Skip to content
Nona d'Ys – Relift Media

Nona d'Ys Cerita fiksi romansa

author _Robert W. Chambers_; date _1895_ genre _Romansa_; category _Cerpen_; type _Fiksi_ Saat matanya memandang mataku, aku tahu kami tidak berbicara dalam bahasa manusia; tapi aku tahu jiwanya menjawab jiwaku. Aku duduk tegak, merasakan gairah muda dan cinta ria mengalir ke setiap urat darah. Sunyinya suasana mulai berpengaruh; aku duduk meng­hadapi situasi ini dan, jika memungkinkan, mengingat-ingat suatu tengara yang dapat membantuku lepas dari posisi saat ini. Andai saja bisa kutemukan laut lagi, semua akan beres, sebab aku bisa melihat pulau Groix dari tebing. Aku menaruh senapan, berlutut di balik batu, menyulut pipa. Lalu kutengok arloji. Hampir jam empat. Mungkin aku sudah menyimpang jauh dari Kerselec sejak fajar. Berdiri bersama Goulven sehari sebelumnya di tebing di bawah Kerselec, memandang tegalan-tegalan muram di mana aku tersesat sekarang, luasan bukit ini tampak rata seperti padang rumput, merentang sampai kaki langit. Meski tahu betapa mengecohnya jarak, aku tak sadar bahwa apa yang dari Kerselec terlihat sebagai cekungan berumput ternyata merupakan lembah besar diliputi semak gorse dan heather, dan apa yang terlihat seperti bebatuan besar terpencar ternyata merupakan karang granit besar. “Ini tempat yang buruk untuk orang asing,” pak Goulven bilang, “sebaiknya kau bawa pemandu,” dan kujawab, “aku takkan tersesat.” Kini aku tahu aku tersesat, duduk di sana sambil merokok, sementara angin laut bertiup ke wajahku. Di segala sisi terbentang tanah tegalan, diliputi semak gorse dan padang heather yang sedang berbunga dan bebatuan granit besar. Tak tampak sebatang pohon pun, apalagi rumah. Setelah beberapa lama, aku memungut senapan, dan kembali berjalan gontai membelakangi matahari. Tak banyak gunanya mengikuti salah satu sungai ribut yang sesekali memotong jalanku. Alih-alih mengalir ke laut, mereka menjulur ke pedalaman, menuju palung penuh alang-alang di cekungan tegalan. Sudah kuikuti beberapa, tapi mereka semua menggiringku ke rawa atau kolam kecil sepi yang darinya burung berkik muncul mencicit dan meluncur pergi dalam ekstase ketakutan. Aku mulai merasa letih, dan senapan membuat bahuku lecet walau dilapisi bantalan ganda. Matahari terbenam semakin rendah, bersinar datar pada semak gorse kuning dan palung-palung tanah tegalan. Selagi aku berjalan, bayangan raksasaku terus menuntun, semakin panjang di setiap langkah. Semak gorse menggores celana leggingku, mendedas di bawah kaki, menaburi tanah cokelat dengan bunga-bunga, sementara semak brake mem­bungkuk dan mengombak sepanjang lintasan. Dari tumpukan heather, kelinci-kelinci berlari menerobos pakis, dan di antara rumput rawa kudengar kwek-kwek ngantuk bebek liar. Satu kali, seekor rubah menyelinap menyeberangi jalanku, dan juga, selagi aku membungkuk minum di anak sungai deras, seekor bangau mengepak berat dari alang-alang di sampingku. Aku berbalik untuk melihat matahari. Ia tampak menyentuh tepi dataran. Saat akhirnya kusimpulkan tak ada gunanya berjalan terus, dan bahwa aku harus mengambil keputusan untuk melewatkan minimal satu malam di tegalan ini, aku merebahkan diri kepayahan. Cahaya matahari senja menyorot hangat pada tubuhku, tapi angin laut mulai naik, dan aku merasa hawa dingin menjalar dari sepatu menembak yang basah. Burung-burung camar tinggi di atas kepala sedang meluncur dan melenggok seperti serpihan kertas putih; dari suatu rawa di kejauhan berkicau seekor burung curlew. Sedikit demi sedikit mentari terbenam ke dalam dataran, dan zenit bergelora dengan sisa cahaya petang. Kuperhatikan langit berubah dari emas pucat menjadi merah muda dan lalu bara api. Kawanan serangga midge menari-nari di atasku, dan tinggi di angkasa damai seekor kelelawar menukik dan menanjak. Kelopak mataku mulai layu. Saat aku menggeleng mengusir kantuk, tiba-tiba dentaman di antara pakis-pakis mem­bangunkanku. Aku mengangkat mata. Seekor burung besar bergantung gemetar di udara di atas wajahku. Sejenak aku terbelalak, tak sanggup bergerak; lantas sesuatu melompat-lompat lewat di antara tumbuhan paku dan burung tadi naik, meluncur, dan menyerbu ke dalam semak brake.
Judul asli : The Demoiselle d'Ys<i=1wxC9hP063L9UYrpHUzcD6upiqcOm6HV3 387KB>The Demoiselle d'Ys
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Maret 2017
Genre :
Kategori : ,

Unduh