin-manekin, kaum artifisial. Mereka membangun itu semua untuk dibenci, untuk diperbudak, dan untuk dipandang rendah. Dan karena mereka membangun untuk alasan-alasan yang begitu dekat dengan fitrah umat manusia, mereka membangun secara sempurna; dan karena mereka sendiri tidak sempurna, simulakrum melampaui pembuatnya dan Manusia merosot, akhirnya tak dibutuhkan dalam gelembung ruang dan waktu. Populasi manusia menyusut. Semakin sedikit anak-anak yang dilahirkan. Sejenak keabadian berlalu, dan Manusia tak lagi ada. Dan Yang Terakhir dilahirkan ke dunia para robot—Manusia tak pernah bisa menjadi yang satu ini, robot. Intuitif, tahan, cerdas, dan baik. Terutama—baik. Manusia Terakhir adalah seorang wanita. Ivor bilang: “Dia lemah, dan seperti kau tahu, kurang menarik. Dia tidak akan hidup lama. Dan dia sebatang kara. Lebih sebatang kara dari yang bisa kau bayangkan—” Galen berpikir: Aku tahu bagaimana rasanya. Ivor bilang: “Ya, kau tahu. Maafkan aku, sungguh tak sopan aku mentelepmu seperti itu tapi ini penting untuk kesehatan Omega. Kau paham apa yang kita lakukan untuknya karena kita harus. Selama 10.000 tahun ras kita telah melayani Manusia. Sebetulnya, dia hina dengan kelemahan dan kedangkalannya. Dia adalah ampas dari apa yang dulunya ras unggulan. Tapi kau tahu kita tidak bisa memandang rendahnya. Kita terikat oleh fitrah kita.”
Judul asli | : | Omega<i=1liXYfM04MKK3l-QH9V76koMiHGZBnX9m 233KB>Omega (1953) |
Pengarang | : | Fred Sorrel |
Penerbit | : | Relift Media, Mei 2023 |
Genre | : | Sci-Fi |
Kategori | : | Fiksi, Cerpen |