Kalau kubaca air mukanya baik-baik, dia ingin memperlihatkan sesuatu yang tidak akan kita perkenankan. Pria gemar sekali menemukan sesuatu yang menjadikan kita bahan ejekan.
Henrietta dan Armidoro sudah cukup lama berjalan-jalan di taman, di mana Klub Musim panas biasa berkumpul. Adalah kebiasaan mereka untuk tiba sebelum para anggota lain; mereka membina ikatan paling hangat dengan satu sama lain, dan persahabatan mereka yang murni nan luhur membesarkan harapan cerah bahwa tak lama lagi mereka akan bersatu dalam tali kasih sayang abadi.
Henrietta, yang berwatak lincah, begitu melihat Amelia sahabatnya mendekati rumah musim panas dari kejauhan, langsung berlari menyambut. Amelia sudah duduk di meja di ruang kecil depan, di mana koran-koran, jurnal-jurnal, dan terbitan anyar lain dipamerkan.
Dia biasa menghabiskan malam-malam dengan membaca di ruangan ini, tanpa menghiraukan rombongan yang datang dan pergi, atau terusik oleh kertak-kertuk dadu, atau obrolan keras yang berlangsung di meja-meja permainan. Dia tak banyak bicara, kecuali untuk tujuan obrolan rasional. Henrietta, sebaliknya, tidak berhemat kata, mudah puas, dan selalu siap dengan ekspresi pujian.
Mereka segera diikuti oleh orang ketiga, yang akan kita panggil Sinclair.
“Bawa kabar apa?” seru Henrietta, menyapanya selagi dia mendekat.
“Kau pasti tidak menebak,” jawab Sinclair, sambil membuka portepel. “Dan kalaupun kuberitahu bahwa aku membawakan gravir-gravir Ladies’ Almanac tahun ini, kau pasti tidak menebak subjek-subjek yang dilukiskannya; tapi kalau kubilang para wanita muda digambarkan dalam seri dua belas gravir—”
“Masa!” seru Henrietta, memotong. “Sepertinya kau tak punya niat untuk menguji kepintaran kami. Kau berolok-olok, kalau aku tidak salah tangkap; karena kau tahu aku sangat senang teka-teki dan sandiwara, dan gemar menebak teka-teki para sahabatku. Dua belas wanita muda, kau bilang—aku menduga sketsa karakter; beberapa petualangan atau situasi, atau lainnya yang berbuah kehormatan bagi jenis kelamin kami.”
Sinclair tersenyum membisu; sementara Amelia mengamatinya dengan kalem, dan lalu berkomentar, dalam nada sarkastis halus yang sangat pas untuknya, “Kalau kubaca air mukanya baik-baik, dia ingin memperlihatkan sesuatu yang tidak akan kita perkenankan. Pria gemar sekali menemukan sesuatu yang menjadikan kita bahan ejekan.”
Sinclair: Kau jadi serius, Amelia, dan jangan-jangan sebentar lagi jadi satir. Aku hampir tidak berani membuka saku kecilku.
Henrietta: Oh! Perlihatkan itu.
Sinclair: Mereka karikatur.
Henrietta: Aku paling suka karikatur.
Sinclair: Sketsa wanita nakal.
Henrietta: Itu lebih lagi: kami bukan bagian dari kelas itu. Potret mereka akan memberi kita, seperti halnya komunitas mereka, sedikit kesenangan.
Sinclair: Apa harus kutunjukkan mereka?
Henrietta: Lakukan sekarang juga.
Sambil berkata demikian dia merebut portepel darinya, mengeluarkan gambar-gambar, menghamparkan enam di antaranya ke atas meja, memandangi mereka buru-buru, dan kemudian mengocok mereka seolah-olah itu setumpuk kartu. “Sempurna!” serunya, “mereka sangat hidup. Yang ini, misalnya, yang mengangkat secubit tembakau ke hidungnya, adalah citra Madame S....., yang akan kita temui malam ini; dan wanita tua bersama kucing ini mirip bibi orangtuaku; sosok yang memegang gelendong benang mirip si pembuat topi kawakan. Kita bisa temukan versi asli untuk setiap sosok-sosok jelek ini; dan bahkan di antara para pria, aku pernah lihat orang tua bungkuk 90 derajat, dan juga kemiripan dengan sosok pemegang benang ini. Mereka mengasyikkan, gravir-gravir ini, dan dikerjakan secara mengagumkan.”
Judul asli | : |
The Good Women Die Guten Frauen<i=1W-9TI5rptwOpTLDKOTVAcE2BWE8Wt_OA 375KB>The Good Women<br/> Die Guten Frauen (1801) |
Pengarang | : | Johann Wolfgang von Goethe |
Penerbit | : | Relift Media, Agustus 2018 |
Genre | : | Satir |
Kategori | : | Fiksi, Drama |