Skip to content
Nabi Pesimisme – Relift Media

Nabi Pesimisme Bacaan non-fiksi filsafat

author _Paul Carus_; date _1897_ genre _Filsafat_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Kesengsaraan hidup tak pernah sebelumnya menemukan nabi yang lebih fasih [daripada dia], dan di sini dia mendapati dirinya bersinggungan dengan dua agama besar dunia, Buddhisme dan Kristen. Arthur Schopenhauer dilahirkan di Dantzig pada 22 Februari 1788 sebagai anak lelaki dari seorang pe­dagang berada. Ayahnya mempersiapkannya untuk karir bisnis, dan menempatkannya di kantor seorang broker Dantzig. Akan tetapi, sang pemuda punya ambisi lebih tinggi. Pasca kematian ayahnya, dia mulai serius mempelajari filsa­fat, yang dia kejar di universitas, Gottingen, Jena, dan Berlin. Dia menerima gelarnya pada 1813 dengan disertasi mengenai kausalitas di mana dia membedakan empat jenis sebab, yang dia sebut principium rationis sufficientis, (1) fiendi, (2) cognoscendi, (3) essendi, dan (4) agendi; yakni prinsip nalar memadai untuk (1) becoming [menjadi], (2) comprehending [memahami], (3) being [ada/eksis], (4) acting [bertindak]. Karya utamanya, The World as Will and Representation, di­tuntaskan pada 1818, tahun yang sama ketika karya funda­mental pesaing besarnya, Hegel, diterbitkan. Schopenhauer menetap di Berlin sebagai Privatdocent universitas, tapi se­telah gagal menarik mahasiswa maupun memperoleh jabat­an profesor, dia mundur dari lingkaran universitas dan mulai tahun 1831 menempuh hidup menyendiri di Frankfort di Sungai Main, di mana dia menulis jilid kedua dari The World as Will and Representation, dalam bentuk tambahan-tambahan untuk beragam bab dari jilid kesatu, dan beberapa buku lain, di antaranya yang paling dikenal adalah On the Will in Nature (1836), The Two Fundamental Problems of Ethics (1841), dan Parerga and Paralipomena, sekumpulan artikel populer mengenai realisme dan idealisme, agama, filsuf-filsuf universitas, kesia-siaan eksistensi, indestruktibilitas eksistensi kita, kaum wanita, kebijaksanaan duniawi, dll., semuanya penuh dengan kegetiran dan peremehan dunia dan segala sesuatu secara umum, khususnya profesor-pro­fesor filsafat di universitas-universitas Jerman, terutama pucuknya Hegel. Hegel adalah tokoh pada masa hidup Schopenhauer, dan ketika ketenaran Hegel mulai menyusut, ketenaran Scho­penhauer muncul ke depan. Pengaruhnya bertambah sam­pai dia menjadi filsuf paling populer di Jerman, dan baru belakangan filosofinya mulai kehilangan cengkeraman pada masyarakat Tanah Air. Tapi bintangnya kini sedang terbit di antara ras-ras penutur bahasa Inggris, dan karya-karyanya jadi dapat diakses oleh khalayak dalam terjemahan-ter­jemahan bagus. Schopenhauer punya nilai lebih setelah meminta per­hatian pada persoalan utama filsafat, “Apakah hidup layak dihidupi?” Dan dia akan, barangkali untuk selamanya, tetap menjadi perwakilan klasik filsafat itu, filsafat yang menjawab pertanyaan ini dengan “tidak”. Tidak ada keraguan bahwa Schopenhauer memberikan pengaruh beracun pada akal-akal yang tak matang, tapi di saat yang sama kita harus mengakui dia mengangkat sebuah persoalan yang menuntut solusi, yaitu persoalan besar agama, yaitu pertanyaan Œdipus perihal tujuan kehidupan manusia.
Filosofi Schopenhauer dicirikan oleh dua kata. Idealisme dan Pesimisme. Realitas objektif dunia adalah kehendak, yang hadir pada batu sebagai gravitasi, pada unsur kimia sebagai afinitas, pada manusia sebagai keinginan untuk ada, menge­jawantahkan keinginan tersebut dalam berbagai niat dan aksi. Kebalikan dari model ini adalah alam eksistensi subjek­tif, yakni dunia yang kita intuisikan, yang kita gambarkan dalam representasi atau ide. Itu, secara lahir, memanjang di ruang di luar kita; dunia ini, yang hidup dalam konsepsi kita, Schopenhauer menamakan dunia ini sebagaimana ia terep­resentasikan, die Welt als Vorstellung, dan ia representasi belaka, bukan realitas. Ruang adalah fungsi dari akal yang mengkonsepsi, dan dengan itu keseluruhan semesta materil tidak lain hanyalah pemikiran, ide, imajinasi, mimpi berat. Satu-satunya perbedaan antara eksistensi objektif dan mimpi terdapat, menurut Schopenhauer, dalam kontinuitas eksistensi objektif dan diskontinuitas mimpi.
Judul asli : The Prophet of Pessimism<i=1TfwjF6zYrbOID5k3F60Q2VLp44tWf4iz 596KB>The Prophet of Pessimism
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Juni 2022
Genre :
Kategori : ,

Unduh