“Kami akan menang tanpa pertempuran—kemenangan tak berdarah—karena rakyat tidak tahu yang sebenarnya! Malam ini, saat sudah terlambat untuk rakyat melawan balik, kami akan memegang kendali total! Mereka takkan pernah tahu!”
Apakah bijak sebuah negara membawa kesiapsiagaan sampai pada titik mengadakan invasi bohongan? Tentu ini adalah cerita yang mengagetkan imajinasi! Para blackhawk dengan gagah berani melawan gerombolan agresor sementara rakyat tanpa waspada menerima ini sebagai pura-pura! Kenapa? Ada jawaban logis dalam cerita luar biasa Latihan Invasi Merah ini!
Di suatu tempat di Eropa, Madame Blanche, komentator wanita kenamaan, berbicara kepada rakyat negaranya!
“Kabar bagus malam ini! Partai Merah sudah dikalahkan di pemungutan suara! Presiden tercinta kita telah terpilih kembali! Ini kemenangan untuk demokrasi!”
Kemudian di pesta dansa kemenangan presiden, para blackhawk tegap menjadi tamu-tamu kehormatan!
“Ah, Blackhawk, kau dan rekan-rekanmu sangat disambut! Pidato-pidatomu atas namaku mendatangkan banyak suara untukku!”
“Tetap saja, Tn. Presiden, terlalu banyak orang tidak ambil pusing memberi suara tahun ini! Satu suara tipis mungkin berarti terpilihnya partai Merah!”
“Jika saja rakyat kita sadar seperti apa hidup di bawah rezim Merah, mereka akan segera bangun!”
“
Well, kenapa kita tak tunjukkan pada mereka? Jenderal Volk, bagaimana kalau kita dandani pasukanmu dalam seragam Partai Merah dan melakukan invasi bohongan!”
“Madame Blanche, itu ide sempurna!
“Kita bisa mencontohnya dari invasi sungguhan! Kita akan ‘menangkap’ para lawan politik, membangun ‘kamp-kamp konsentrasi’!”
“Jenderal, apa kau yakin kita harus berbuat seekstrim itu?”
“Ini adalah zaman berbahaya, Tn. Presiden! Invasi bohongan bakal membangunkan rakyat kita akan jahatnya komunisme!”
“Bisakah aku andalkan kerjasama para blackhawk?”
“Apapun yang kau katakan! Kami selalu siap memberi sumbangsih untuk demokrasi, jenderal!”
Segera kemudian...
“Presiden mendeklarasikan hari agresi! Hari-A untuk melihat invasi bohongan!”
“Pasukan Jenderal Volk akan mengenakan seragam musuh saat mereka ‘menginvasi’ kapitol!”
“Jangan khawatir! Ini bukan invasi sungguhan! Tapi ini akan berfungsi sebagai peringatan! Itu bisa terjadi di sini!”
Pagi-pagi sekali, di pinggiran ibukota, Jenderal Volk memerintahkan pasukannya ke gudang persenjataan besar!
“Di dalam gudang kalian akan temukan seragam musuh kita! Kalian akan tutup pintunya selagi mengenakan seragam dan bersiaplah untuk hari-A!”
Hari-A dimulai! Para warga berwajah tenang berjejer di tepi jalan saat pasukan berseragam musuh berdefile dengan ketepatan ala robot!
“Aku senang ini tidak sungguhan! Tapi itu bisa betul-betul terjadi jika kita tidak kawal kebebasan kita!”
Jadwal invasi! Pertama merebut pusat-pusat komunikasi!
Lalu datang terorisme!
“Kau ditangkap karena berbicara melawan pemimpin agung kami!”
“Ohhh! Tidak—”
“Tenanglah, sayangku! Ingat, ini bukan penangkapan sungguhan!”
Satu hasil lain dari kediktatoran Merah... Kamp konsentrasi yang ditakuti!
Beberapa saat kemudian...
“Tepat tengah hari! Menurut jadwal kita harus ‘menyerang’ dan kemudian ‘ditangkap’! Mari tampil dengan baik, kawan-kawan!”
“Mudah-mudahan pencari bakat Hollywood melihat kita berakting dan memberi kita kontrak film! Oh, senang!”
