Orang-orang membicarakan kebijaksanaan agung Hodja. Orang-orang yang mengaku tidak tahu apa-apa mencari pengetahuan dari orang-orang yang mengaku tahu segalanya. Tak ada keharusan untuk merepotkan Hodja.
Nasruddin Hodja dan puteranya sedang pergi ke desa lain. Puteranya menunggangi keledai dan Hodja berjalan kaki. Beberapa orang datang melintasi jalan. Mereka berhenti dan, menunjuk puteranya, mereka mengomel, “Lihat itu! Pak tua itu berjalan kaki sementara bocah itu menunggangi keledai. Anak muda zaman sekarang tak punya tenggang rasa!”
Hodja jengkel. Dia menyuruh puteranya turun, dan dia mulai menunggangi keledai. Lalu, mereka bertemu sekelompok orang lain yang berkomentar: “Lihat pria itu! Di hari terik begini dia menunggang keledai sementara bocah malang itu berjalan kaki.”
Maka, Hodja menaikkan puteranya ke atas keledai. Setelah beberapa lama, mereka bertemu orang-orang lain di jalan.
“Hewan malang! Mereka berdua menungganginya dan ia hampir pingsan.”
Hodja muak. Dia dan puteranya turun dan mulai berjalan kaki di belakang keledai. Tak lama mereka mendengar beberapa orang berkata, “Lihat orang-orang bodoh itu. Mereka punya keledai tapi tak menungganginya.”
Akhirnya, kesabaran Hodja habis. Dia berbalik pada puteranya dan berkata, “Kau lihat, kau tak pernah bisa menyenangkan orang-orang dan setiap orang mengatakan sesuatu di belakangmu. Jadi, berbuatlah sesukamu.”
