
Para filsuf, jika tepat memuliakan para spekulan masa kini dengan gelar tersebut, belakangan memusingkan persoalan “Kepurbakalaan Manusia”; tujuan mereka adalah membuktikan periode eksistensi ras manusia yang jauh lebih panjang di muka bumi daripada yang dideduksikan dari catatan Alkitab. Motif beberapa spekulan ini, contohnya Dr. Williams dalam ulasan terhadap “Biblical Researches”-nya Bunsen, tampaknya adalah untuk mendiskreditkan cerita Alkitab secara umum, dengan mempertanyakan ketepatan kronologi yang dideduksikan darinya. Motif para spekulan lain, contohnya Tn. Darwin, adalah untuk menyingkirkan beberapa rintangan (yang ditolak oleh kronologi standar) bagi pembuktian modifikasi teori perkembangan Lamarck miliknya, dengan memberi kelonggaran waktu terlalu pendek untuk rentetan transmutasi yang mengubah Gorila menjadi manusia, menurut dia atau para pengikutnya. Yang lain lagi, contohnya Sir Charles Lyell, telah menemukan suatu keniscayaan geologis untuk masa tinggal manusia lebih panjang di muka bumi, dan bersedia menguntungkan para pengusung ide perkembangan [ras manusia], yang, walaupun saling berselisih dalam banyak poin penting, menghadiahkan cek dari Bank Waktu kepada para geolog, bank di mana para geolog sudah biasa menarik besar-besaran. Namun, pada kesempatan ini aku tidak bermaksud mempertanyakan bukti yang menurut Dr. Williams telah didapatkan oleh Bunsen dari catatan Mesir yang mendukung teori-teori terkait waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan Perdagangan, Pemerintahan, dan Bahasa; pun aku tidak ingin memasuki persoalan kekerabatan kita dengan Gorila; aku lebih suka menisbatkan nasabku pada Adam dan Hawa, tapi jika Tn. Darwin ingin terjun ke hutan-hutan Afrika untuk mencari kakeknya, betapapun aku cenderung mempertanyakan seleranya, aku sama sekali tidak mengingkari haknya untuk memperturutkan itu; dan walaupun aku mengira Sir Charles Lyell (dalam spekulasi-spekulasinya yang timbul dari penemuan perkakas dan senjata batu pada lapisan purba yang diakui) bisa saja mengambil resiko untuk menebak bahwa para pengguna perkakas tersebut menemukannya sudah jadi dan tersedia (sebagaimana dia sendiri menemukannya demikian), saat ini aku takkan berusaha membahas masalah eksistensi atau non-eksistensi perusahaan-perusahaan manufaktur di zaman pra-adam. Yang kuusulkan pada kesempatan ini adalah mencaritahu apakah, dengan perujukan sederhana pada fakta-fakta diakui dan tak terpungkiri, aku tidak bisa menunjukkan bahwa probabilitas-probabilitas menyokong periode lebih pendek lagi daripada yang diberikan dalam margin Alkitab kita sebagai periode masa tinggal manusia di muka bumi, dan karenanya bahwa semua teori berlandaskan perpanjangan-perpanjangan periode ini dengan sendirinya tidak probabel untuk menjustifikasi penolakan mereka. Fakta-fakta diakui yang disinggung di atas diekstrak dari laporan-laporan statistik yang telah dikumpulkan dan disatukan oleh individu-individu selain Pemerintah-pemerintah selama bertahun-tahun ke belakang. Sehubungan dengan banyak negara dan lokalitas, laporan-laporan ini memberikan jumlah kelahiran, kematian, dan perkawinan, jenis kelamin orang-orang yang lahir atau mati, usia terjadinya perkawinan dan kematian, dll. Dari data seperti ini, beranekaragam kesimpulan bisa dideduksikan, menyangkut hidup manusia; misalnya durasi hidup rata-rata, kans yang mendukung seorang individu mencapai usia tertentu, laju pertambahan komunitas di bawah bermacam-macam keadaan, sebab-sebab yang berpengaruh untuk menghasilkan pertambahan ini atau mengubah-ubah lajunya, dll. Fakta sederhana pertama yang diungkap oleh laporan-laporan ini adalah kesetaraan, atau hampir kesetaraan, jumlah jenis kelamin pria dan wanita. Alkitab mengatakan Tuhan menciptakan manusia sebagai pria dan wanita; dan laporan-laporan menunjukkan bahwa, meski kelahiran pria sedikit melebihi kelahiran wanita, selisihnya tidak cukup untuk mengimbangi penyusutan hidup pria, sehingga jumlah wanita, pada waktu kapanpun dan di negara manapun, sedikit melebihi jumlah pria. Oleh karenanya, pernyataan umum bahwa untuk setiap manusia terdapat pendamping sepadan pada hakikatnya tepat. Fakta berikutnya yang diungkap oleh laporan-laporan itu adalah bahwa, secara umum, manusia menemukan pendamping sepadan sejak awal kehidupan. Usia ketika manusia menikah tentu saja bervariasi menurut karakter iklim dan kesempatan mendapat nafkah penghidupan. Di negara-negara Timur yang hangat, tubuh mencapai kedewasaan lebih awal daripada di iklim-iklim Eropa yang lebih dingin, dan alhasil perkawinan terjadi lebih awal; bukanlah kejadian luar biasa seorang pria menjadi ayah di usia 16; sementara di Inggris laporan-laporan menunjukkan sejauh ini sebagian besar perkawinan terjadi ketika pihak-pihak berusia antara 20 dan 25. Fakta tak terpungkiri berikutnya adalah bahwa, kecuali di bawah keadaan yang sangat khusus, jumlah kelahiran di tahun berapapun melebihi jumlah kematian di tahun tersebut. Laporan-laporan sensus Inggris menunjukkan angka kelahiran 3,34 persen, sementara kematian hanya 2,247 persen dari populasi; selisihnya (yakni 1,093 persen) merupakan pertambahan tahunan; sehingga, terlepas dari kepadatan populasi dan eksodus emigran terus-menerus, laju pertambahan akan melipatgandakan populasi dalam kurang dari 50 tahun; sementara laporan-laporan serupa dari Amerika Utara membuktikan fakta bahwa, sebelum perang sipil, laju pertambahan hampir dua kali lebih cepat daripada Inggris, dan waktu pelipatgandaan sekitar 25 rahun. Di beberapa desa sehat di Andes, Humboldt menjadi saksi akan pertambahan populasi yang melipatgandakan populasi dalam 19 tahun. Ada beberapa fakta sederhana lain yang diungkap oleh laporan Catatan Sipil kelahiran, kematian, dan perkawinan, misalnya jumlah rata-rata anak pada setiap perkawinan, proporsi pembagian angka kematian antara orang-orang dari usia berbeda-beda, dll; tapi kita tak perlu memperhatikan lebih rinci selain yang diperinci di atas. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari fakta-fakta di atas adalah sebagai berikut: 1) Pertambahan populasi dunia disebabkan oleh kelebihan kelahiran dibanding kematian. Secara lokal, Emigrasi atau Imigrasi pasti cenderung mengubah laju pertambahan, tapi pengaruh Emigrasi atau Imigrasi, ketika populasinya besar, hanya sepele; tapi perpindahan orang dari satu bagian dunia ke satu bagian lain ini tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah seluruh ras manusia. 2) Laju pertambahan populasi sangat bervariasi di negara-negara berbeda, dan bahkan di bagian-bagian berbeda di satu negara yang sama. Kelebihan kelahiran dibanding kematian, yang menjadi dasar pertambahan ini, mungkin diakibatkan oleh suburnya perkawinan atau kurangnya kematian, dan berhubung dua sebab ini mungkin berpengaruh secara independen dari atau gabungan dengan satu sama lain, jelas bahwa kekhususan-kekhususan lokal pasti berpengaruh sangat kuat terhadap laju pertambahan lokal dan bahwa laju tinggi atau rendah di lokalitas manapun mungkin cukup konsisten dengan eksistensi laju sebaliknya sebagai rerata negara tersebut secara luas. 3) Populasi bertambah dalam rasio geometris, melipatgandakan jumlahnya dalam periode-periode yang bervariasi di negara-negara berbeda. 4) Pertambahan tersebut, ketika tidak dihambat oleh kesulitan mencari penghidupan, yang secara moral beroperasi sebagai penghambat kecenderungan alami untuk menikah, atau oleh kehancuran yang ditimbulkan perang atau wabah, kemungkinan besar berada pada laju yang akan melipatgandakan populasi dalam sekitar 25 tahun. Tentu saja ada beranekaragam kesimpulan lain yang dapat ditarik dari fakta-fakta tersebut, tapi kita tak perlu menyinggung selain empat ini. Menerapkan fakta-fakta dan kesimpulan-kesimpulan ini pada data yang kita miliki terkait populasi bumi yang ada, aku bermaksud menelusuri umat manusia ke waktu awalnya.
Judul asli | : | An Attempt to Approximate to the Antiquity of Man<i=1th9nNJJTAFuHuq1rM3nL31A1oYEIiSRq 332KB>An Attempt to Approximate to the Antiquity of Man (1868) |
Pengarang | : | William Denison |
Penerbit | : | Relift Media, Februari 2024 |
Genre | : | Sosial |
Kategori | : | Nonfiksi, Pamflet |