
Orang-orang kuat memerangi diri mereka sendiri ketika mereka tak bisa menemukan musuh yang lebih fit; tapi sepanjang sejarah sastra tidak ada tontonan lebih aneh daripada pertandingan seumur hidup ini.
Charles Stephen Dale, subjek studiku, adalah seorang dramawan dan, tentunya, semacam seorang selebriti di tahun-tahun awal abad 20. Bahwa dia sudah dilupakan sama sekali, itu sedikitpun tidak mengherankan di zaman yang memilih orang-orang besarnya dengan kebimbangan sentuhan yang mempesona. Prasangka umum terhadap pemberian hak milik telah menyebar ke tanah-tanah kemasyhuran yang diingini; dan di mana leluhur royal kita bersedia menyebut seseorang besar untuk selamanya, kita, dengan kelihaian lebih, lebih suka menamainya jenius untuk tujuh tahun. Kita tahu bahwa sebelum jangka itu habis, takdir akan sudah memberi kita naga laut dengan gelung lebih banyak lagi, dengan susunan warna laut dan warna matahari terbenam lebih membingungkan lagi, dan berakhirnya sewa-sewa terdahulu akan memungkinkan kita memberinya pemilikan Parnassus tanpa dipersengketakan. Jika leluhur kita lebih dermawan, mereka pasti kurang pandang bulu; dan tidak diragukan, banyak dari mereka masuk kuburan dengan kesan bahwa adalah mungkin ada lebih dari satu orang besar pada waktu yang sama! Kita sudah merombak itu semua.
Untuk dua tahun Dale adalah seorang besar, atau lebih tepatnya sang orang besar, dan kemungkinan besar, andai dia tidak mati, dia bakal mempertahankan posisinya untuk jangka lebih lama. Ketika kematiannya diumumkan, kendati berita-berita kehidupan dan pekerjaannya panjang menyanjung-nyanjung, para penulis editorial bersedih hati—tanpa dibuat-buat—kenapa dia mesti meninggalkan posnya sebelum animo khalayak pada kepribadiannya dikuras habis. Lembaga Sensor mungkin berbuat sebaik-baiknya dengan melarang pementasan semua lakon yang ditinggalkan mendiang; tapi, berhubung si pengarang lalai mengungkapkan pandangan-pandangannya dalam kolom mereka, dan akal sehat pembaca mereka melarang publikasi wawancara dengannya, jurnal-jurnal hanya bisa menarik sedikit kepuasan dari mengecam atau menguatkan tindakan ofisial. Kepergian Dale yang disesalkan mereduksi apa yang tadinya bentrokan asyik tokoh-tokoh menjadi diskusi seni garing. Konsekuensinya jelas. Akhir pekan itu menyaksikan naiknya James Macintosh, sang komedian besar Skotlandia, ke pos lowong, dan Dale dilupakan sama sekali. Bahwa keterlupakan ini pantas diterima dalam hal karyanya, aku tidak siap mengakui; bahwa itu pantas diterima dalam hal kepribadiannya, aku dengan geram ingin menyangkal. Seperti apapun Dale sebagai seorang seniman, dia adalah, barangkali di luar kemauannya, seorang manusia, dan seorang manusia, tambahan lagi, yang memiliki banyak ciri pembawaan mencolok dan tak biasa. Kepada manusia Dale-lah aku mempersembahkan penghormatan ini.
Judul asli | : | The Biography of a Superman (1912) |
Pengarang | : | Richard Middleton |
Penerbit | : | Relift Media, Desember 2021 |
Genre | : | Filsafat |
Kategori | : | Fiksi, Cerpen |