Bangsa-bangsa yang mampu memiliki konsepsi agung akan penciptaan, waktu, atau durasi, dan dunia pemikiran secara umum, seperti yang mereka miliki, pasti sudah (jauh sebelum permulaan 6.000 tahun Kejadian/Genesis) melewati barbarisme primitif yang dengan keliru kita lekatkan pada semua kaum kuno.
Tidak ada yang lebih tak pasti daripada kronologi, sebagaimana mudah disimak melalui tabel berikut:
Penciptaan terjadi, menurut:
Septuaginta, Banjir (3.246 sebelum masehi) | 5.108 | tahun lampau |
Septuaginta, Penciptaan | 7.371 | ·· |
Ussher, Penciptaan hingga masa kini | 5.867 | ·· |
Talmud Ibrani | 5.673 | ·· |
Kronik Bizantium | 7.371 | ·· |
Periode Yulianus | 6.576 | ·· |
Desvignolles | 8.788 | ·· |
Fourier | 17.000 | ·· |
Bangsa China | 498.600 | ·· |
Bangsa Khaldea/Kasdim | 473.000 | ·· |
Pentateukh Samaria (Nablus, Suriah) | 6.167 | ·· |
Dan Plato mengatakan bahwa Atlantis (Pulau Kesenangan) tenggelam ke dalam samudera 9.000 tahun sebelum masa di mana dia hidup. Satu riwayat mengatakan bahwa Banjir Nuh terjadi 2.348 SM; dan satu riwayat lain menetapkan banjir Deucalion pada 1.503 SM; sementara Banjir Ziusudra bertanggal sekurangnya 10.000 tahun sebelum era Kristen.
Kronologi Tibet, semi-Budhistik | 11.869 | sebelum masehi |
Diketahui bahwa Budha meninggal | 3.384 | tahun lampau |
Para leluhur ras Turki masa kini memiliki kerajaan-kerajaan besar di Asia | 4.211 | ·· |
Catatan China (mungkin?) membentang sampai | 63.000 | ·· |
Dan mereka mengusir bangsa-bangsa yang telah menempati tanah itu selama 7.000 tahun. | | |
Tapi jika dilepaskan dari elemen-elemen tradisional, sudah pasti kekaisaran China adalah kekaisaran tua | 5.164 | ·· |
Sebuah karya China, yang bertanggal 600 tahun sebelum masehi, berbicara tentang “keunggulan sistem-sistem Pendidikan
kuno”!
Beralih dari China ke Jepang, kita mendengar hal-hal yang sama mencengangkannya dengan yang sudah kita simak, sebab tarikh mereka menyatakan bahwa mereka diperintah selama 15.000.000 tahun oleh roh-roh angkasa dan kemudian oleh kaisar-kaisar manusia selama 15.000 tahun; yang ditambah dengan 600 dan 1862 tahun, total 17.462 tahun. Sejarah mereka tertelusuri secara memuaskan sampai tahun 700 SM.
Langkah kita berikutnya adalah ke Hindustan. Salah satu periode mereka, Satya Yuga, kini sedang berlalu; di permulaan periode ini Menu Ketujuh (salah seorang leluhur mereka) hidup 3.842.962 tahun lampau. Tapi klaim-klaim mereka cukup berdasar sampai 5.000 tahun lalu. Siklus kronologi Budhis agak mengagetkan, meski hanya karena
kebersahajaan mereka yang berlebihan. Beginilah, menurut kitab-kitab suci Ordo Mendikan agung. Ada sebuah bilangan, disebut Asankya, yang diketahui oleh para Budhis; itu dinyatakan dengan sebuah satuan dan 140 nol. Kuadrat dari bilangan ini merupakan Antah-Kalpa; dan kuadrat dari Antah-Kalpa pada gilirannya merupakan bilangan tahun sejak Budha kesatu berhenti berdakwah, dan mencapai Nirwana atau keindahan samawi. Hari ini ada ratusan juta orang di bumi ini yang mempercayai seluruh sistem dahsyat ini, sejauh angka-angka mencapainya. Coba bayangkan sebuah akal manusia yang mampu mencerna sebuah bilangan yang hanya dapat dinyatakan dengan angka 9 di sebelah kiri 182.000.000 tempat angka! Untuk memberi pembaca sedikit gambaran satu Anta-Kalpa saja, kita akan mengutip dari seorang penulis Sinhala. “Seandainya turun hujan sederas-derasnya hujan yang pernah jatuh, selama periode 11 tahun di seluruh bumi, bilangan tetesan tidak akan menjangkau sampai Antah-Kalpa. Seandainya seorang malaikat terbang dari surga sekali dalam sepuluh ribu tahun, dan dengan sehelai saputangan sutera dia menyentuh setipis mungkin sebuah batu seluas 5 juta akre dan setinggi 5 ribu mil, meski itu sekeras berlian, saputangan tersebut akan telah mengauskan batu itu sepenuhnya; dan seekor burung yang membawa pergi debu batu itu, satu bintik demi satu bintik, dan ia menghabiskan 12 ribu tahun dalam penerbangan keluar dan 12 ribu tahun lain dalam penerbangan ke dalam, ia akan sudah membawa pergi batu itu seluruhnya, dan si malaikat dan si burung akan punya waktu berlimpah untuk mengulangi eksperimen ini 12 ribu kali antara awal dan akhir periode sebuah Kalpa besar, atau Maha-Kalpa.”
Jika kita beralih ke kronologi-kronologi Babilonia, kita terpaksa menolak pernyataan-pernyataan dan klaim-klaim dahsyat mereka; tapi, di saat yang sama, terpaksa mengakui bahwa ribuan tahun sebelum tanggal Manusia Eden, bangsa Babilonia telah mencapai status peradaban tinggi, sebab jelas sekali bahwa bangsa-bangsa yang mampu memiliki konsepsi agung akan penciptaan, waktu, atau durasi, dan dunia pemikiran secara umum, seperti yang mereka miliki, pasti sudah (jauh sebelum permulaan 6.000 tahun Kejadian/Genesis) melewati barbarisme primitif yang dengan keliru kita lekatkan pada semua kaum kuno. Aku sendiri berpendapat dunia ini telah menyaksikan lebih dari satu peradaban yang derajatnya, jika bukan jenisnya, cukup setara dengan yang kini eksis.
Melalui Bunsen, Layard, Müler, Schelling, Von Humboldt, Wilson dan lain-lain dari galaksi besar Bintang-bintang Sains, melalui mereka riset-riset Babilonia, Mesir, Niniwe, dan Egiptologi telah mendemonstrasikan bahwa kronologi-kronologi Teologis tidak bisa diandalkan sama sekali; dan pembatas-pembatas yang didirikan oleh takhayul Yahudi dan kemalasan Kristen di medan bebas sejarah manusia milik Tuhan sedang dirobohkan dengan pesat dan untuk selamanya, puji Tuhan.
Di tepian Nil kita mendapati bahwa seni-seni luhur, sains, sastra, dan taraf tinggi (bukan cuma peradaban) pembelajaran dan kemewahan eksis dalam kesempurnaan hebat 6.000 tahun lampau. Semua hal melaju dari ketidaksempurnaan menuju sempurna; tapi laju progres itu sudah pasti lamban. Bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, sains, seni, dan sistem intelektual tidak muncul dalam satu malam ataupun layu dalam satu hari seperti jamur; tapi, seperti aras dan ék, tumbuh pelan tapi kokoh, dan ketika mereka mati, mereka sulit mati. Mereka tidak binasa dengan cepat, tapi punah berangsur-angsur. Bangsa-bangsa laksana manusia; mereka dilahirkan, mencapai usia jantan, mencapai kedewasaan, dan menua. Proses di mana sebuah bangsa muncul dari kondisi barbar atau buas memerlukan periode sangat panjang; dan sehubungan dengan Mesir, ia pasti memerlukan ribuan tahun untuk mengembangkan keadaan yang ditemukan di sana ketika Menes membelokkan kanal Nil. Bunsen memberi angka 20.000 SM sebagai tahun Permulaan dari apa yang kita jumpai di Mesir pada 4.000 SM; sebab diperlukan durasi waktu tidak kurang itu tapi mungkin lebih dari itu untuk mengembangkan salah satu atau kedua rumpun bahasa besar di Timur, yakni Semitik dan bahasa berseberangannya, yang darinya dia menduga semua bahasa modern berasal. Bagaimana dia menghubungkan bahasa Amerika Utara dan Selatan dan bahasa-bahasa monosilabik China dengan salah satu dari bahasa-bahasa primitif ini, hal itu sulit dipahami. Sanskerta adalah satu cabang dari bahasa awal, dan diketahui sudah punah 4.500 tahun lampau, atau jauh sebelum Musa, dan itu pun merupakan keturunan dari bahasa-bahasa punah lain.
Penulis buku ini tidak percaya bahwa semua bahasa berasal dari satu atau dua sumber, atau bahwa ras manusia bermula dari Adam-nya Kitab Suci, dengan alasan di antaranya: Pertama, MUSTAHIL ras-ras Nigritia, Indian Amerika (banyak variasi berbeda di Amerika Utara maupun Selatan), dan ras China berasal dari satu leluhur bersama. Kawin campur tak mungkin mengubah orang-orang yang kita lihat, jika semuanya semula sama. Benar, ras-ras gelap memutih melalui peleburan dengan ras-ras terang; tapi percampuran sebanyak apapun takkan pernah membuat orang-orang berubah dari putih menjadi hitam-legam; orang-orang asli adalah putih sejak awal. Terserah padamu, ini fakta yang tak bisa diatasi. Sudah pasti, semua manusia berhak atas hak-hak yang sama, dan sama-sama dianggap sebagai pewaris keabadian; tapi mereka tidak semuanya turun dari satu pasangan awal. Dalam pertempuran besar kubu Poligenesis melawan kubu Monogenesis, kubu Poligenesis membawa artileri paling berat. Selama seluruh periode sejarah manusia, terdapat perbedaan-perbedaan radikal identik yang sama yang eksis antara manusia-manusia dari benua-benua berbeda; dan ini dibuktikan oleh monumen, patung, pahatan segala jenis, dan di manapun ditemukan. Orang Negro, orang Mongol, dan orang keturunan Kaukasia menampilkan ciri-ciri masing-masing yang sama—yang kesatu, sama dalam hal corak, bentuk, dan garisbentuk; yang kedua menampilkan wajah flat kekuningan, mata miring, pipi tinggi yang sama; dan yang ketiga menampilkan pembawaan beralis tinggi yang sama seperti yang mereka masing-masing tampilkan 50 abad lampau; pun tidak mungkin masing-masing cabang dari keluarga manusia bakal atau akan berubah dalam 500 generasi berikutnya, kecuali hanya melalui peleburan. Maka, ide kemuasalan tunggal untuk semua manusia
harus dibuang; dan hanya dua hipotesis lain yang memungkinkan: Pertama, bahwa manusia muncul melalui proses Perkembangan, via Babon, Gorila, dll, atau Kedua, bahwa dia menjadi ada di puluhan tempat dan waktu. Hingga kini, aku tak melihat alasan untuk menerima gagasan pertama yang menjijikkan, dan tidak bisa memahami
modus gagasan yang kedua. Kita tidak percaya kita adalah Kera yang berkembang, sekalipun dengan selang waktu sejuta abad yang memisahkan kita dari mereka. Kita mencibir ide ini dan akan terus mencibir sampai nalar dan sains membuktikan kekeliruan kita; dan bersama fase ganjil ini (dari teori Perkembangan dan teori Monogenesis) ada pula fase Banjir Besar, dan beberapa gagasan lain yang didasarkan pada riwayat dalam Kitab Kejadian. Bersama “Taman” ada pula “Bahtera” dan “Banjir”—sebagai universal; dan di saat yang sama ada sebuah banjir atau banjir-banjir, yang barangkali memusnahkan jutaan manusia. Tapi soal ini nanti.