Jika penerbit suratkabar mengira tidak ada gunanya memburu pembaca sebagai individu, dia mestinya mengunjungi Brooklyn dan menyelidiki metode-metode yang ditempuh oleh koran tertua di kota tersebut, sebuah penerbitan yang sukses dan pencetak uang besar.
Nah, setelah dijelaskan bagaimana para reporter dan koresponden mengumpulkan berita, bagaimana para redaktur mengolahnya untuk publikasi, bagaimana para penulis editorial melakukan tugas mereka, dan bagaimana percetakan betul-betul menghasilkan koran, sekarang waktu yang pas untuk mengatakan sesuatu tentang bagian suratkabar yang menyediakan uang, dan khususnya tentang si pemegang dompet, manajer bisnis. Di sebuah kantor suratkabar sungguhan dan bukan dalam deskripsi belaka, manajer bisnis takkan pernah kedapatan mengemukakan bagian paling buncit dari prosesi ini. Di luar ruang-ruang redaksi, dari gudang bawah tanah sampai atap, perkataan manajer bisnis menjadi hukum. Dan di dalam, meski dia tidak mendikte kebijakan suratkabar atau menghabiskan separuh waktunya dengan meredam berita (seperti yang banyak orang sangka), perkataannya menjadi hukum, tunduk pada pengadilan jalan terakhir. Pendek kata, putusan-putusannya berlaku tetap, kecuali jika itu bertentangan dengan konstitusi suratkabar.
Jarang manajer bisnis menjadi murid magang di departemen editorial. Sering ketika dia belum menanjak sedikit demi sedikit di kantor bisnis sebuah suratkabar, dia berasal dari sebuah kantor perbankan di mana dia sudah belajar bagaimana transaksi keuangan dicatat, bagaimana penagihan dilakukan, dan bagaimana surat utang dan dokumen komersial lain ditangani; dan kadang dia berasal dari perusahaan niaga atau manufaktur, di mana dia telah diajari hal-hal ini, dan selain itu telah dilatih untuk mengarahkan orang-orang lain, untuk membeli dan menjual untuk keuntungan, dan untuk menjalankan sebuah bisnis secara ekonomis. Apapun pelatihannya, dia harus cepat mendeteksi seorang pengatur skema, sebab dia terus-menerus dikejar oleh orang-orang yang—meski tak punya uang—memiliki rencana-rencana gemilang yang kata mereka cuma perlu dieksploitasi untuk mendatangkan banjir kekayaan. Berdasarkan harapan mereka, mereka akan membuat pengaturan iklan yang akan menempatkan mereka di jalan menuju kemakmuran. Tidak sering para pengatur skema ini berhasil melukiskan deskripsi gamblang yang cukup berseri-seri untuk menyilaukan manajer bisnis; karena terus-menerus diburu, dia jadi malu dan sulit untuk ditangkap.
Beberapa orang yang tak punya pengetahuan mendalam tentang suratkabar tidak tahu banyaknya uang yang diperlukan untuk merintis sebuah suratkabar, atau untuk menjaga suratkabar tetap berjalan. Peralatan mekanik dan jasa pengantaran saja menuntut investasi beberapa ratus ribu dolar—ada satu koran New York yang peralatan mekaniknya berbiaya $1.000.000; stok terus-menerus diminta, dan daftar gajinya panjang dan tebal. Bagi sebuah koran baru, daftar gaji departemen editorial adalah paling berat, karena para redaktur dan reporter yang bekerja untuk publikasi mapan selalu enggan beralih ke sebuah usaha yang paling banter akan ketiban pelayaran kasar, dan mereka hanya bisa ditarik oleh gaji tinggi. Banyak sekali suratkabar yang dirintis segera menjadi kenangan, dan lebih sedikit dari sangkaan khalayak memperoleh cukup pendapatan. Angka $3.000.000 hampir tidak akan mencukupi pada saat ini untuk memperlengkapi sebuah perusahaan suratkabar kelas satu di New York City, menerbitkan koran edisi pagi dan petang, membangun sirkulasi 75.000 untuk masing-masing, dan menempatkan perusahaan di atas basis yang menguntungkan. Jika mengikuti jalur suratkabar-suratkabar yang sudah mapan, seraya tidak memiliki fitur-fitur luar biasa untuk merekomendasikan mereka ke khalayak, kedua koran mungkin akan terus kehilangan uang selama dua puluh tahun. Ketika orang mendengar bahwa di New York ada manajer-manajer bisnis yang terpaksa berhadapan dengan laporan pengeluaran mingguan rata-rata hampir $50.000, dia bisa memahami kemungkinan rugi besar. Dan sebaliknya dapat ditambahkan bahwa di New York terdapat suratkabar-suratkabar yang tidak bisa dibeli dengan harga $10.000.000.
Sebuah suratkabar jujur yang tidak menjual berita kepada publikasi lain hanya memiliki dua sumber pemasukan. Sumber satu adalah publik, yang membeli koran untuk beritanya, editorialnya, atau mungkin gambar-gambarnya. Dari ini, imbal-baliknya tergolong kecil; tapi ukuran pemasukan yang mengalir dari sumber kedua—pengiklan—bergantung pada kekuatan angka pembaca sebuah koran. Sepintas, mungkin diduga koran yang memiliki sirkulasi paling besar akan paling dihargai oleh pengiklan. Padahal tidak selalu demikian; kelas pembaca adalah faktor besar dalam menentukan nilai sebuah koran sebagai media beriklan. Ada beberapa publikasi yang bahkan memanfaatkan fakta bahwa mereka tidak memiliki sirkulasi besar, berpuas diri dengan menyatakan bahwa pembaca mereka lebih mungkin untuk membeli daripada pembaca beberapa jurnal lain. Koran-koran yang membuat klaim ini umumnya dijual seharga dua atau tiga sen; dan para pengiklan—yang memperhitungkan bahwa orang-orang yang membayar harga ini untuk suratkabar barangkali bisa membayar harga di atas rata-rata untuk barang-barang lain yang mungkin mereka inginkan—bersedia membeli ruang di kolom-kolom mereka dengan tarif yang tidak dibenarkan andai jumlah pembaca saja yang dipertimbangkan.
Suratkabar ideal dari sudutpandang manajer bisnis adalah suratkabar seharga tiga atau lima sen yang memiliki sirkulasi lebih besar daripada kompetitornya. Tapi tidak ada banyak publikasi yang mendekati deskripsi ini. Hampir selalu koran yang memiliki kelas pembaca terbaik (di sini kemampuan untuk membeli menjadi tanda klasifikasi) memiliki sirkulasi jauh dari terbesar, sementara, di pusat-pusat populasi besar, koran yang memiliki pembaca paling banyak, jarang mencakup banyak orang kaya di antara mereka. Namun, di mana ada satu pengiklan yang menanyakan kelas, di situ selalu ada satu pengiklan lain yang menanyakan jumlah pembaca koran. Pedagang yang memiliki toko sembako murah untuk ditawarkan tidak akan pernah terpikir untuk beriklan dalam koran yang bagian terbesar pembacanya adalah bankir, broker, atau pedagang, dan koran yang bakal dia hargai paling tinggi sudah pasti bakal diabaikan oleh orang yang menjual mobil berharga tinggi.
Judul asli | : | The Money-making Department<i=15Q1lXnsdX3GSC6Ywxi39Df5Hvq5Liy-B 365KB>The Money-making Department (1907) |
Pengarang | : | John LaPorte Given |
Penerbit | : | Relift Media, Maret 2023 |
Genre | : | Jurnalisme |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |