
§1. Mulut, gigi, dll. Apakah ada sebuah mata yang tak terbiasa, tapi harus berpaling jijik dari tontonan menjijikkan yang begitu sering ditampilkan oleh mulut, dagu, dan gigi pengunyah tembakau, dan hidung dan mulut (jika bukan pakaian juga) pengendus senggeruk? Aku pernah bertemu seorang profesor sains—bahkan lebih dari satu orang—di kampus kami, yang wajah, baju linen, dan rompinya benar-benar dicemari dan dihitamkan oleh senggeruk. Dan aku kenal seorang pendeta warta rahayu, yang dipuji di semua gereja, yang mulut dan giginya tak hanya dihitamkan oleh kunyahan, tapi juga yang dagunya, dalam kerut-kerut yang ditimbulkan oleh usia, sesekali menjadi dasar dua sungai getah tembakau. Kekotoran para pendeta dan wanita mungkin tidak jauh lebih buruk dibanding orang lain; tapi itu tentu lebih menjijikkan. §2. Bagian dalam. Tapi timbunan eksternal lebih menjijikkan daripada timbunan internal hanya karena mereka lebih kelihatan. Rongga-rongga internal wajah—rongga hidung dalam, lubang besar di tulang pipi, dan sinus frontalis—semua berkomunikasi dengan satu sama lain dan, pada pengguna tembakau, semua sama-sama tercemar. Seorang pakar kompeten menyatakan bahwa Pdt. Dr. Cooper dari Boston, akibat penggunaan senggeruk terus-menerus, mengalami penyakit kepala fatal, dan bahwa senggeruk Skotlandia yang diperkeras dalam jumlah sangat besar ditemukan di antara hidung eksternal dan otak, dalam apa yang kusebut sinus frontalis, pasca kematiannya. Jika seluruh bagian dalam yang kotor pada pengendus senggeruk, atau bahkan pengunyah atau pengisap tembakau, bisa ditampakkan ke mata khalayak, aku yakin itu akan lebih mencegah generasi muda jatuh ke dalam kebiasaan busuk dan hewani ini dibanding semua lektur, esai, dan homili kita. §3. Rongga paru-paru. Trakea atau batang tenggorokan dibagi lagi untuk membentuk apa yang disebut bronkus-bronkus; dan mereka ini lagi-lagi dibagi menjadi cabang-cabang lebih kecil, hampir tak terhitung. Mereka berakhir di sel-sel kecil berongga atau kantong udara. Permukaan membran pelapis pipa-pipa dan sel-sel berongga ini sudah ditaksir secara beragam; tapi panjangnya tidak mungkin kurang dari 15 atau 20 kaki dangkal. Pada seluruh permukaan ini tersebar asap tembakau dan sebagian senggeruk (dari orang-orang yang menggunakan cerutu dan kotak senggeruk), sampai semua lubang ini, bersama rongga hidung dan rongga-rongga lain di seputar wajah dan tenggorokan, bakal berubah menjadi banyak sekali cerobong jelaga, kalau bukan karena pembuluh-pembuluh penyerap. Aku bilang, kalau bukan karena pembuluh-pembuluh penyerap. Dinding putih apapun yang diperlakukan sebagaimana dinding internal paru-paru akan segera menjadi tak layak dan menjijikkan. Tapi pada seluruh rongga-rongga internal ini dijumpai dalam jumlah besar sejenis pembuluh yang memiliki kemampuan untuk menyingkirkan partikal-partikel kotor yang tidak terlalu berat untuk mereka. Partikel-partikel tembakau tak terdekomposisi yang teruapkan, yang menyusun sebagian besar asap tembakau dan yang seharusnya segera menghitamkan membran hidup bronkus-bronkus dan sel-sel udara, dibawa ke atas dan diangkut keluar sistem, tapi tidak tanpa menerobos hampir setiap bagiannya dalam perjalanan mereka.
Judul asli | : | The Physical and Moral Effects of Using Tobacco as a Luxury: Filthiness of Tobacco<i=1-om8Q8jGIGOIQRZcV332z5BkVPt8kZ0z 247KB>The Physical and Moral Effects of Using Tobacco as a Luxury: Filthiness of Tobacco (1853) |
Pengarang | : | William Andrus Alcott |
Penerbit | : | Relift Media, Februari 2025 |
Genre | : | Medis |
Kategori | : | Nonfiksi, Pamflet |