Skip to content
Reformasi Yudaisme: Agama Universal atau Kebangsaan, Tanggapan Kristen Sebagai Agama Israel – Relift Media

Reformasi Yudaisme: Agama Universal atau Kebangsaan, Tanggapan Kristen Sebagai Agama Israel Bacaan non-fiksi religi

author _William Adams Brown_; date _1911_ genre _Religi_; category _Ulasan_; type _Nonfiksi_ Kita begitu terbiasa mengkontraskan Kristen sebagai agama universal dengan Yudaisme sebagai agama kebangsaan dan karenanya terbatas, sehingga kita agak kaget mendapati Dr. Kohler menggambarkan relasi sebenarnya tersebut sebagai kebalikannya. Dr. Kohler mengeluarkan sebuah buku yang luar biasa menarik untuk teolog Kristen. Sejauh yang kutahu sebagai peresensi, itu adalah contoh pertama sebuah teologi sistematis Yahudi Reformasi dalam bahasa apapun. Meski ditulis oleh seorang Amerika, buku itu diterbitkan di Jerman dan hadir sebagai Vol. IV Grundriss der Gesamtwissen-schaft des Judent, sebuah seri yang diterbitkan oleh Gesellschaft zur Förderung der Wissenschaft des Juden. Para pemerhati kehidupan keagamaan Yudaisme sudah lama tahu bahwa tokoh-tokoh terkemukanya dipengaruhi kuat oleh gerakan filsafat dan sains modern. Pengaruh-pengaruh yang sama yang telah menyebabkan transformasi begitu besar dalam teologi Protestanisme dan yang hadir di gereja Katolik Roma dalam Modernisme, juga telah beraksi dalam pemikiran Yahudi. Buku-buku semisal karya Montefiore dalam Hibbert Lectures, Origin and Growth of Religion, as illustrated by the religion the ancient Hebrews, telah memberi para penstudi Kristen sebuah konsepsi baru akan ideal dan aspirasi Yudaisme modern. Tapi hingga kini belum ada satupun karya yang mengupas seluruh dasar pemikiran keagamaan yang merangkum, dalam cakupan ringkas, kepercayaan-keperca­yaan terkini dari tokoh-tokoh maju agama kuno dan terhor­mat ini. Untuk alasan ini buku Dr. Kohler pantas disambut sepenuh hati dan dipelajari seksama, dan diharapkan itu akan segera disediakan untuk lingkaran lebih luas dalam terjemahan bahasa Inggris. Aku sudah menyebut buku itu membuktikan pengaruh gerakan sains modern dalam Yudaisme. Ini tampak dalam struktur buku itu sendiri. Cara memahami masalah, urutan dan pembagian pembahasan, menunjukkan pengetahuan tentang pekerjaan terbaik yang telah dilakukan dalam teologi Kristen kontemporer. Ganti kata Yudaisme dengan Kristen, dan bab-bab dari tiga bagian pertama buku itu dapat dipin­dahkan ke dogmatika Kristen hampir secara utuh. Pengaruhnya tidak hanya pengaruh bentuk. Dalam substansi ajaran juga, si pengarang sangat dipengaruhi oleh roh modern. Dia menerima secara terus-terang sikap kritis modern. Kepengarangan Musa atas Pentateukh/Taurat diingkari. Alih-alih mendahului para nabi, hukum [Taurat] mengikuti mereka, dan, dalam bentuknya yang sekarang, merangkum perkembangan panjang yang berpuncak pada pembuangan [ke Babilonia]. Mukjizat, dalam pengertian lama, ditolak. Dunianya Dr. Kohler adalah dunia sains modern di mana hukum berlaku universal, dan pengecualian-pengecualian terlihat sebagai pengecualian hanya karena kejahilan kita. Akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah kemanusiaan luas dari kitab tersebut. Meski seorang Yahudi taat, yang sangat yakin akan misi ilahi kaumnya dan kedudukan isti­mewa yang Tuhan berikan kepada mereka dalam sejarah wahyu, Dr. Kohler percaya bahwa Tuhan Israel adalah seka­ligus Tuhan seluruh umat manusia. Dia membawa elemen-elemen individualistik dalam Perjanjian Lama ke kesimpulan sah mereka, dan kita diberitahu, seperti teologi Kristen kontemporer, bahwa wahyu khusus di Israel hanyalah sarana menuju tujuan lebih luas, yakni pendirian kerajaan Tuhan di seluruh dunia melalui persaudaraan kebajikan, simpati, dan pelayanan. Bergerak di dunia pemikiran semacam itu, dan berurusan dengan konsepsi-konsepsi yang sudah lama familiar baginya, pembaca Kristen akan syok mendapati sang pengarang mengecilkan, jika tidak mengesampingkan sama sekali, elemen-elemen universal dalam Kristen. Kita begitu terbiasa mengkontraskan Kristen sebagai agama universal dengan Yudaisme sebagai agama kebangsaan dan karenanya terba­tas, sehingga kita agak kaget mendapati Dr. Kohler meng­gambarkan relasi sebenarnya tersebut sebagai kebalikannya. Baginya Yudaisme adalah agama universal, dan Kristen, seperti halnya Islam, adiknya, adalah sebuah sekte Yahudi yang telah membatasi dan menyelewengkan kebebasan akidah lama. Yudaisme adalah agama semangat bebas, tak mengenal kredo atau dogma, terbuka untuk menerima kebenaran Tuhan dari sumber manapun dan karenanya mampu membuat kemajuan tak terhingga, sedangkan Kris­ten, yang sejak awal (karena konsepsi akidahnya yang palsu) terikat pada kredo sempit dan dogmatis, tak mampu meng­asimilasi kebenaran baru yang Tuhan senantiasa ungkap­kan/wahyukan, atau, jikapun mampu, hanya melalui penaf­siran ulang yang nyatanya adalah penelantaran keyakinan-keyakinan fundamentalnya sendiri.
Teologi Kristen [demikian kita baca] mengurusi pasal-pasal akidah yang ditentukan oleh para pendiri dan pe­mimpin gereja sebagai syarat-syarat keselamatan dan tidak bisa menerima perubahan demi kepentingan kebebasan berpikir tanpa merusak rencana keselama­tan gereja. Yudaisme, sebaliknya, hanya mengakui pasal-pasal akidah yang diambil alih secara bebas dari kesadaran keagamaan Yahudi tanpa paksaan, dan yang karenanya memperkenankan penyatuan dengan pena­laran logis kapan saja... Orang yang mengingkari dogma-dogma gereja bukan lagi Kristiani. Dalam Yuda­isme, sebaliknya, pertalian ras merupakan fondasi per­saudaraan keagamaan dalam pengertian sedemikian rupa sehingga orang Yahudi tak beriman pun tetaplah anggota organisasi keagamaan. Bukan akidah tapi kela­hiranlah yang meletakkan pada orang Yahudi kewa­jiban bekerja keras berjuang untuk kebenaran-kebe­naran abadi, di mana Israel diseru untuk menjadi pemikulnya (hal. 6).
Tapi orang mungkin bertanya, dengan asumsi bahwa gambaran Kristen ini tepat, di mana letak kebebasan superior Yahudi itu? Apa yang orang dapatkan dengan mengganti relasi akidah dengan relasi kelahiran sebagai syarat persau­daraan keagamaan? Tidakkah kita sekadar mengganti satu pembatasan dengan satu pembatasan lain? Pembahasan Dr. Kohler perihal kesulitan ini menarik perhatian. Itu ada kaitan dengan konsepsinya akan fungsi Israel dalam oikonomia ilahi bangsa-bangsa. Kebenaran yang Israel miliki dipegang bukan untuk dirinya sendiri, tapi sebagai amanat untuk seluruh umat manusia. Itu adalah ikrar umat manusia luas yang suatu hari nanti akan terwujud di muka bumi.
Judul asli : Review: The Theology of Reformed Judaism<i=1a-MFC0Lmtowxg1dHrkejfMtWkwVhXOc1 281KB>Review: The Theology of Reformed Judaism
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Desember 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Reformasi Yudaisme: Agama Universal atau Kebangsaan, Tanggapan Kristen Sebagai Agama Israel

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)