Mengemukakan argumen-argumen kenapa harus dibuat percobaan untuk membangun komunikasi antarplanet adalah sebuah usaha sia-sia dan tak tahu terimakasih. Jika kita tak punya alasan lain, itu dijustifikasi oleh minat universal yang dibangkitkannya, dan oleh harapan dan sangkaan inspiratif.
Kepada Redaktur New York Times:
Di antara semua bukti kepicikan dan kedunguan, setahuku tidak ada yang lebih besar daripada kepercayaan bodoh bahwa planet kecil ini dipilih khusus untuk menjadi pusat kehidupan, dan bahwa semua benda langit adalah massa berapi-api atau bongkahan es. Tentu saja sebagian planet tidak berpenghuni, tapi sebagian lain berpenghuni, dan di antara mereka ini pasti eksis kehidupan di bawah semua kondisi dan fase-fase perkembangan.
Di tata surya, Venus, Bumi, dan Mars melambangkan masa muda, pertumbuhan penuh, dan usia tua. Venus, dengan gunung-gunungnya yang menjulang lusinan mil ke atmosfer, barangkali hingga kini tidak cocok untuk eksistensi seperti kita, tapi Mars pasti sudah melewati semua keadaan dan kondisi bumi.
Eksistensi beradab bertumpu pada perkembangan seni-seni mekanis. Gaya gravitasi di Mars hanya dua pertiga dari gaya gravitasi di bumi, karenanya semua permasalahan mekanis pasti jauh lebih mudah dipecahkan. Terlebih lagi untuk permasalahan listrik. Karena planet tersebut jauh lebih kecil, kontak antar individu dan pertukaran ide-ide pasti jauh lebih cepat, dan ada banyak alasan lain kenapa kehidupan intelektual semestinya sudah ada di planet itu, yang fenomenal dalam evolusinya.
Tentu, kita tak punya bukti mutlak bahwa Mars berpenghuni. Kelurusan kanal-kanalnya, yang telah disodorkan sebagai indikasi meyakinkan untuk ini, sama sekali tidak demikian. Kita bisa simpulkan dengan kepastian matematis bahwa seiring sebuah planet bertambah tua dan gunung-gunungnya menjadi rata, pada akhirnya setiap sungai pasti mengalir dalam garis lurus secara geodesi. Pelurusan demikian sudah kelihatan di beberapa sungai bumi.
Yakin Mars Mengirim Sinyal Kepadanya
Tapi seluruh susunan jalan-jalan air yang digambarkan oleh Lowell tampaknya hasil rancangan. Secara pribadi aku mendasarkan keyakinanku pada disturbansi elektrik planeter lemah yang kutemukan pada musim panas 1899, dan yang, menurut investigasiku, tidak mungkin berasal dari matahari, bulan, atau Venus. Studi lebih lanjut sejak saat itu memuaskanku bahwa mereka pasti berasal dari Mars. Semua keraguan terkait hal ini akan segera terhalau. Mengemukakan argumen-argumen kenapa harus dibuat percobaan untuk membangun komunikasi antarplanet adalah sebuah usaha sia-sia dan tak tahu terimakasih. Jika kita tak punya alasan lain, itu dijustifikasi oleh minat universal yang dibangkitkannya, dan oleh harapan dan sangkaan inspiratif yang dilahirkannya. Aku akan lebih fokus memeriksa rencana-rencana yang diusulkan dan mendeskripsikan sebuah metode yang dengannya tugas nampak mustahil ini bisa dikerjakan dengan mudah. Skema pensinyalan melalui berkas cahaya adalah skema lama, dan barangkali sudah lebih banyak dibahas oleh si Prancis yang fasih dan blak-blakan, Camille Flammarion, daripada siapapun. Baru-baru ini Prof. W. H. Pickering, sebagaimana dinyatakan dalam beberapa terbitan The New York Times, membuat usul yang patut diperiksa seksama. Radiasi surya total yang jatuh pada suatu area bumi secara tegaklurus terhadap berkas cahaya setara dengan 83 pon-kaki per kaki persegi per detik. Aktivitas ini, yang diukur menurut standar yang diadopsi, sedikit di atas 15 per 1.000 tenaga kuda. Tapi hanya sekitar 10 persen dari jumlah ini diakibatkan oleh gelombang-gelombang cahaya. Namun, mereka ini memiliki panjang-panjang sangat berlainan, sehingga mustahil untuk memanfaatkan semuanya sebaik mungkin, dan ada kehilangan-kehilangan spesifik yang tak bisa dihindari dalam penggunaan cermin-cermin, sehingga tenaga sinar matahari yang terpantul dari mereka hampir tidak melebihi 5,5 pon-kaki per kaki persegi per detik, atau sekitar seperseratus tenaga kuda.Dibutuhkan Sebuah Reflektor Raksasa
Mengingat aktivitas kecil ini, permukaan pantul seluas minimal seperempat juta kaki persegi mesti disediakan untuk eksperimen. Tentu saja, luas ini mesti sirkular untuk memastikan efisiensi sebagus mungkin, dan, berkenaan dengan keekonomian, itu mesti disusun dari cermin-cermin agak kecil, agar memenuhi sebaik mungkin persyaratan produksi murah. Beberapa pakar telah memajukan ide bahwa sebuah reflektor kecil akan sama efisiennya dengan reflektor besar. Ini benar dalam kadar tertentu, tapi hanya berlaku dalam transmisi heliografis ke jarak-jarak pendek ketika luas yang dicakup oleh sorot pantulan tidak jauh melebihi luas cermin. Dalam mengirim sinyal ke Mars, efeknya akan persis sebanding dengan permukaan agregat pantulan-pantulan. Dengan luas seperempat juta kaki persegi, aktivitas sinar matahari pantulan di sumbernya akan sekitar 2.500 tenaga kuda. Hampir tak usah dinyatakan bahwa cermin-cermin ini harus digerinda dan dipoles secermat mungkin. Menggunakan pelat-pelat komersial biasa, seperti yang sudah diusulkan, akan sama sekali mustahil, sebab dengan jarak sebesar itu, cacat-cacat permukaan akan mengganggu efisiensi secara fatal. Lebih jauh, mesin jam mahal akan harus dipergunakan untuk merotasi reflektor-reflektor secara heliostat, dan persiapan akan harus dilakukan untuk perlindungan terhadap pengaruh atmosferik yang merusak. Sangat diragukan susunan peralatan seberat itu bisa dihasilkan dengan uang $10.000.000, tapi pertimbangan ini tidak terlalu penting untuk argumen ini.Judul asli | : | How to Signal to Mars<i=1N_Ruf-AP7BmycYqQBnx80BiU4IewVIMf 269KB>How to Signal to Mars (1909) |
Pengarang | : | Nikola Tesla |
Penerbit | : | Relift Media, Juni 2023 |
Genre | : | Sains |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |