Bidik teleskopik seringkali sangat melenceng dari penembakan, dan tak seorangpun mengerti solusinya. Untuk pertama kalinya aku banyak berpikir ada sesuatu yang aneh dalam gerakan penembakan runduk ini ketika seorang sniper meleset dari target tiga kali.
Pembaca buku ini pasti menyadari sudutpandang penulisannya yang sangat sempit dan terbatas. Ini hanya keterangan tentang beberapa kenangan penembakan runduk, peneropongan, dan pengintaian di Prancis dan Flanders, dan tujuannya adalah untuk melestarikan sejauh mungkin—dalam suatu bentuk—pekerjaan dan pelatihan satu golongan perwira dan prajurit yang tugas-tugasnya menjadi semakin penting seiring perang berkembang. Buku ini ditulis dengan harapan bahwa nilai sejati penembakan runduk dan pengintaian akan terus diakui dalam pelatihan tentara kita di masa mendatang, sebagaimana diakui di tahun-tahun terakhir perang.
Ide pengorganisasian penembakan runduk bukanlah hal baru bagiku saat pergi ke Prancis pada Mei 1915. Aku sudah ke sana sebelumnya, pada Maret, dan aku sudah melihat keuntungan besar yang diperoleh tentara Jerman berkat superioritas mereka dalam penembakan runduk perang parit.
Kini sulit untuk memberi angka pasti kehilangan kita. Cukuplah dikatakan bahwa pada awal 1915 kita kehilangan 18 prajurit dalam satu batalion dalam satu hari karena para sniper musuh. Nah, jika setiap batalion di garis tempur membunuh satu prajurit Jerman lewat penembakan runduk dalam satu hari, jumlahnya akan naik. Jika ada yang mau melakukan penjumlahan matematis, dan menghitung jumlah batalion yang kita miliki di garis, dia akan kaget dengan angka-angkanya, dan ketika dia mengalikan angka-angka ini dengan tiga puluh dan menengok kehilangan bulan itu, dia akan menemukan bahwa dalam sebuah perang atrisi, berdasarkan hitungan ini saja sniper menjustifikasi eksistensinya dan menyapu bersih musuh dalam jumlah besar.
Tapi bukan hanya dengan korban jiwa kita bisa menilai pentingnya penembakan runduk. Jika paritmu dikuasai oleh sniper musuh, kehidupan di situ betul-betul sulit sekali, dan moril pasti menderita. Di banyak bagian garis di seluruh Prancis dan Belgia, musuh yang diorganisir jauh lebih awal daripada kami tentu benar-benar menguasai kami. Setiap resimen dan kebanyakan prajurit yang pernah ke Prancis akan mengingat suatu titik tertentu di mana, kata mereka, penembakan runduk Jerman lebih mematikan daripada di tempat lain, padahal sebetulnya pada pertengahan 1915 kami mengalami cobaan berat hampir di mana-mana, boleh dibilang.
Saat aku berangkat pada Mei 1915, aku membawa beberapa senapan berbidik teleskopik, milikku sendiri atau pinjaman dari teman-teman. Pada waktu itu aku diperbantukan pada Departemen Intelijen sebagai seorang perwira yang bertanggungjawab atas para koresponden perang, dan pekerjaanku memberiku banyak kesempatan untuk mengunjungi semua bagian garis. Kapanpun aku pergi ke garis, aku membawa, jika memungkinkan, sepucuk senapan berbidik teleskopik, dan aku mendapati brigade maupun batalion segera menawarkan untuk meminjamiku senapansenapan ini. Dengan begini timbul kesempatan mengunjungi garis dan mempelajari masalah penembakan runduk saat itu juga.
Suatu hari aku ingat aku sedang melalui parit-parit bersama Koresponden Australia, Tn. Gullet, ketika kami sampai ke sebuah papan pengumuman sangat pintar yang padanya tercat kata “Sniper”, dan juga gambar anak panah yang menunjuk ke sarang di mana dia berbaring. Akan tetapi, si sniper tidak ada di sarang, melainkan sedang menembak di atas puncak parapet dengan sepucuk senapan berbidik teleskopik. Pada waktu itu senapan-senapan ini datang dari Inggris dalam jumlah sangat sedikit, dan dibagikan kepada pasukan.
Aku sudah bertahun-tahun memiliki senapan-senapan berbidik teleskop, dan sedikit memahami pemanipulasiannya yang digunakan dalam penembakan hewan buruan besar. Secara umum aku mau tak mau berpikir senapansenapan itu tidak sportif, karena sangat memudahkan penembakan, tapi untuk menembak kelinci dengan senapan kaliber kecil, di mana kau hanya melukai kelinci kecuali jika kau mengenai kepalanya, mereka luar biasa dan menyisihkan banyak penderitaan yang tak perlu.
Tapi kembali ke si sniper. Sangat tertarik, kami bertanya padanya apakah dia suka senapannya, dan dia mengumumkan dirinya bisa menembak masuk ke dalam loophole perisai besi di parit-parit Jerman “setiap waktu”. Berhubung parit-parit Jerman berjarak enam ratus yard, aku merasa sniper ini optimistis, dan kami bertanya apa boleh kami melihatnya menembak. Aku memegang sebuah lensa Ross yang selalu kubawa-bawa di parit, dan ketika si sniper menembak, kulihat peluru mengenai sekitar 6 kaki di sebelah kiri pelat yang dia bidik. Namun, dia yakin dari bunyinya bahwa itu masuk ke dalam loophole! Dia menembak sekali lagi, dan kembali mengenai jauh sebelah kiri. Aku memeriksa bidiknya, yang berupa fitting sambung keran, dan karena mendapati itu sedikit tidak sejajar, aku bertanya pada si sniper seberapa banyak dia tahu tentang senjatanya. Tak berlebihan jika dikatakan pengetahuannya terbatas.
Sejak saat itu semua senapan berbidik teleskop menjadi sangat menarik buatku, dan tak lama kemudian aku sampai pada kesimpulan bahwa sekitar 80 persen tidak berguna—bahkan jauh lebih buruk daripada bidik terbuka biasa—di tangan-tangan yang memegangnya. Orang-orang yang menggunakannya sebagian besar hampir tidak tahu bagaimana mensejajarkan bidiknya. Sebuah keran atau sebuah ketok, maka senapan melenceng dari penembakan.
Untuk kepentingan pembaca non-teknis, ada baiknya di sini dinyatakan bahwa jika sebuah bidik teleskopik yang dipasang pada landasan 4 inchi menyimpang seperseratus inchi dari persejajaran pasnya, itu akan menembak tidak tepat hingga 9 inchi pada jarak 100 yard, dan tentu saja 18 inchi pada 200 yard, dan 54 inchi pada 600 yard. Bidik-bidik dibagikan tanpa instruksi, sering diserahkan sebagai perbekalan parit, dan dipergunakan oleh para sersan intendan yang sering sekali memandangnya sebagai iseng-iseng hebat.
Judul asli | : | Sniping in France: Ch. 1. The Genesis of Sniping<i=14Yi1h-rTQiGhDhEMx7ca3-4g38kvRT2g 316KB>Sniping in France: Ch. 1. The Genesis of Sniping (1920) |
Pengarang | : | H. Hesketh-Prichard |
Seri | : | Pelatihan Menjadi Sniper #1 |
Penerbit | : | Relift Media, Juni 2023 |
Genre | : | Perang |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |