Skip to content
Keserasian Yudaisme dan Amerikanisme – Relift Media

Keserasian Yudaisme dan Amerikanisme Bacaan non-fiksi politik

author _Emil Gustav Hirsch_; date _1905_ genre _Politik_; category _Pidato_; type _Nonfiksi_ Bukankah kredo politik Amerika merupakan eksekusi dan aktivasi praktis dari konsepsi-konsepsi fundamental Yudaisme ini? Filsafat Yudaisme menyebarkan landasan yang di atasnya bertumpu praktek politik Amerika. Di mana kereta Canadian Pacific—keajaiban nyali dan aksi manusia modern—mengkelok-kelokkan rang­kulan lengan-lengan bajanya yang kian erat mengitari rangka raksasa dan puncak menara-menara pantau gunung bertutup salju yang berganti penjaga di atas benteng tengah benua Pegunungan Rocky, di situ pelancong takjub yang diangkut sepanjang gelungan naik imperial bebas hambatan dalam kesekonyongan dramatis ini dihadapkan dengan salah satu pameran impuls aneh alam yang paling mencolok. Sehebat apapun dia terkesan oleh keberanian menantang yang tidak memperhitungkan ancaman ngarai-ngarai menjulang yang di atasnya jembatan dan rentangan dihamparkan dengan ang­kuh dan tak ambil pusing, atau oleh ke-sok-amanan yang me­mandang rendah bahaya tebing-tebing yang di sepanjangnya landas jalan berbatasan dengan kerikil-kerikil gigih, ketika di celah besar itu melihat bagaimana interval kans setipis rambut antara kerut-kerut puncak gunung menentukan arah sungai-sungai kecil dan air-air terjun kecil yang melompat-lompat, dia tergerak untuk merenung dengan pengamatan yang tak pernah teralami sebelumnya. Anak-anak kembar awan-gemawan dibuai dalam satu kamar bayi, tetes-tetes hujan di sini diundang terpisah. Satu bergegas terus menuju takdirnya, dalam turunnya ia bertemu dengan matahari pagi, yang lain buru-buru ke tujuannya sebagai pelopor mendekat­nya malam. Dipintal pada mesin tenun yang sama, satu pita keperakan membuka lilitan lipat-lipat melebarnya sampai mereka terjerat di jala-jala Atlantik yang lebih kuat; yang lain membuka kumparan panjang-panjang meregangnya untuk menghias lereng-lereng yang melereng ke arah Pasifik. Meski dia tahu hukum yang memaksa salah satu air mata langit untuk mencari kuburnya di bilik persalinan bintang siang, dan satu lagi buru-buru ke penguburannya sebelum matahari tenggelam, pada saat terkesan dan mengenali fenomena-fenomena itu secara konkret, saksi jeli tersebut tanpa sengaja ditindas oleh kesadaran bahwa “kebetulan-kebetulan” serupa menentukan arah pengelompokan manusia, dan memaksa percabangan jalan-jalan yang membawa ke nasib-nasib berbeda dan terpisah jauh. Tapi obsesi muram ini segera kalah oleh kepastian inspiratif bahwa cuma secara lahiriah, firasat dan untung-untungan memimpin pembagian nasib kita. Perhatian lebih cermat terhadap maksud yang mendasari keputusan pem­bagian oleh Alam segera mengungkap bahwa di balik perca­bangan luaran terdapat keserasian operatif tugas. Kedua tetes air yang dalam jurusannya harus berpisah dari satu sama lain ditugaskan untuk satu tugas yang sama. Tugas merekalah untuk membujuk bunga-bunga, untuk menyubur­kan ladang dan hutan. Keduanya adalah utusan dan duta kehidupan. Dan saat mereka sudah mencapai tujuan masing-masing, entah itu laut yang menjilat-jilat pesisir Timur atau laut yang menyanyikan ninabobo untuk Negara-negara bagian Barat, keajaiban kebangkitan yang menanti mereka akan menerbangkan keduanya ke penerbangan baru, dan di ketinggian, nasib-nasib terpecah mereka akhirnya akan berkumpul. Secara lahiriah nampak dihukum untuk berpisah selamanya, keping-keping salju dan tetes-tetes embun yang saling berpisah pada saat perpecahan telah ditakdirkan untuk keidentikan kewajiban. Dengan begitu, ketika analisa lebih seksama menyingkap tujuan etis ini, yang, terselubung atau jernih, selalu funda­mental di Semesta dan yang tak pernah terhambur bahkan ketika proses faktorisasi tampak mereduksi semuanya men­jadi fragmen-fragmen tak koheren, impuls perpecahan lang­sung terangkat ke potensi penunjukan terencana. Menurut pandangan ini, kebetulan/kecelakaan memuat pengabdian vokasi. Perbedaan-perbedaan terhapuskan dalam pengakuan bahwa semua perbedaan adalah sarana menuju sebuah tujuan, dan dalam prapandang tujuan ini, percabangan jalan-jalan lenyap dari penglihatan, sementara keidentikan tang­gungjawab, yang menetralisir semua penyimpangan arah, nampak besar. Sebutkan batas air yang mengadakan pem­bagian dan percabangan pada orang-orang, entah itu ras, agama, kebangsaan; dalam kesenjangan besar tersebut ruang yang memisahkan sangatlah kecil. Kanal-kanal ini, yang dilintasi umat manusia menuju sasarannya, adalah sarana menuju tujuan bersama. Satu beban bersama dibebankan pada mereka semua yang di sepanjang jalan-jalan bercabang ini tampak berpisah ke arah-arah berlawa­nan. Kesetaraan mereka adalah kesetaraan fungsi di bawah keragaman dan perbedaan peralatan. Seperti sistem-sistem sungai yang mengalir ke samudera-samudera berbeda, kom­ponen-komponen umat manusia yang beragam dan diberi anugerah berbeda-beda ditunjuk untuk memenuhi bumi dengan kehidupan, senantiasa memperkaya dan memper­dalam dan memperluas. Konsepsi ini mengakurkan kebhin­nekaan dengan kesatuan. Ia melihat cahaya putih terhampar saja dalam spektrum polikrom. Kurasa, sedikit bakat imajinasi sanggup menerapkan pathos dan puisi pengaruh batas air terhadap arah ambisi tetes hujan pada tema simfonik kor hari peringatan ini. Pada saat didengar pertama kali, nada-nada gembiranya serasa memuat ajakan untuk mengingat perbedaan-perbedaan. Pendaratan orang-orang Yahudi-lah yang diingatkannya. Itu serasa menekankan pembedaan-pembedaan yang menonjol­kan orang Yahudi dari tetangganya. Atau, sekali lagi, jika penekanan diberikan pada nama negara yang keramah­tamahannya dituntut oleh para imigran terawal Yahudi ini, niat perayaan sinagoge kita mungkin akan disalahpahami sebagai berencana menampilkan kekhasan-kekhasan Israel Amerika, dibesar-besarkan melebihi semua proporsi, dan karenanya memperkuat tuntutan Yahudi Amerika agar diberi kedudukan istimewanya sendiri dalam rumahtangga Israel. Tapi dengarkan lagu pembuka yobel hari ini untuk kedua kalinya! Jika benar—dan memang benar—bahwa manusia adalah reproduksi mikrokosmik dari makrokosmos Semesta, maka sama-sama tak diragukan bahwa dalam rencana Tuhan, bangsa-bangsa dan kaum-kaum dipanggil untuk menjadi ilustrasi mikroskosmik dari rencana kemanusiaan makrokosmik. Kepada bangsa Amerika diberikan tugas dan peluang untuk mencontohkan kesatuan esensial, terlepas dari pengaruh beranekaragam batas air yang padanya jurusan-jurusan penurunan mencabang. Hampir semua ras planet ini telah menjadikan tanah [Amerika] ini ladang ujicoba mereka. Ke sini mereka telah membawa orang terbaik dan terkuat untuk mereka kembangkan. Agama di negara ini menghidupkan kembali pencurahan Pentakostal; lidah-lidah berapi yang menandakan semangat membicarakan pesan mereka dalam nada bermacam-macam dan dialek berbeda-beda. Kebiasaan sosial, riak-riak dari banyak sumber jauh, memberi warna dan mobilitas kepada lingkaran-lingkaran dalam negeri dan eksklusif. Bahkan dalam pers dan di atas mimbar, di jalan-jalan dan desa-desa kita, kekisruhan bahasa-bahasa terdokumentasi. Kelimpahan varietas yang teramat banyak ini merupakan salah satu rahasia dari vitalitas syaraf bangsa ini. Perpecahan lahiriah dihasilkan di bawah pengab­dian patriotisme dalam kerukunan yang efektif. Benar, terompet pesta pagi ini menggerakkan hanya satu dari delapan puluh juta anak Tuhan yang memanggil Amerika sebagai ibu atau isteri, menggerakkannya ke dalam renungan gembira. Tapi, tidaklah bertentangan dengan kejeniusan isti­mewa Amerika, justru menegaskannya, bahwa acara peri­ngatan ini menujukan seruannya kepada satu saja di antara banyak komponen dan kontributornya. E pluribus unum merumuskan sebuah kebenaran, nampak berseri-seri dalam penglihatan hari ini. Dengan bersukacita sebagai orang Yahudi, kita sedang menonjolkan Amerikanisme kita. Dan demikian pula, kebanggaan Amerikanisme kita yang merasuki hati kita dan sedang mendambakan pengekspre­sian hari ini bukanlah sebuah protes terhadap, melainkan proklamasi, kesetiaan kita pada Yudaisme kita. Seperti Ame­rika, Yudaisme telah ditunjuk untuk mencontohkan kebhin­nekaan kehidupan insani polikrom yang lebih kaya. Aspek-aspeknya banyak; vokalisasi-vokalisasinya berlimpah. Israel katolik/universal tidak mengenakan seragam barak militer atapun seragam penjara. Mantelnya adalah mantel banyak warna milik Yusuf. Benua [Amerika] ini telah menambah nubuat-nubuat dan proklamasi-proklamasi Yudaisme dengan sebuah variasi lain. Artikulasi baru ini sekali lagi tidak kaku. Itu vital dan karenanya lentur. Di dalam ini, elastisitas dan vitalitasnya, Yudaisme Amerika justru sesuai dengan plasti­sitas historis Pan-Yudaisme dan membawanya ke produk­tivitas lebih penuh. Terlihat seperti kebetulan bahwa kita diarahkan ke Amerika batas air, sementara jutaan saudara dikirim ke Rusia. Nasib kita adalah menjadi warganegara Amerika, nasib mereka adalah pengabdian budak di rumah perbudakan yang lebih menindas daripada Mizraim. Tapi “kebetulan” itu menandakan tugas. Dalam menekankan Amerikanisme kita sekarang, kita berikrar untuk lebih setia pada kewajiban yang dibebankan oleh Yudaisme kita. Bahkan, orang yang berpendapat bahwa di antara Ameri­kanisme dan Yudaisme menjulang sebuah pegunungan yang mendekritkan dan melaksanakan pemisahan bercabang, berarti dia jahil akan implikasi Amerikanisme maupun Yuda­isme. Aku tahu, kontras—belum lagi konflik—antara mereka umumnya terangkum dalam pernyataan bahwa Amerika me­namakan peradaban prospek penuh asa, Yudaisme menama­kan peradaban retrospek penuh sesal. Yang kedua adalah kenangan penuh air mata, yang pertama adalah penantian penuh gembira. Tradisi adalah simpanan Yudaisme; pan­dangan ke depan adalah kekuatan Amerika. Antitesis tajam dan licik ini adalah miskonsepsi yang sangat angkuh. Yudaisme justru adalah satu agama prospek tak sabar dan prapandang ekstatik hari esok yang belum lahir. Amerika memiliki tradisi-tradisi yang sama-sama menentukan seperti halnya pengaruh masa lalu yang menjangkarkan Yudaisme pada tambatan historisnya. Tradisi-tradisi Amerika men­jangkau ke belakang lebih jauh daripada penemuan benua tersebut. Yurisprudensi [Amerika] kita didasarkan pada hukum adat lama Inggris. Dan dalam tradisi-tradisi prako­lonial ini, yang termasuk stimulus paling subur untuk pemi­kiran, perilaku, dan karakter Amerika, Yudaisme memiliki peran dominan. Dalam kapal Mayflower, Alkitab kita menye­berangi Atlantik. Di Plymouth Rock, dalam kenyataan seder­hana, Pentateukh diakui sebagai salah satu inspirasi perse­makmuran muda ini. Kaum Puritan bahkan lebih Ibranik daripada kaum Yahudi yang mendarat 36 tahun kemudian. Mereka memang picik, tapi kepicikan mereka ditebus dengan kekuatan mereka. Mereka memang serius, tapi keseriusan mereka menganugerahi mereka keuletan yang tanpanya siapapun tak dapat berharap untuk menundukkan alam liar kepada tujuan-tujuannya. Ibranisme Puritan saja yang memungkinkan para Peziarah untuk menjalankan kekuasaan atas rimba rumah baru mereka. Semangat Puritan ini dirawat di dalam jiwa literatur Yahudi. Itu adalah karunia yang diletakkan oleh Yudaisme lama ke dalam tempat lahir peradaban baru ini. Itu memiliki andil dalam mempersiapkan kedatangan era kemerdekaan, sebab dalam pemikiran orang-orang yang di kemudian hari menyusun dokumen-dokumen politik kita, tak diragukan lagi prinsip-prinsip Perjanjian Lama memiliki pengaruh menentukan.
Judul asli : The Concordance of Judaism and Americanism<i=1tN29WIBmyzxMUhCL9IjnIRD_q0HD3Ea3 297KB>The Concordance of Judaism and Americanism
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Januari 2024
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Keserasian Yudaisme dan Amerikanisme

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2024)