Mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan untuk membawa kebenaran-kebenaran-Nya kepada bangsa-bangsa lain di bumi. Namun, mereka lambat untuk memahami tujuan Tuhan ini. Mereka cenderung berpikir bahwa mereka adalah satu-satunya bangsa yang Tuhan pedulikan.
Dalam menimbang subjek ini kita dapat dari awal menolak pandangan yang dipegang oleh sebagian orang bahwa hubungan bani Israel dengan Tuhan serupa dengan hubungan yang dirasakan oleh bangsa lain manapun. Sebab jika kita menerima gambaran biblikal, kita harus menyimpulkan bangsa ini dipilih Tuhan secara khusus, dan bahwa mereka merasakan hubungan dengan-Nya berbeda dari bangsa lain manapun. Mereka dikatakan “harta kesayangan” Tuhan; “bangsa terpilih”; “hai Yakub hamba-Ku, dan hai Israel yang telah Kupilih”. Bahkan, dalam seluruh tulisan Perjanjian Lama kita menemukan gambaran yang sama ini terkait bani Israel—mereka adalah bangsa unik.
Nah, apa tujuan Tuhan dalam memilih bani Israel? Apa maksud yang dihendaki, ataukah ada banyak maksud; dan jika ya, apa maksud utamanya? Dari riwayat yang kita miliki tentang seruan Abraham, dalam Kejadian pasal 12, kita tahu bahwa melalui dia seluruh dunia diberkati. Dia tidak pergi ke tanah Kanaan dan menerima berkat-berkat yang Tuhan bakal limpahkan kepadanya di sana untuk kebaikannya sendirian, tapi ada sebuah tujuan tersembunyi yang Tuhan hendaki. Sebagaimana semua manusia terkena kutukan yang menimpa manusia melalui dosa Adam, begitu pula semua “kaum di bumi” akan terpengaruh oleh berkat yang diberikan kepada manusia melalui orang beriman terpilih ini, Abraham. Apa yang berlaku pada Abraham sebagai individu juga berlaku pada keturunan Abraham, bani Israel. Mereka diberi sebuah negeri yang terpisah dari setiap bangsa lain, di mana Tuhan dapat memerintah mereka berdasarkan hukum yang diberikan khusus untuk mereka, dan di mana Dia dapat mengajari mereka dalam hal-hal terkait kerja penebusan yang akan dilakukan oleh Kristus. Kebenaran akan diberikan kepada mereka untuk dihargai oleh mereka untuk masa-masa mendatang. Namun, jangan menyangka bahwa Tuhan cuek terhadap kebutuhan-kebutuhan bani Israel saat ini, terhadap karakter atau perilaku mereka. Hukum yang diberikan dimaksudkan untuk menjamin kekudusan karakter dan cara hidup yang benar pada diri mereka. Mereka kudus, karena Tuhan kudus dan berdiam di tengah-tengah mereka. Tapi latar belakang tujuan hukum ini adalah ajaran permanen yang dimaksudkan untuk semua zaman dan semua bangsa.
Sejak awal, tujuan Tuhan adalah memberikan seorang Penebus kepada manusia. Namun, ini tidak akan terjadi sampai “penggenapan waktu” tiba. Selama masa sebelum kedatangan Mesias yang dijanjikan, Tuhan mempersiapkan jalan untuk penjelmaan-Nya dengan mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang akan membantu manusia memahami kerja-Nya bilamana Dia datang.
Fakta bahwa Tuhan itu kudus, bahwa manusia itu berdosa, bahwa Tuhan benci dosa, bahwa manusia tak bisa memiliki akses penuh kepada Tuhan karena keberdosaannya, bahwa Tuhan akan menyediakan jalan pendekatan kepada-Nya, dan bahwa akan ada satu jalan saja, kebenaran-kebenaran ini dan kebenaran sejenis lain akan terlebih dahulu diberitahukan kepada manusia sebelum dia bisa memahami kerja yang Kristus akan lakukan. Tentu saja tak ada gunanya menebar kebenaran-kebenaran ini di antara sejumlah bangsa, memberi sebagian kepada satu bangsa dan memberi sebagian kepada bangsa lain, agar kebenaran-kebenaran itu dihargai sebagai sistem kebenaran yang akan terwujud pada Putera Tuhan. Pemeliharaan dan penyebaran kebenaran-kebenaran ini secara tepat bisa dicapai paling baik dengan menitipkannya pada satu bangsa saja, sampai semua kebenaran ini terungkap, siap untuk dipahami melalui hidup dan kerja Dia yang bakal datang untuk menyelesaikan kerja Bapa yang akan mengutus-Nya. Jadi bangsa yang dipilih untuk menjadi tempat penyimpanan kebenaran-kebenaran ini adalah bani Israel, melalui mereka Tuhan akan mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang diperlukan untuk memahami kerja penebusan yang akan dilakukan oleh Kristus.
