Kaulah yang bicara dan membuat mereka tak bisa dengar, bukan aku! Sobat, aku sedang menutup mulut! Bahkan, aku pasti sudah diam andai kau tak menggangguku!
Orang ke-1: Buka topimu! Di sini dilarang pakai topi!
Orang ke-2: Ini bukan topi! Ini
topper sutera!
Orang ke-1: Sama saja...
Orang ke-2: Kuyakinkan padamu, ini tidak sama... Kau bisa beli topi dengan 50 kopeck, tapi cobalah beli
topper sutera...
Orang ke-1: Topi,
topper...semuanya...
Orang ke-2 (
melepas topper)
: Jelaskan alasanmu lebih gamblang. (
Dengan provokatif.) Topi, topi, kubilang!
Orang ke-1: Tolong diam! Kau membuat orang lain tak bisa dengar!
Orang ke-2: Kaulah yang bicara dan membuat mereka tak bisa dengar, bukan aku! Sobat, aku sedang menutup mulut! Bahkan, aku pasti sudah diam andai kau tak menggangguku!
Orang ke-1: Shushshsh...
Orang ke-2: Beraninya kau men-shush-ku? (
Setelah hening.) Aku juga bisa bilang shush. Kau tak perlu ternganga!... Kau tak bisa menakutiku!... Aku sudah sering bertemu orang-orang sepertimu...
Isteri orang ke-2: Diam! Sudah cukup bicaramu!
Orang ke-2: Apa dendamnya padaku? Aku tidak mengusiknya, kan? Tidak bilang apa-apa, kan? Lalu kenapa dia harus mengamat-amatiku? Atau mungkin kau pikir sebaiknya aku mengadu pada atasannya?