Skip to content
Politik Kebangsaan Sebagai Gangsterisme yang Disucikan – Relift Media

Politik Kebangsaan Sebagai Gangsterisme yang Disucikan Bacaan non-fiksi politik

author _Thorstein Bunde Veblen_; date _1923_ genre _Politik_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Konon ada kehormatan di kalangan pencuri, tapi kita tidak menantikan hal demikian di kalangan negarawan. Jadi semangat bernegara dinastik ini menyebar turun dan keluar melalui pembauran, melalui ajaran dan teladan, ke seluruh populasi bawah. Pertumbuhan integritas kebangsaan telah berjalan tanpa putus sejak berakhirnya Zaman Pertengahan. Di saat yang sama, itu umumnya telah menghimpun kekuatan dan momentum dan telah berangsur-angsur semakin pasti dalam sasaran dan motifnya; dan jalannya pertumbuhan dan pematangan ini tampaknya belum berakhir sama sekali. Berhubung itu bersangkutpaut dengan pertanyaan-per­tanyaan dalam penyelidikan ini, semangat (atau kebiasaan) integritas kebangsaan boleh dikatakan telah naik dan me­nyandang banyak karakter khasnya dalam petualangan-pe­tualangan “pembuatan negara” ala pangeran yang mengisi sejarah politik zaman modern awal. Pembuatan negara adalah ikhtiar kompetisi perang dan politik, di mana semua dan beberapa otoritas-otoritas ke­pangeranan atau dinastik yang saling bersaing masing­masing mencari keunggulan dengan mengorbankan siapa­pun yang ia khawatirkan. Sebagai sebuah ikhtiar predatori (pada hakikatnya), cara-cara dan sarananya adalah penipuan dan pemaksaan. Beberapa otoritas kepangeranan dan dinas­tik mengemban eksistensi korporat, dengan kepentingan, kebijakan, dan pengorganisasian korporat; dan masing-ma­sing mereka terus-menerus saling salah paham dengan semua korporasi serupa lain yang terlibat dalam lini pe­tualangan yang sama. Di antara mereka juga terdapat kepangeranan Agama, termasuk Takhta Suci. Sasaran itu semua terpusat pada domini dan prestise kepangeranan, dan pada pemasukan pasif untuk personil sipil, militer, dan gereja; melalui usaha terencana orang-orang inilah jual-beli pembuatan negara dijalankan. Siapapun dari korporasi-korporasi dinastik ini bisa memperoleh domini dan prestise lebih jauh hanya de­ngan mengorbankan orang-orang lain sejenis mereka, dan hanya dengan mengorbankan populasi di bawah mereka. Tentu saja kehilangan, kerugian, atau ketidaknyamanan siapapun sama dengan keuntungan bagi yang lain; semua keuntungan adalah keuntungan diferensial. Saat itu, seperti sekarang, jual-beli dijalankan melalui peperangan dan dip­lomasi perang, yang selalu berubah menjadi pengeluaran nyawa dan harta-benda dari populasi semua pihak bertikai. Dari dulu sampai sekarang itu adalah ikhtiar intimidasi yang ujung-ujungnya mengambil jalan senjata—ultima ratio prin­cipum—dan dari dulu sampai sekarang bisnis selalu dikerja­kan berdasarkan kerugian dan ketidaknyamanan timbal­balik, hasilnya diputuskan oleh neraca kerugian dan kehi­langan; dari dulu sampai sekarang ongkos nyawa dan harta-benda menimpa populasi di bawah, sedangkan perolehan domini, prestise, dan barang-barang mengalir ke otoritas kepangeranan dan kelas-kelas piaraan. Seluruh jual-beli pembuatan negara ini luar biasa ambigu dan menjadi bab sejarah yang cukup keji. Dan Negara-negara yang dibuatnya adalah seperti yang dapat disangka. Itu ada­lah sebuah ikhtiar dalam kekalahan timbal-balik, tanpa merasa malu. Agar petualangan-petualangan kerugian, ke­bejatan, dan ketidaknyamanan ini dapat dibawa ke akhir yang pas, sebagaimana mereka umumnya, beberapa kor­porasi dinastik menuntut dan menjalankan usufruk total atas populasi bawah mereka dan semua kebiasaan dan pekerjaan mereka. Jadi usufruk total atas populasi bawah ini menjadi aset otoritas dinastik yang abadi dan tak dapat di­pindahtangankan, dengan Rahmat Tuhan. Lama-kelamaan, dan bahkan dalam waktu relatif pendek, dengan pemaksaan disiplin yang ketat dan tiada henti dan indoktrinasi, populasi bawah belajar untuk percaya bahwa usufruk kepangeranan atas diri dan properti mereka dengan Rahmat Tuhan adalah pasti benar dan baik, sudah sewajarnya. Melalui hukum dan kebiasaan, populasi bawah jadi berutang dan mengakui ke­setiaan pengabdian tak terbatas dan tanpa ragu kepada oto­ritas kepangeranan yang dalam usufruknya mereka dikuasai. Oleh karenanya, kesetiaan membudak telah menjadi bukan saja poin hukum tapi juga poin moral dan kehormatan. Demikianlah kekuatan kegunaan dan kebiasaan. Sudah sewajarnya, korporasi-korporasi kepangeranan yang berkompetisi ini selalu saling salah paham dan di­karuniai semangat permusuhan dan ketidakpercayaan luas, cocok dengan ikhtiar kerugian dan ketidaknyamanan timbal-balik yang menjadi alasan mereka diorganisir dan diper­lengkapi; dan dalam semua pengejaran malapetaka yang tekun ini, sudah dianggap biasa bahwa tidak ada tempat untuk keberatan macam apapun. Semua adalah wajar dalam perang dan politik. Ini adalah permainan pemaksaan dan penipuan. Konon ada kehormatan di kalangan pencuri, tapi kita tidak menantikan hal demikian di kalangan negarawan. Jadi semangat bernegara dinastik ini menyebar turun dan keluar melalui pembauran, melalui ajaran dan teladan, ke seluruh populasi bawah sampai mereka segera—semua dan beberapa—diikat bersama dalam pelayanan tuan-tuan pre­dator mereka oleh solidaritas berurat-akar dan tak ber­cermin berupa kesombongan nasional, ketakutan nasional, kebencian nasional, kejijikan nasional, dan ketaatan antusias membudak kepada otoritas yang diberi kuasa. Demikianlah kekuatan kegunaan dan kebiasaan, dan demikianlah residu-residu institusionalnya.
Judul asli : The Growth and Value of National Integrity<i=12O8K0dbX6wZeJA08fGrSo_C0cY6aXD6J 352KB>The Growth and Value of National Integrity
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Mei 2023
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Politik Kebangsaan Sebagai Gangsterisme yang Disucikan

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2023)